Senin, 04 Juli 2011

Sistem Pencernaan Makanan

1. Mulut

Sistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan Makanan

a. Proses mekanis, dilakukan melalui gerakan-gerakan mengunyah, menghancurkan, dan menelan makanan. Fungsi mengunyah tersebut bertujuan mengubah makanan menjadi berukuran lebih kecil sehingga mudah dicerna. Sedangkan fungsi menelan adalah mendorong makanan supaya masuk ke dalam saluran selanjutnya, yaitu kerongkongan.

b. Proses kimiawi, dilakukan oleh enzim ludah yang dikeluarkan kelenjar ludah, berfungsi untuk membantu pencernaan makanan. Pada ludah terkandung Enzim maltase atau ptialin,  berfungsi untuk mencerna makanan yang mengandung karbohidrat (pati/amilum) menjadi gula sederhana yang disebut maltosa.

2. Kerongkongan
Makanan yang pada rongga mulut, selanjutnya ditelan dan masuk oesophagus atau kerongkongan. Pada batas antara rongga mulut dengan kerongkongan terdapat cabang antara saluran yang menuju kerongkongan dengan saluran pernapasan (tenggorokan). Apabila kamu makan sambil bicara, makanan dapat masuk ke dalam rongga napas yang mengakibatkan tersedak.

3. Lambung
a. Proses mekanik, ketika lambung mencerna makanan secara mekanis, otot lambung akan mengerut dan mengembang dengan gerakan seperti meremas untuk mencampur makanan dengan getah lambung.

b. Proses kimiawi, dilakukan oleh getah lambung yang mengandung HCl, Pepsin, renin.
(1) HCl atau asam klorida, adalah senyawa yang bersifat asam. Kadar HCl dalam getah lambung adalah 0,5 % dari total getah lambung. HCl berfungsi sebagai disinfektan atau pembunuh kuman dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin. HCl juga merangsang usus, hati, dan pankreas untuk mencerna makanan.
(2) Pepsin, yang dihasilkan dari pemecahan pepsinogen, akan mencerna protein menjadi pepton.
(3) Rennin, berfungsi menggumpalkan protein yang terdapat pada susu

4. Usus Halus
a. Di usus dua belas jari (duodenum), enzim berasal dari kantong empedu dan pankreas.
(1) Empedu,  yang dihasilkan oleh kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara  mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut.
(2) Tripsinogen, dihasilkan oleh pankreas, diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi
mencerna protein menjadi asam amino.
(3) Amilase, dihasilkan oleh pankreas,  akan mencerna amilum menjadi glukosa.
(4) lipase, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

B. Di usus kosong (jejunum), menghasilkan enzim-enzim, seperti peptidase dan maltase. Secara sederhana proses pencernaan secara kimiawi yang terjadi di usus halus dapat diringkas sebagai berikut:

Skema Pencernaan di Usus
Skema Pencernaan di Usus

C. Di usus penyerapan (ileum), di sini makanan yang telah dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asamamino, mineral, dan vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.

5. Usus Besar
Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembusukan dilakukan oleh bakteri yang hidup di usus. Akhirnya sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran (feces) melalui anus.

6. Gangguan pada Sistem Pencernaan
a. Diare, gangguan ini terjadi karena terganggunya penyerapan air pada usus besar. Gangguan ini dapat disebabkan oleh bakteri atau infeksi kuman.
b. Apendisitis, gangguan ini disebut juga radang usus buntu. Gangguan ini terjadi pada umbai cacing atau apendiks. Umbai cacing mengalami peradangan akibat infeksi oleh bakteri.
c. Maag, gangguan ini dapat terjadi karena produksi asam lambung berlebih. Gejala dari gangguan ini, yaitu terasa mual dan perih pada lambung. Untuk menghindari gangguan tersebut, dapat dilakukan dengan pola makan yang teratur dan tepat waktu.
d. Ulkus atau radang dinding lambung, yaitu gangguan pada lambung yang disebabkan oleh tingginya produksi asam lambung (HCl) dibandingkan makanan yang masuk.
e. Sembelit, yaitu gangguan yang terjadi akibat penyerapan air di usus besar secara berlebihan. Akibatnya feses menjadi keras.
f. Parotitis (gondong), yaitu gangguan pada kelenjar parotid yang membengkak. Gangguan ini disebut juga penyakit gondong.


Sumber:
Nur Kuswanti, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 
Sukis Wariyono, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Elok Sudibyo, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi Ganawati, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Gambar dari Google Images.

Tidak ada komentar: