Jumat, 07 Oktober 2022

Tradisi Masyarakat Tegal Memanfaatkan Gerak Bulan

 

Perayaan Rabu Pungkasan di Lebaksiu, Kabupaten Tegal
Perayaan Rabu Pungkasan di Lebaksiu, Kabupaten Tegal

Pada kegiatan kali ini, kalian akan mencari tahu mengenai bagaimana masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal kalian memanfaatkan adanya Bulan.


Kegiatan Penyelidikan:

1. Tanyakan pada orang tua atau guru kalian mengenai hal-hal yang biasanya dilakukan masyarakat di sekitar untuk memanfaatkan berbagai aktivitas Bulan. Tanyakan juga orang-orang yang tepat untuk dijadikan sumber belajar dan dapat diwawancarai.

2. Kunjungi tokoh yang direkomendasikan orang tua atau guru kalian. Lakukanlah wawancara untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai pemanfaatan Bulan yang dilakukannya.

3. Untuk membantu melakukan wawancara, kalian dapat menggunakan daftar pertanyaan berikut. Kalian juga bisa mengembangkan pertanyaan sendiri.

Daftar Pertanyaan Wawancara:

a. Apa yang biasanya dilakukan masyarakat untuk memanfaatkan adanya Bulan?

b. Bagaimana hal ini dilakukan?

c. Adakah tantangan yang dihadapi saat melakukan aktivitas ini?

d. Dapatkah aktivitas tersebut dilakukan tanpa pengetahuan yang cukup tentang Bulan?

 

Artikel

TRADISI RABU PUNGKASAN

 

Rabu Pungkasan / Rebo Wekasan / Rebo Pungkasan merupakan event tahunan yang dilaksanakan pada hari rabu terakhir di bulan Safar. Yang konon kata orang-orang jaman dahulu merupakan bulan kesialan.

Namun bagi kami semua bulan adalah baik. Betul? Bagi yang sudah familiar dengan acara ini mungkin merupakan event biasa, namun siapa sangka di balik event ini ada banyak hal menarik yang bisa kita gali. Apa saja? Yuk simak tulisan kami.

Ada beberapa titik perayaan Rabu Pungkasan ini, pertama di Suradadi dan yang kedua di Lebaksiu. Untuk yang di daerah Suradadi, acaranya adalah pengajian, sedangkan untuk event pasar kagetnya ada di Lebaksiu.

Dahulu, Rabu Pungkasan di Lebaksiu, tepatnya di Lebaksiu Lor diidentikan dengan ajang "ngalap jodoh". Biasanya untuk "ngalap jodoh", beberapa warga pendatang melakukan do’a di makam yang ada dipuncak Bukit Sitanjung sebelah selatan, kemudian ritual terakhir adalah mandi besar di Sungai Gung. Itu dulu, namun pada sekitar tahun 1990-an lebih banyak pengunjung yang berwisata dan berbelanja.

Acara ini terbilang sederhana, namun mempunyai magnet yang luar biasa. Terlebih jika melewati jalan raya Lebaksiu di atas jam 10.00 WIB hingga jam 14.00 WIB, arusnya padat karena banyaknya pengunjung yang berdatangan. Tak ayal lagi, banyak rumah warga yang dijadikan lahan parkir dadakan.

Jika diurutkan tempat keramaian, maka keramaian dimulai dari Tikungan Patung GBN Lebaksiu. Di sini, kita bisa menjumpai aneka kuliner seperti mie ayam, martabak, tahu aci, tahu upil, dan kuliner-kuliner ringan lainnya. Lebih ke dalam lagi mulai banyak yang berjualan pakaian, alat rumah tangga, mainan anak dan permainan-permainan ketangkasan di sepanjang jalan beraspal hotmix ini.

Di jalan dekat sungai, mulai banyak kuliner khas pegunungan, yaitu manisan pepaya yang berwara warni. Warnanya merah, kuning, dan hijau. Ada juga manisan buah ceremai yang rasanya asem-asem manis. Kedua kuliner tersebut merupakan "jajanan tradisional kuno", ini hampir selalu berdampingan. Pada hari biasa, kita hanya bisa membeli manisan papaya dan manisan buah ceremai di daerah Guci.

Untuk dapat masuk ke areal utama event ini, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk. Namun jika kita datang siang hari sekitar jam 14.00 WIB, biasanya pengunjung akan digratiskan.

Sebenarnya apa saja yang membuat ramai di Rabu Pungkasan selain para pedagang? Biasanya ada hiburan seperti dangdut atau komidi putar, ada juga yang ingin naik ke bukit, adapula yang berziarah. Jadi bisa dibayangkan dari Patung GBN hingga Jembatan Sunglon penuh sesak dengan lautan manusia yang rata-rata merupakan pendatang. Sedangkan penduduk sekitar lebih suka datang ketika sore hari.

Itu adalah salah satu tradisi yang ada di kabupaten Tegal yang berkenaan dengan Rebo Wekasan. Melihat antusiasme para pengunjung, masyarakat Tegal seakan selalu menanti event ini. Bagaimana? Apakah Anda merasa penasaran? Silahkan datang ke Tegal setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dan Anda akan merasakan betapa uniknya tradisi ini. Pada Tahun 2022 jatuh pada Rabu 21 September 2022.

 

Referensi

Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Victoriani Inabuy, Dkk. ISBN: 978-602-244-384-1 (Jilid-1)

https://wisatategal.com/event tradisi rabu pungkasan.html

Baca juga:

Bumi dan Tata Surya

01

Sistem Tata Surya (Solar System)

02

Delapan Planet dalam Tata Surya

03

Planet Terestrial

04

Planet Raksasa Gas

05

Satelit

06

Planet Kerdil

07

Asteroid

08

Meteor, Meteorit, dan Meteoroid

09

Komet

10

Rotasi Bumi dan Akibatnya

11

Pergerakan Revolusi Bumi dan Akibatnya

12

Bulan Sebagai Satelit Bumi

13

Pengaruh Gerak Bulan terhadap Kehidupan Manusia

14

Satelit Bumi Selain Bulan

15

Mengenal Matahari Lebih Dekat

16

Peran Matahari dalam Kehidupan Manusia

17

Model Tata Surya

18

Lompatan di Tata Surya

19

Uji Sistem Tata Surya

20

Mengamati Perubahan Waktu Siang dan Malam

21

Kehidupan di Daerah Kutub

22

Pengamatan Fase Bulan

23

Tradisi Masyarakat Tegal Memanfaatkan Gerak Bulan

24

Uji Bumi dan Satelitnya

25

Bintang Tetangga Matahari

26

Uji Mengenal Matahari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar