Selain
delapan planet yang sudah kita kenali, ada juga yang dikategorikan sebagai
planet kerdil. Salah satu contoh planet kerdil adalah Pluto. Secara umum,
planet kerdil memang memiliki banyak kemiripan dengan planet biasa. Keduanya sama-sama
mengelilingi Matahari. Keduanya juga memiliki gaya gravitasinya sendiri.
Hal
yang membedakan planet dengan planet kerdil adalah pada planet kerdil gaya
gravitasi ini tidak cukup besar untuk menjaga kestabilan bentuknya. Gaya
gravitasi yang kurang kuat ini juga yang menyebabkan orbit planet kerdil tidak
benar-benar bersih dari benda-benda langit lain. Bahkan pada kasus Pluto, ia
mempunyai satelit yang ukurannya lebih besar dan memiliki gaya gravitasi yang
kuat, sehingga menyebabkan Pluto sering terganggu dan mudah goyah. Mungkin
rasanya sama seperti saat kendaraan yang kita tumpangi disusul oleh kendaraan
yang jauh lebih besar dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Penyelidikan
tentang luar angkasa dilakukan setiap hari. Ada begitu banyak perkembangan yang
terjadi berkat penyelidikan yang terus menerus itu. Salah satunya adalah
perubahan status Pluto dari sebuah planet menjadi planet kerdil pada tahun
2006. Pluto bergabung dengan 4 planet kerdil lainnya, yaitu Eris, Haumea,
Makemake, dan Ceres Ilmuwan meramalkan bahwa dalam Tata Surya kita setidaknya
ada 50 planet kerdil, namun saat ini belum ditemukan. Mungkin, kalian akan
menjadi salah satu penemunya?
1) Pluto
Pluto |
Pluto adalah benda langit yang mencuri perhatian. Pernah dianggap planet untuk waktu yang cukup lama tetapi ilmuwan yang melakukan penyelidikan intensif menyadari ada perbedaan antara Pluto dengan kedelapan planet lainnya di Tata Surya. Selain itu, planet kerdil ini juga memiliki fisik yang menarik, yaitu satelit-satelit yang berputar-putar, gunung-gunung yang tinggi, serta salju yang berwarna merah.
Sabuk Kuiper |
Posisinya yang begitu jauh dari Matahari setara dengan 40 kali jarak Matahari ke Bumi. Pluto terletak di sebuah area yang disebut Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper itu sendiri dimulai dari Neptunus, sehingga benda-benda langit yang berada di daerah ini juga disebut sebagai objek trans-Neptunus.
2) Ceres
Ceres |
Kalau Pluto terletak di area Sabuk Kuiper, Ceres yang dulunya dimasukkan dalam golongan asteroid ini “tinggal” di Sabuk Asteroid. Sabuk Asteroid terletak di antara Mars dan Jupiter.
Ceres
adalah objek terbesar di Sabuk Asteroid. Bahkan dibandingkan dengan asteroid
lainnya, ukuran Ceres memang jauh berbeda. Itu pula yang menjadi salah satu
penyebab mengapa Ceres berganti status menjadi planet kerdil.
Sabuk Asteroid |
Meski belum terbukti memiliki lapisan atmosfer di permukaannya, ilmuwan masih menimbang kemungkinan Ceres berpotensi dapat menopang kehidupan. Pertimbangan ini dikarenakan adanya temuan bahwa di Ceres terdapat air.
3) Haumea
Haumea |
Satu lagi benda langit yang unik, mari berkenalan dengan Haumea. Planet kerdil ini berbentuk oval, tidak bulat seperti kebanyakan planet. Haumea juga termasuk dalam objek trans-Neptunus, dan memiliki dua satelit yang berputar mengelilinginya, yaitu Namaka dan Hi’iaka. Bentuknya yang oval disebabkan oleh gerak rotasinya yang sangat cepat.
Pengetahuan
tentang Haumea masih sangat terbatas. Ilmuwan masih terus berusaha
menyelidikinya. Sejauh ini yang diketahui adalah suhu permukaannya yang sangat
ekstrim dinginnya. Haumea juga tidak memiliki medan magnetik sendiri. Selain
itu, Haumea juga ditemukan ternyata memiliki cincin.
4) Makemake
Makemake |
Berlokasi yang sama dengan Pluto, Haumea, dan Eris, Makemake adalah objek paling terang kedua di Sabuk Kuiper setelah Pluto. Penemuan Makemake dan Eris-lah yang membuat ilmuwan kembali mempertimbangkan ulang mengenai syarat benda langit yang disebut planet, hingga terciptalah istilah planet kerdil.
Letaknya
yang sangat jauh dari Bumi menyebabkan pengamatan pada bentuk fisik permukaan
Makemake masih cukup sulit dilakukan. Dari jauh, terlihat warna Makemake
seperti Pluto, merah kecoklatan. Ilmuwan juga menemukan metana dan etana beku
di permukaannya.
5) Eris
Eris |
Ukuran Eris yang sedikit lebih besar dari Pluto menyebabkan astronom berdebat mengenai definisi planet. Permukaannya juga mirip seperti Pluto, berbatu-batu. Ilmuwan menduga suhu permukaannya berkisar -217°C hingga -243°C.
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Victoriani Inabuy, Dkk. ISBN: 978-602-244-384-1 (Jilid-1)
Baca juga:
Bumi dan Tata Surya | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 | |
22 | |
23 | |
24 | |
25 | |
26 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar