Masih
ingatkah kamu bahwa makanan diperlukan oleh tubuh untuk memasok energi? Makanan
diproses dalam tubuh melalui empat tahap
yaitu: ingesti (proses memasukkan makanan ke dalam mulut), digesti (pencernaan), absorpsi (penyerapan),
dan defekasi (pengeluaran). Pada saat makanan masuk ke dalam mulut, proses
pencernaan dimulai. Pencernaan merupakan proses memecah makanan menjadi molekul
kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh melalui pembuluh darah. Selanjutnya,
molekul makanan dari darah masuk ke
dalam sel melintasi membran sel. Molekul yang tidak digunakan dan dibutuhkan
oleh tubuh akan dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi seperti keringat
dan urine. Makanan yang tidak tercerna berupa feses akan dibuang melalui anus,
proses ini disebut defekasi.
Pencernaan
makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanis dan pencernaan
kimiawi. Pencernaan mekanis terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur, dan
diremas. Pencernaan mekanis salah satu contohnya terjadi di dalam mulut yaitu
pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pada pencernaan kimiawi, terjadi
reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih
kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan dan dibantu
oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase pada mulut. Perhatikan
Gambar 4.10!
Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ utama berupa saluran pencernaan dan organ aksesori (tambahan). Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan yang dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan berakhir di anus. Perhatikan Gambar 4.11!
Lidah, gigi, kelenjar air ludah (kelenjar saliva), hati, kantung empedu, dan pankreas merupakan organ aksesori yang membantu pencernaan mekanis dan kimiawi. Kelenjar pencernaan adalah organ aksesori yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Untuk lebih jelasnya akan kamu pelajari sistem pencernaan yang meliputi saluran pencernaan dan organ aksesori antara lain sebagai berikut.
a. Mulut
Masih
ingatkah kamu bahwa pencernaan ingesti terjadi di mulut? Perhatikan Gambar
4.12! Di dalam mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Air liur
mengandung mukosa atau lendir,
senyawa yang berfungsi sebagai anti bakteri, dan enzim amilase atau
dikenal dengan enzim ptialin. Enzim ini akan memecah molekul amilum menjadi
molekul maltosa. Di dalam mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanis dan
kimiawi.
Ayo, Kita Pikirkan!
Coba
pikirkan bagian mulut manakah yang berperan dalam pencernaan secara mekanis dan
kimiawi? Coba jelaskan jawabanmu!
Jawab: Bagian mulut yang
berperan dalam pencernaan secara mekanis adalah gigi dan lidah, dalam mulut
makanan dikunyah dan dihancurkan oleh gigi, kemudian dicampur dengan bantuan lidah. Pencernaan
kimia terjadi ketika reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan
menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada mulut dilakukan oleh
enzim ptialin/amilase yang terkandung dalam air liur, enzim ptialin membantu
mengubah amilum menjadi maltosa.
Ayo, Kita Diskusikan
Masih
ingatkah kamu materi tentang gaya (F) dan tekanan (p)? Perhatikan struktur gigi
pada Gambar 4.12! Bersama kelompokmu, coba analisislah keterkaitan antara luas
permukaan (A) pada gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham dengan tekanan (p)
yang dihasilkan, serta fungsi dari masing-masing jenis gigi saat melakukan
pencernaan secara mekanis!
Jawab: Konsep tekanan: semakin kecil luas permukaan, semakin besar tekanan yang dihasilkan.
a. Gigi seri memiliki luas permukaan yang
kecil dan panjang, sehingga tekanannya besar dan cocok untuk memotong
makanan.
b. Gigi taring
memiliki luas permukaan yang runcing sehingga tekanannya sangat besar dan cocok
untuk mencabik makanan.
c. Gigi geraham
memiliki luas permukaan yang besar, sehingga tekanannya tidak sebesar tekanan
yang dihasilkan gigi seri dan gigi taring. Gigi geraham cocok untuk melumatkan
makanan.
b. Kerongkongan (Esofagus)
Setelah
melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk ke dalam tekak
(faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga
mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring terdapat
katup pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju ke esofagus (kerongkongan).
Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang
mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan
peristaltik. Perhatikan Gambar 4.13!
c. Lambung
Setelah
dari esofagus makanan masuk ke lambung. Perhatikan Gambar 4.14! Di dalam
lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis otot lambung
berkontraksi mengaduk-aduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah lambung. Getah
lambung mengandung asam klorida (HCl), enzim pepsin, dan enzim renin. HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan dalam
lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat membunuh kuman yang masuk bersama
makanan. Enzim pepsin akan menghidrolisis (memecah) protein menjadi pepton
(campuran dari polipeptida dan asam amino). Enzim renin akan mengendapkan
protein kasein yang terdapat dalam susu.
Setelah melalui proses pencernaan selama 2-4 jam di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus dua belas jari. Pengaturan ini dibantu oleh adanya sfingter, yaitu otot-otot yang tersusun melingkar antara lambung dan usus dua belas jari.
d. Usus Halus
Perhatikan
Gambar 4.15! Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Usus halus terdiri
atas tiga bagian yaitu, usus 12 jari (duodenum) dengan panjang sekitar 0,25
meter, usus tengah (jejunum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus
penyerapan (ileum) dengan panjang sekitar 1 meter.
Dalam usus halus terjadi pencernaan secara kimiawi saja. Pada duodenum terdapat saluran yang terhubung dengan kantung empedu dan pankreas. Getah pankreas mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin. Enzim lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Amilase akan mencerna amilum menjadi maltosa. Tripsin akan mencerna protein menjadi polipeptida. Getah empedu yang dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak yakni membuat lemak agar larut dalam air.
Pencernaan
makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir
sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat
makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap.
Penyerapan
zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam
amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh darah
menuju hati dan diedarkan ke seluruh tubuh. Glukosa dalam hati selanjutnya
disimpan dalam bentuk glikogen. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut
dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh pembuluh
getah bening menuju hati, kemudian disimpan dalam jaringan lemak.
Setelah
kamu melakukan Aktivitas 4.5 kamu dapat melihat analogi peristiwa penyerapan
yang terjadi dalam usus halus. Struktur usus manusia memiliki lipatan-lipatan,
baik bagian luar maupun bagian dalam, yang berfungsi untuk memperluas bidang
penyerapan. Perhatikan Gambar 4.16!
Semakin luas bidang permukaan bagian dalam usus, semakin banyak vili yang terdapat akan menyebabkan proses penyerapan yang terjadi juga akan semakin efektif. Maha Suci Tuhan yang telah merancang struktur usus halus seperti itu. Bayangkan apabila struktur usus datar, maka penyerapannya juga tidak efektif dan membutuhkan waktu yang sangat lama, akibatnya kita akan kekurangan pasokan nutrisi.
d. Usus Besar
Usus
besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon asendens
(naik), kolon transversum (mendatar), dan kolon desendens (menurun) dan
berakhir pada anus. Di antara usus halus
dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Perhatikan Gambar 4.17! Pada ujung
sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (apendiks) yang berisi
massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai zat-zat sisa. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Zat sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya selulosa.
Usus
besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa
makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air
tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar
akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar
terdapat banyak sekali bakteri
Escherichia coli yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut.
Bakteri Escherichia coli mampu membentuk
vitamin K dan B12.
Sisa
makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut
tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
Referensi:
Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Sistem Pencernaan Manusia | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar