Luka pada Lambung akibat Penyakit Mag |
Penyebab penyakit mag dibedakan menjadi dua macam yaitu dikarenakan faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor dari luar tubuh yang dapat menyebabkan iritasi lambung, contohnya antara lain alkohol, infeksi bakteri atau virus, dan zat yang bersifat racun. Sedangkan faktor internal adalah pengeluaran zat asam lambung yang berlebihan dan tidak teratur. Meningkatnya asam lambung yang berlebihan disebabkan beberapa hal, antara lain (a) sering makan makanan asam atau pedas, (b) kebiasaan makan yang tidak teratur, (c) kondisi psikologis stres mental dan frustrasi.
Semua penyebab-penyebab tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
ketahanan selaput lambung. Apabila keadaan tersebut dibiarkan secara terus
menerus tanpa adanya asupan makanan yang masuk, maka akan terjadi peningkatan
asam lambung yang akan menyebabkan iritasi pada lambung, jika dibiarkan maka
dapat menyebabkan tukak lambung.
A. Gejala
Adanya rasa sakit atau rasa penuh di daerah ulu hati, gangguan
menelan, bersendawa, perut kembung, dan lain-lain adalah gejala dari mag.
B. Penanganan Mag
Tujuan penanganan penyakit mag yaitu menghilangkan nyeri tukak,
mengobati tukak, mencegah kambuh kembali dan mengurangi terjadinya komplikasi
yang lebih serius. Jika melalui pemeriksaan dalam lambung pasien ditemukan
adanya bakteri, maka perlu diberikan suatu antibiotik.
Obat-obat yang diberikan dikelompokkan berdasarkan mekanisme
kerjanya: (1) Mengurangi produksi asam lambung: ranitidine dan omeprazol. (2) Menetralkan
asam lambung: antasida. (3) Memberi perlindungan terhadap mukosa lambung:
sukralfat. (4) Membunuh mikroorganisme Helicobacter pylori: klaritromisin,
amoksisilin, dan metronidazol.
C. Jenis Sakit Mag dan
Obat Mag
Sakit mag umumnya berlangsung singkat. Sedangkan mag kronis
berlangsung bertahun-tahun, di mana tidak diketahui secara jelas penyebabnya.
Penyakit gastritis yang kronis dapat dimulai dengan adanya infeksi suatu
bakteri yang disebut dengan Helicobacter pylori, sehingga mengganggu pertahanan
dinding mukosa. Gejalanya seperti hilangnya nafsu makan, rasa kenyang, nyeri
ulu hati yang samar-samar, mual dan muntah. Secara garis besar, gastritis
dibagi menjadi 2 kelompok.
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya
terbatas pada mukosa. Secara garis besar gastritis akut dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu gastritis eksogen akut dan gastritis endogen akut. Bahan kimia,
suhu, mekanis, dan iritasi bakteri adalah faktor-faktor penyebab gastritis
eksogen akut. Sedangkan kelainan pada struktur lambung adalah penyebab dari
gastritis endogen akut. Gastritis akut dapat dibedakan menjadi gastritis akut erosif dan gastritis akut hemoragik.
Gejala gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
tanpa gejala sampai dengan yang berat yang dapat menimbulkan kematian.
Sebagian kasus rata-rata yang dialami merupakan gejala yang
ringan bahkan tanpa gejala. Keluhan yang sering dirasakan seperti nyeri timbul
pada ulu hati, kadang-kadang disertai mual dan muntah. Diagnosis dilakukan dengan
pemeriksaan gastroduodenoskopi pada gastritis akut erosif pada setiap pasien
dengan keadaan klinis yang berat atau pengguna aspirin atau obat anti-inflamasi
non-steroid.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan antasida atau
antagonis H2 sehingga dicapai pH lambung 4. Sebagian kecil pasien
perlu dilakukan tindakan yang bersifat
invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa, contohnya dengan
endoskopi, skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi.
Pemberian antasida, antagonis H2, dan sukralfat.
2. Gastritis Kronis
Infeksi kuman Helicobacter pylori yang juga merupakan penyebab
gastritis yang termasuk dalam kelompok gastritis kronis. Peningkatan aktivitas
gastritis kronis ditandai dengan kehadiran granulosit netrofil pada daerah
tersebut.
Ada beberapa jenis gastritis kronis, antara lain sebagai
berikut.
a. Apabila peradangan terbatas pada lamina propia mukosa
superfisialis disebut gastritis kronis superfisialis.
b. Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai
kerusakan sel-sel kelenjar dalam lambung
disebut gastritis kronis atrofik.
Menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi
menjadi:
a. Gastritis kronis tipe A, di mana perubahan histopatologik
terjadi pada kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses autoimun
dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.
b. Gastritis kronis tipe B, tipe ini merupakan tipe yang paling
sering dijumpai, yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman Helicobacter
pylori.
c. Gastritis multifokal
atau tipe AB merupakan gastritis yang distribusi kerusakan jaringan lambung
telah menyebar ke seluruh bagian lambung.
D. Pencegahan Penyakit Mag
Penyakit mag dapat disembuhkan tetapi tidak dapat sembuh total.
Mag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila penderita tidak makan teratur,
terlalu banyak makan, atau sebab lain. Tetapi mag dapat dicegah, yaitu dengan
cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan, dan tidak
jajan sembarangan.
Referensi:
Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Sistem Pencernaan Manusia | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar