Minggu, 17 Juli 2022

Penyakit Mag

 

Luka pada Lambung akibat Penyakit Mag
Luka pada Lambung akibat Penyakit Mag

Penyebab penyakit mag dibedakan menjadi dua macam yaitu dikarenakan faktor  eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor dari luar tubuh yang dapat menyebabkan iritasi lambung, contohnya antara lain alkohol, infeksi bakteri atau virus, dan zat yang bersifat racun. Sedangkan faktor internal adalah pengeluaran zat asam lambung yang berlebihan dan tidak teratur. Meningkatnya asam lambung yang berlebihan disebabkan beberapa hal, antara lain (a) sering makan makanan asam atau pedas, (b) kebiasaan makan yang tidak teratur, (c) kondisi psikologis stres mental dan frustrasi.

Semua penyebab-penyebab tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ketahanan selaput lambung. Apabila keadaan tersebut dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya asupan makanan yang masuk, maka akan terjadi peningkatan asam lambung yang akan menyebabkan iritasi pada lambung, jika dibiarkan maka dapat menyebabkan tukak lambung.


A. Gejala

Adanya rasa sakit atau rasa penuh di daerah ulu hati, gangguan menelan, bersendawa, perut kembung, dan lain-lain adalah gejala dari mag.


B. Penanganan Mag

Tujuan penanganan penyakit mag yaitu menghilangkan nyeri tukak, mengobati tukak, mencegah kambuh kembali dan mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih serius. Jika melalui pemeriksaan dalam lambung pasien ditemukan adanya bakteri, maka perlu diberikan suatu antibiotik.

Obat-obat yang diberikan dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya: (1) Mengurangi produksi asam lambung: ranitidine dan omeprazol. (2) Menetralkan asam lambung: antasida. (3) Memberi perlindungan terhadap mukosa lambung: sukralfat. (4) Membunuh mikroorganisme Helicobacter pylori: klaritromisin, amoksisilin, dan metronidazol.


C. Jenis Sakit Mag dan Obat Mag

Sakit mag umumnya berlangsung singkat. Sedangkan mag kronis berlangsung bertahun-tahun, di mana tidak diketahui secara jelas penyebabnya. Penyakit gastritis yang kronis dapat dimulai dengan adanya infeksi suatu bakteri yang disebut dengan Helicobacter pylori, sehingga mengganggu pertahanan dinding mukosa. Gejalanya seperti hilangnya nafsu makan, rasa kenyang, nyeri ulu hati yang samar-samar, mual dan muntah. Secara garis besar, gastritis dibagi menjadi 2 kelompok.

1. Gastritis akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terbatas pada mukosa. Secara garis besar gastritis akut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu gastritis eksogen akut dan gastritis endogen akut. Bahan kimia, suhu, mekanis, dan iritasi bakteri adalah faktor-faktor penyebab gastritis eksogen akut. Sedangkan kelainan pada struktur lambung adalah penyebab dari gastritis endogen akut. Gastritis akut dapat dibedakan menjadi gastritis  akut erosif dan gastritis akut hemoragik. Gejala gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan tanpa gejala sampai dengan yang berat yang dapat menimbulkan kematian.

Sebagian kasus rata-rata yang dialami merupakan gejala yang ringan bahkan tanpa gejala. Keluhan yang sering dirasakan seperti nyeri timbul pada ulu hati, kadang-kadang disertai mual dan muntah. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi pada gastritis akut erosif pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang berat atau pengguna aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan antasida atau antagonis H2 sehingga dicapai pH lambung 4. Sebagian kecil pasien perlu dilakukan tindakan  yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa, contohnya dengan endoskopi, skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi. Pemberian antasida, antagonis H2, dan sukralfat.

2. Gastritis Kronis

Infeksi kuman Helicobacter pylori yang juga merupakan penyebab gastritis yang termasuk dalam kelompok gastritis kronis. Peningkatan aktivitas gastritis kronis ditandai dengan kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut.

Ada beberapa jenis gastritis kronis, antara lain sebagai berikut.

a. Apabila peradangan terbatas pada lamina propia mukosa superfisialis disebut gastritis kronis superfisialis.

b. Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai kerusakan sel-sel kelenjar  dalam lambung disebut gastritis kronis atrofik.

Menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi menjadi:

a. Gastritis kronis tipe A, di mana perubahan histopatologik terjadi pada kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses autoimun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.

b. Gastritis kronis tipe B, tipe ini merupakan tipe yang paling sering dijumpai, yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman Helicobacter pylori.

c. Gastritis  multifokal atau tipe AB merupakan gastritis yang distribusi kerusakan jaringan lambung telah menyebar ke seluruh bagian lambung.


D.  Pencegahan Penyakit Mag

Penyakit mag dapat disembuhkan tetapi tidak dapat sembuh total. Mag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Tetapi mag dapat dicegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan, dan tidak jajan sembarangan.

 

Referensi:

Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 

Baca juga:

Sistem Pencernaan Manusia

01

 Sistem Pencernaan Manusia

02

 Nutrisi

03

 Mengidentifikasi Bahan Makanan pada Produk Kemasan

04

 Kebutuhan Energi

05

 Kalorimeter

06

 Jenis Nutrisi

07

 Mengidentifikasi Bahan Makanan yang Mengandung Lemak

08

Menguji Kandungan Lemak pada Camilan

09

 Uji Bahan Makanan

10

 Uji Kandungan Vitamin C pada Buah

11

 Diet Cokelat

12

 Organ Pencernaan Utama Manusia

13

 Model Penyerapan di Usus Halus

14

 Tekanan dalam Saluran Pencernaan

15

 Organ Pencernaan Tambahan pada Manusia

16

 Percobaan Pencernaan Kimiawi di Rongga Mulut

17

 Organ Pencernaan Enzim yang dihasilkan dan Fungsinya

18

 Gangguan Sistem Pencernaan

19

 Penyakit Mag

Tidak ada komentar: