![]() |
Dalam karnaval musik, alat-alat musik meng-hasilkan berbagai bunyi yang enak didengar. |
Setiap hari, kita dapat mendengar suara burung berkicau, orang bernyanyi, klakson mobil atau kendaraan bermotor. Pada gambar di atas, dalam karnaval musik, alat-alat musik menghasilkan berbagai bunyi yang enak didengar. Mengapa kamu dapat mendengar suara tersebut? Suara yang kamu dengar dikenal dengan bunyi. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di udara sampai terdengar oleh reseptor pendengar.
Agar
mengetahui bagaimana bunyi ini dibentuk, lakukan kegiatan seperti gambar di bawah.
Peganglah garpu tala! Pukullah garpu
tala dengan alat pemukul garpu tala hingga mengeluarkan suara! Sentuh garpu
tala dengan tanganmu, apa yang kamu rasakan? Pada saat Garputala dipukul,
menjadi bergetar, dan menghasilkan bunyi.
![]() |
Garputala yang dipukul bergetar & menghasilkan bunyi |
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, kamu dapat menemukan bahwa tong, senar, dan garpu tala mengeluarkan suara pada saat benda-benda tersebut bergetar. Namun pada saat benda-benda itu diam, ketiga benda itu tidak bersuara. Suara tersebut dikenal dengan bunyi.
![]() |
Gambar Getaran garputala membuat pola rapatan dan renggangan dengan frekuensi tertentu |
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bunyi ditimbulkan oleh benda-benda yang bergetar. Bunyi garpu tala menuju telinga dihantarkan oleh rapatan dan regangan partikel-partikel udara. Pada waktu bunyi keluar dari garpu tala, langsung akan menumbuk molekul-molekul udara. Molekul udara ini akan menumbuk udara di sebelahnya yang mengakibatkan terjadinya rapatan dan regangan, demikian seterusnya sampai ke telinga. Perhatikan Gambar di bawah ini!
![]() |
Gambar Gelombang Bunyi yang Merambat Menuju Telinga |
Apakah molekul udara berpindah? Molekul udara tidak berpindah, tetapi hanya merapat dan merenggang. Bunyi sampai di telinga karena merambat dalam bentuk gelombang. Gelombang yang tersusun dari rapatan dan regangan adalah gelombang longitudinal.
Tanpa
adanya medium atau zat perantara, bunyi tidak dapat merambat. Hal ini
mengakibatkan bunyi termasuk jenis gelombang mekanis. Begitu pula ketika kita
mendengar bunyi akan dirambatkan ke telinga kita melalui udara.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa bunyi dapat terdengar bila ada (1) sumber bunyi, (2)
medium/zat perantara, dan (3) alat penerima / pendengar.
Seberapa
cepat kita dapat mendengar bunyi? Ahli fisika bernama Miller melakukan
percobaan untuk mengukur kecepatan bunyi di udara dengan menembakkan peluru
sebagai sumber bunyi dan meletakkan detektor pada jarak tertentu. Pada
percobaan tersebut, kecepatan bunyi tergantung pada temperatur.
Semakin
rendah suhu udara, maka semakin besar kecepatan bunyi. Hal ini yang menjelaskan
mengapa pada malam hari bunyi terdengar lebih jelas daripada siang hari. Pada
siang hari gelombang bunyi dibiaskan ke arah udara yang lebih panas (ke arah
atas) karena suhu udara di permukaan bumi lebih dingin dibandingkan dengan
udara pada bagian atasnya. Berlawanan pada malam hari, gelombang bunyi
dipantulkan ke arah yang lebih rendah karena suhu permukaan bumi lebih hangat
dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya.
Selain
dipengaruhi oleh suhu, cepat rambat bunyi di udara juga dipengaruhi oleh jenis
medium. Medium manakah yang akan menghantarkan bunyi paling cepat? Perhatikan
Tabel berikut!
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIII/
SMP/MTs Saeful Karim – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam:
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/ Rinie Pratiwi P, -Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Ilmu Pengetahuan Alam: SMP/MTs Kelas VIII/oleh H. Moch. Agus
Krisno; editor Intan Mahanani. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII/oleh Wasis, Sugeng Yuli Irianto. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Baca juga:
Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar