Sinar matahari dari jendela |
Cobalah
kalian mendekati salah satu jendela yang ada di rumah pada waktu siang hari
yang terik. Pilihlah posisi di dekat jendela di mana sinar Matahari paling
optimal ditangkap oleh kulit tangan kalian. Apakah kalian merasakan panas?
Mengapa kulit kalian merasakan panas? Mengapa sinar Matahari pada siang hari
menyebabkan kulit terasa panas? Apa yang dihantarkan atau dibawa sinar Matahari
sehingga menyebabkan kulit terasa panas?
1. Apakah Kalor Itu Sama
dengan Suhu?
Selain
percobaan sederhana di atas, kalian mungkin pernah berdiri atau duduk-duduk
bersama teman di dekat api unggun lalu badan kalian terasa hangat? Mengapa bisa
demikian? Ketika itu energi yang menyebakan panas yang dibawa oleh sinar
Matahari maupun api unggun mengalir ke kulit kalian.
Energi tersebut mengalir dari benda bersuhu tinggi (api unggun) ke benda bersuhu rendah (kulit). Energi tersebut dikenal sebagai kalor. Kalor secara alamiah mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih rendah (dingin). Kalor tidak sama dengan suhu. Suhu adalah sifat suatu benda yang muncul setelah diberikan energi kalor. Terlepas benda tersebut suhunya menjadi tinggi atau tidak. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang diterima atau dilepaskan suatu benda.
Kalor diukur dalam satuan kalori. Satu kalori adalah jumlah
energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 0C dari 1 gram
air. Satuan kalor dalam SI adalah Joule. Satu kalori sama dengan 4,184 Joule,
dan sering dibulatkan menjadi 4,2 Joule.
2. Kenapa Benda yang
Berbeda Nilai Suhunya Tidak Sama Ketika Diberikan Kalor yang Sama?
Pernahkah
kalian memperhatikan di siang hari yang begitu terik, air yang berada di kolam,
sungai atau danau tetap terasa dingin? Sedangkan aspal di jalan terasa begitu
panas? Padahal mendapatkan terik Matahari yang sama. Mengapa bisa demikian?
Apakah masing-masing benda atau zat memiliki kemampuan menyerap kalor yang
berbeda-beda?
Air
termasuk zat yang memiliki kalor jenis tinggi yang dapat menyerap banyak energi
kalor dengan hanya sedikit perubahan suhu. Apa itu kalor jenis? Kalor jenis
adalah jumlah energi panas yang diperlukan oleh 1 kg bahan tertentu untuk
menaikkan suhunya sebesar 1 Kelvin.
Setiap
bahan atau zat memiliki kalor jenis yang berbeda. Satuan kalor jenis adalah
Joule per kilogram per Kelvin [J/(kg.K)], atau dalam Joule per kilogram per
derajat Celsius [J/(kg.0C)]. Mengapa bisa sama? Hal ini dikarenakan
bahwa perubahan suhu 1 Kelvin sama dengan 1 derajat Celsius.
Menurut
kalian kenapa masing-masing benda bisa memiliki kalor jenis yang berbeda-beda?
Apakah ada hubungannya dengan atom-atom atau molekul benda atau zat tersebut?
Kalor Jenis Beberapa Bahan |
Tabel diatas menunjukkan bahwa kalor jenis air lebih tinggi dibandingkan dengan kalor jenis beberapa bahan lainnya. Air, alkohol dan bahan-bahan lain yang memiliki kalor jenis tinggi dapat menyerap banyak energi panas dengan sedikit perubahan suhu.
3. Bagaimana Menghitung
Besar Kalor?
Keluarga
kalian memiliki daging sapi mentah yang begitu banyak. Daging tersebut tidak
akan habis dimasak dan dimakan oleh keluarga kalian sampai dua hari. Orang tua
kalian kemudian menyimpannya di dalam lemari es agar daging tersebut awet.
Informasi apa yang diperlukan oleh orang tua kalian agar penyimpanan daging
tersebut sesuai yang diharapkan? Adakah hubungannya dengan suhu dan kalor?
Pada
suhu berapa daging sapi tersebut di simpan di lemari es agar tetap awet selama
beberapa hari? Bagaimana kita dapat mengetahui energi panas yang dilepaskan
untuk mendapatkan suhu tersebut? Penurunan suhu karena disebabkan lepasnya
kalor pada suatu benda tidak dapat diukur secara langsung.
Sekarang
anggap saja daging sapi tersebut 10 kg dan suhu ruang adalah sekitar 27 oC.
Agar daging tersebut membeku diperlukan suhu sebesar –10 oC. Kalian
dan orang tua kalian sebenarnya sudah memiliki cukup informasi untuk menemukan
kalor yang dikeluarkan oleh daging menggunakan persamaan di bawah ini.
Perubahan Energi Panas
= Massa × Kalor Jenis × Perubahan Suhu
Q = m . c . ΔT
m
adalah massa daging, c adalah kalor jenis daging, dan Δ (baca: delta) berarti
“perubahan,” jadi “delta T” adalah perubahan suhu. “Perubahan” yang ditunjukkan
oleh Q, merupakan simbol perubahan energi panas (benda menerima kalor atau
melepas kalor).
ΔT = Takhir
– Tawal
Apabila
delta T positif, Q juga positif. Ini berarti bahwa benda mengalami kenaikan
suhu dan mendapat energi panas (menerima kalor). Apabila delta T negatif, Q
juga negatif. Benda kehilangan energi panas (melepas kalor) dan mengalami
penurunan suhu.
Pada
kasus daging sapi di atas adalah peristiwa melepas energi panas. Ayo kita
hitung kalor yang dilepaskan daging sapi tersebut. Langkah-langkah penyelesaian
yang dapat kalian lakukan adalah sebagai berikut.
Informasi yang
diketahui adalah:
Massa daging, m = 10
kg
Kalor jenis, C, daging
sapi adalah 3.500 J/(kg.K)
Suhu awal, Tawal
= 27 °C
Suhu akhir, Takhir
= –10 °C
ΔΤ = –10 °C – 27 °C =
–37 °C = –37 K
Apa yang ditanyakan?
Perubahan energi panas
(kalor yang dilepas), Q
Gunakan persamaan Q =
m × c × ΔΤ
Penyelesaian:
Q = m × c × (Takhir
– Tawal)
= 10 kg × 3.500 J/(kg.K) × (-37 K)
= –1.295.000 J = –1.295 kJ
Untuk membekukan
daging hingga suhu –10°C diperlukan energi sebesar 1.295 kJ. Besar energi
tersebut dapat dikonversi menjadi besaran energi listrik, sehingga kalian
mengetahui berapa besar listrik yang diperlukan pada lemari es yang diperlukan
untuk membekukan daging sapi tersebut.
4. Perpindahan Kalor
Posisi batang korek yang berbeda-beda pada lilin yang sedang menyala |
Pada
Aktivitas seperti gambar diatas, kalian telah mendapati bahwa nyala
masing-masing batang korek berbeda-beda. Mengapa bisa terjadi demikian? Apakah
kalian menemukan perpindahan kalor dari api lilin ke ujung batang korek? Bagaimanakah
cara kerjanya?
Jika
kalian perhatikan lebih teliti pada percobaan Aktivitas seperti gambar di atas,
terdapat beberapa cara perpindahan kalor yang terjadi. Pada dasarnya kalor
berpindah melalui tiga cara yang disebut sebagai konduksi, konveksi dan
radiasi.
Berikut
akan diuraikan ketiga cara perpindahan kalor tersebut. Coba pahami dengan
seksama perbedaan di antara ketiganya.
a. Konduksi
Saat
Ibu kalian menyetrika baju, bagian bawah setrika yang panas bersentuhan
langsung dengan kain. Kalor berpindah dari bagian bawah setrika yang terbuat
dari logam ke kain. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi. Perhatikan
mekanisme perpindahan kalor secara konduksi pada Gambar berikut.
Gambar Perpindahan kalor secara konduksi pada logam |
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui suatu bahan tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikel pada bahan tersebut. Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula.
Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut
konduktor. Bahan yang menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator.
Seperti pada bagian bawah setrika, bahan logam termasuk konduktor. Kayu dan
plastik termasuk isolator.
Berbagai
peralatan rumah tangga yang memanfaatkan sifat konduktivitas bahan, terlihat
pada Gambar berikut ini.
Gambar Berbagai benda (a) konduktor dan (b) isolator. |
b. Konveksi
Telah
kita ketahui bahwa air merupakan bahan isolator. Namun, ketika memasak air,
setelah bagian bawah panci dipanaskan beberapa saat, ternyata permukaan air
juga ikut panas bahkan mendidih. Hal tersebut menunjukkan bahwa air dapat
menjadi konduktor panas ketika diberikan kalor yang cukup. Berarti, ada cara
perpindahan panas yang berbeda dari yang sebelumnya atau konduksi. Perpindahan
kalor yang seperti itu dikenal sebagai konveksi.
Saat
air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas, kumpulan partikel air memuai
sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik, digantikan dengan partikel air
dingin (yang lebih berat) dari bagian atas. Dengan cara ini, panas dari air
bagian bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses perambatan
energi panas pada air tersebut disebut konveksi. Pola aliran partikel air
tersebut membentuk arus konveksi.
Gambar Konveksi saat memasak air. |
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu bagian ke bagian yang lain bersama dengan gerak fisik dari partikel-parikel bendanya. Konveksi juga dapat terjadi pada aliran udara panas atau asap yang dihasilkan oleh nyala api. Ingatkah kalian saat membakar kayu ketika api unggun? Asap dari hasil pembakaran kayu tersebut membuat suhu udara di atasnya menjadi lebih panas.
c. Radiasi
Saat
kalian bermain bersama kawan di tengah hari yang cerah, kalian merasakan
panasnya Matahari pada wajah kalian. Bagaimana kalor yang dipancarkan Matahari
dapat sampai ke wajah kalian? Bukankah jaraknya berjuta-juta kilometer dan
melewati ruang hampa udara? Dalam ruang hampa tidak ada materi yang dapat
memindahkan kalor secara konduksi dan konveksi. Jadi, perpindahan kalor dari
Matahari sampai ke Bumi dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa membutuhkan zat
perantara atau medium.
Gambar Kalor berpindah dari Matahari hingga ke Bumi melalui radiasi. |
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Victoriani Inabuy, Dkk. ISBN: 978-602-244-384-1 (Jilid-1).
Gambar sinar matahari dari jendela oleh wallhere.com
Baca juga:
Suhu, Kalor, dan Pemuaian | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar