Perayaan Rabu Pungkasan di Lebaksiu, Kabupaten Tegal |
Pada kegiatan kali ini, kalian akan mencari tahu mengenai bagaimana masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal kalian memanfaatkan adanya Bulan.
Kegiatan Penyelidikan:
1.
Tanyakan pada orang tua atau guru kalian mengenai hal-hal yang biasanya
dilakukan masyarakat di sekitar untuk memanfaatkan berbagai aktivitas Bulan.
Tanyakan juga orang-orang yang tepat untuk dijadikan sumber belajar dan dapat
diwawancarai.
2.
Kunjungi tokoh yang direkomendasikan orang tua atau guru kalian. Lakukanlah
wawancara untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai pemanfaatan Bulan
yang dilakukannya.
3.
Untuk membantu melakukan wawancara, kalian dapat menggunakan daftar pertanyaan
berikut. Kalian juga bisa mengembangkan pertanyaan sendiri.
Daftar
Pertanyaan Wawancara:
a.
Apa yang biasanya dilakukan masyarakat untuk memanfaatkan adanya Bulan?
b.
Bagaimana hal ini dilakukan?
c.
Adakah tantangan yang dihadapi saat melakukan aktivitas ini?
d.
Dapatkah aktivitas tersebut dilakukan tanpa pengetahuan yang cukup tentang
Bulan?
Artikel
TRADISI RABU PUNGKASAN
Rabu Pungkasan / Rebo Wekasan / Rebo Pungkasan merupakan event
tahunan yang dilaksanakan pada hari rabu terakhir di bulan Safar. Yang konon
kata orang-orang jaman dahulu merupakan bulan kesialan.
Namun bagi kami semua bulan adalah baik. Betul? Bagi yang
sudah familiar dengan acara ini mungkin merupakan event biasa, namun siapa
sangka di balik event ini ada banyak hal menarik yang bisa kita gali. Apa saja?
Yuk simak tulisan kami.
Ada beberapa titik perayaan Rabu Pungkasan ini, pertama di
Suradadi dan yang kedua di Lebaksiu. Untuk yang di daerah Suradadi, acaranya
adalah pengajian, sedangkan untuk event pasar kagetnya ada di Lebaksiu.
Dahulu, Rabu Pungkasan di Lebaksiu, tepatnya di Lebaksiu Lor
diidentikan dengan ajang "ngalap jodoh". Biasanya untuk "ngalap
jodoh", beberapa warga pendatang melakukan do’a di makam yang ada
dipuncak Bukit Sitanjung sebelah selatan, kemudian ritual terakhir adalah mandi
besar di Sungai Gung. Itu dulu, namun pada sekitar tahun 1990-an lebih banyak
pengunjung yang berwisata dan berbelanja.
Acara ini terbilang sederhana, namun mempunyai magnet yang
luar biasa. Terlebih jika melewati jalan raya Lebaksiu di atas jam 10.00 WIB
hingga jam 14.00 WIB, arusnya padat karena banyaknya pengunjung yang
berdatangan. Tak ayal lagi, banyak rumah warga yang dijadikan lahan parkir
dadakan.
Jika diurutkan tempat keramaian, maka keramaian dimulai dari
Tikungan Patung GBN
Lebaksiu. Di sini, kita bisa
menjumpai aneka kuliner seperti mie ayam, martabak, tahu aci, tahu upil, dan
kuliner-kuliner ringan lainnya. Lebih ke dalam lagi mulai banyak yang berjualan
pakaian, alat rumah tangga, mainan anak dan permainan-permainan ketangkasan di
sepanjang jalan beraspal hotmix ini.
Di jalan dekat sungai, mulai banyak kuliner khas pegunungan, yaitu
manisan pepaya yang berwara warni. Warnanya merah, kuning, dan hijau. Ada juga
manisan buah ceremai yang rasanya asem-asem manis. Kedua kuliner tersebut
merupakan "jajanan tradisional kuno", ini hampir selalu berdampingan.
Pada hari biasa, kita hanya bisa membeli manisan papaya dan manisan buah
ceremai di daerah Guci.
Untuk dapat masuk ke areal utama event ini, pengunjung
diwajibkan membayar tiket masuk. Namun jika kita datang siang hari sekitar jam 14.00
WIB, biasanya pengunjung akan digratiskan.
Sebenarnya apa saja yang membuat ramai di Rabu Pungkasan
selain para pedagang? Biasanya ada hiburan seperti dangdut atau komidi putar,
ada juga yang ingin naik ke bukit, adapula yang berziarah. Jadi bisa
dibayangkan dari Patung GBN hingga Jembatan Sunglon penuh sesak dengan lautan
manusia yang rata-rata merupakan pendatang. Sedangkan penduduk sekitar lebih
suka datang ketika sore hari.
Itu adalah salah satu tradisi yang ada di kabupaten Tegal
yang berkenaan dengan Rebo Wekasan. Melihat antusiasme para pengunjung,
masyarakat Tegal seakan selalu menanti event ini. Bagaimana? Apakah Anda merasa
penasaran? Silahkan datang ke Tegal setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Dan Anda akan merasakan betapa uniknya tradisi ini. Pada Tahun 2022 jatuh pada
Rabu 21 September 2022.
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Victoriani
Inabuy, Dkk. ISBN: 978-602-244-384-1 (Jilid-1)
https://wisatategal.com/event
tradisi rabu pungkasan.html
Baca juga:
Bumi dan Tata Surya | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 | |
22 | |
23 | |
24 | |
25 | |
26 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar