Setelah kamu mempelajari peran tanah bagi kehidupan, tentu sekarang kamu telah menyadari bahwa tanah begitu penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di bumi. Apabila tanah hanya digunakan untuk keperluan manusia, tetapi tidak dijaga dengan baik, akan menurunkan kualitas kesuburan tanah. Hilangnya mineral-mineral penting dalam tanah serta mikroorganisme yang ada di dalamnya merupakan tanda berkuranganya kualitas tanah.
Terdapat beberapa penyebab berkurangnya kualitas
tanah, di antaranya adalah erosi yang menyebabkan hilangnya nutrisi tanah,
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sehingga menyebabkan pencemaran tanah,
pertanian monokultur (pertanian satu jenis tanaman) yang berulang dalam jangka
waktu lama, serta pencemaran tanah akibat sampah yang sulit terurai. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya menjaga kelestarian tanah agar tanah di
lingkunganmu tetap subur dan terjaga. Berikut ini beberapa upaya untuk menjaga
kelestarian tanah.
1. Pengelolaan Tanah Menggunakan Tanaman Penutup Tanah dan Pengelolaan Lahan Miring untuk Mengurangi Erosi
Upaya untuk menjaga agar nutrisi dan mineral
penting dalam tanah tidak terbawa oleh aliran air akibat erosi dapat dilakukan
dengan menggunakan tanaman penutup atau melakukan reboisasi. Perhatikan Gambar di
bawah! Adanya tanaman penutup tanah berfungsi untuk menahan air hujan agar
tidak langsung mengenai permukaan tanah. Dengan demikian, dapat mengurangi
pengikisan tanah dan mempertahankan produktivitas tanah. Masih ingatkah kamu dengan
Aktivitas tentang peran tumbuhan dalam mencegah erosi tanah?
Gambar Reboisasi Hutan |
Pengolahan lahan untuk mengurangi erosi dapat dibuat dengan penterasan lahan miring (terasering), yaitu mengubah permukaaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat. Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat kecepatan aliran air di permukaan. Selain itu, untuk menampung dan mengalirkan aliran air permukaan sehingga memungkinkan penyerapan oleh tanah. Dengan demikian, terasering dapat mengurangi erosi. Perhatikan Gambar berikut!
Gambar Terasering pada Sawah |
2. Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia
Penggunaan pupuk kimia pada takaran dan waktu yang tepat memang dapat meningkatkan produksi pertanian. Oleh karena, senyawa di dalam pupuk kimia merupakan senyawa sederhana yang dapat langsung diserap oleh tumbuhan. Namun, jika pemupukan kimia dilakukan secara terus-menerus dan berlebihan, akan berpotensi mencemari tanah atau dapat menurunkan kualitas tanah. Pupuk kimia atau pupuk buatan merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan anorganik dengan komposisi zat tertentu yang diproses secara kimia.
Upaya untuk mengurangi dampak penggunaan
pupuk kimia adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan
pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa
tanaman, hewan, dan manusia. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk
hijau, pupuk kandang, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan
pertanian, dan limbah kota (sampah). Pupuk organik berasal dari bahan yang
dapat terurai dan dapat memperbaiki struktur tanah serta menjaga populasi
mikroorganisme tanah sehingga menjaga kualitas tanah dalam jangka panjang.
Gambar Pupuk Organik |
3. Pengolahan Tanah yang Tepat untuk Pertanian Monokultur
Pertanian monokultur merupakan penanaman satu jenis tumbuhan pada suatu lahan dalam jangka waktu tertentu atau sesuai dengan umur tanaman. Misalnya penanaman padi, jagung, kedelai, tebu, dan tanaman budi daya lainnya. Tahukah kamu, apabila pertanian monokultur ini dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah yang tepat maka dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Lahan yang ditanami satu jenis tumbuhan cenderung mengurangi keanekaragaman hayati pada lahan tersebut termasuk mikrorganisme di dalam tanah.
Salah satu upaya pengolahan tanah yang tepat untuk
pertanian monokultur adalah dengan dilakukan pergiliran tanaman. Lahan yang
biasa ditanami padi, pada musim kemarau dapat ditanami tanaman palawija atau
tanaman yang dapat mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri
Rhizobium. Tanaman yang termasuk kelompok ini yaitu tanaman kacang-kacangan
seperti kacang tanah, kedelai, buncis, kacang hijau dan kara. Dengan demikian,
ketersediaan unsur hara pada lahan tersebut dapat terjaga tanpa penambahan
pupuk kimia yang berbahaya dan berpotensi mengurangi tingkat kesuburan tanah.
4. Daur Ulang Sampah
yang Sulit Terurai
Sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaca, logam berpotensi mengurangi tingkat kesuburan tanah. Mikroorganisme dalam tanah memang dapat menguraikan sampah-sampah tersebut, namun membutuhkan waktu yang sangat lama. Apabila tidak ada pengolahan sampah yang tepat, akan terjadi penumpukan sampah yang sulit terurai, akibatnya tanah menjadi tidak subur. Upaya yang dapat kamu lakukan di antaranya dengan memisahkan antara sampah yang mudah terurai dengan sampah yang sulit terurai.
Sampah yang sulit terurai seperti plastik,
kaleng, atau kaca dapat kamu daur ulang menjadi barang-barang yang berguna
seperti pada Gambar di bawah. Selain dapat membantu menjaga kelestarian tanah,
kamu juga dapat mengubah barang bekas menjadi barang yang memiliki nilai
ekonomi. Nah, sebagai siswa yang peduli lingkungan coba gunakan kreativitasmu
untuk membuat sampah-sampah yang sulit terurai menjadi barang-barang yang lebih
berguna dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Gambar Hasil Daur Ulang Sampah |
Referensi:
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar