Selasa, 02 Agustus 2022

Struktur dan Fungsi Darah

 

Struktur Darah

Darah merupakan jaringan ikat yang berwujud cair dan tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma dan elemen seluler. Perhatikan Gambar di bawah!

Gambar Komponen Penyusun Darah

Plasma darah merupakan cairan ekstraseluler yang mengandung zat-zat terlarut, sedangkan elemen seluler tersusun atas sel-sel darah. Apabila darah yang terdapat di dalam tabung reaksi disentrifugasi (diputar) dengan kecepatan tertentu, sel-sel darah akan berada pada bagian dasar sedangkan plasma berada pada bagian atas.  Darah tersusun atas 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah. Secara normal, lebih dari 99% sel-sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit) dan sisanya tersusun oleh sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Perhatikan Gambar berikut!

Gambar Sel-sel Darah
Gambar Sel-sel Darah

a. Plasma Darah

Plasma darah tersusun atas 91,5% air (H2O) dan 8,5% zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut tersebut tersusun atas protein dan zat-zat lain. Protein-protein yang terlarut dalam plasma antara lain albumin, fibrinogen, dan globulin yang sering disebut sebagai protein plasma. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbon dioksida).


b. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf). Sel darah merah tidak memiliki inti sel. Warna merah pada sel darah merah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi. Sel darah merah paling banyak terdapat dalam darah, 1 mm3 (kurang lebih sekitar satu tetes)  darah terdiri atas 4-5 juta sel darah merah. Ketika dalam paru-paru, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap oksigen, sehingga akan mengikat oksigen membentuk kompleks oksihemoglobin. Persamaan reaksi kimianya adalah:

oksihemoglobin

Ketika sel darah merah berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap oksigen berkurang, sehingga oksigen terlepas dari hemoglobin menuju sel-sel tubuh. Sebaliknya, saat berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap karbon dioksida tinggi. Karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin. Persamaan reaksi kimianya adalah:

karbaminohemoglobin

Sel darah merah yang mengandung karbaminohemoglobin selanjutnya menuju paru-paru. Di dalam paru-paru karbon dioksida dilepaskan untuk dikeluarkan dari tubuh.

Masih ingatkah kamu di mana sel darah merah dibentuk? Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum merah tulang. Namun, selama dalam kandungan, sel darah merah dibentuk dalam hati dan limpa. Sel darah merah hanya berusia sekitar 100 - 120 hari. Sel yang telah tua akan dihancurkan oleh sel makrofag di dalam hati dan limpa. Selanjutnya, di dalam hati, hemoglobin dirombak, kemudian dijadikan bilirubin (pigmen empedu).


b. Sel Darah Putih (Leukosit)

Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat ameboid dan mempunyai inti. Jumlah sel darah putih tidak sebanyak jumlah sel darah merah, setiap 1 mm3 darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih. Fungsi utama dari sel darah putih adalah melawan kuman/bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apabila di dalam darah terjadi peningkatan jumlah leukosit, maka kemungkinan terjadi infeksi di bagian tubuh. Jika jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel per 1 mm3 darah disebut sebagai kondisi leukopenia. Jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000 sel per 1 mm3) disebut leukositosis.

Berdasarkan ada tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma leukosit, leukosit dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Leukosit jenis granulosit terdiri atas eosinofil basofil, dan netrofil Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit. Agar kamu dapat memahami dengan baik karakteristik jenis-jenis sel darah putih, perhatikan Tabel di bawah ini.

Karakteristik Jenis-jenis Sel Darah Putih

c. Keping Darah (Trombosit)

Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang. Trombosit tidak berinti dan bergranula. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per 1 mm3 darah. Umur dari keping darah cukup singkat, yaitu 5 sampai 9 hari. Keping darah sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka, sehingga tidak heran jika ada yang menyebut keping darah dengan sel darah pembeku. Nah, pernahkah kamu berpikir bagaimana proses pembekuan darah terjadi?

Sesaat setelah bagian tubuh terluka, trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan permukaan kasar dari pembuluh darah yang luka. Di dalam trombosit, terdapat enzim trombokinase atau tromboplastin. Enzim tromboplastin akan mengubah protrombin (calon trombin) menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dan vitamin K dalam darah. Trombin akan mengubah fibrinogen (protein darah) menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin ini akan menjaring sel-sel darah sehingga luka tertutup dan darah tidak menetes lagi. Agar kamu dapat dengan mudah memahami proses pembekuan darah, perhatikanlah Gambar berikut!

Proses Pembekuan Darah


Ayo Kita Diskusikan !

Coba diskusikan bersama kelompokmu apa saja fungsi darah selain mengangkut oksigen dan karbon dioksida!

Jawab: Beberapa macam fungsi darah adalah sebagai berikut.

1. Fungsi pengangkutan (transportasi)

Darah mengandung berbagai macam zat organik, zat anorganik, dan gas. Zat-zat tersebut berada dalam darah hanya sementara dan harus disampaikan ke jaringan atau organ-organ yang memerlukan. Oleh karena itu, fungsi darah yang berkaitan dengan pengangkutan yaitu mengangkut berbagai macam zat-zat makanan, oksigen, sisa-sisa metabolisme, hormon, enzim-enzim, dan antibodi.

2. Fungsi perlindungan (proteksi)

Fungsi perlindungan darah dilakukan terutama oleh trombosit (pada proses pembekuan darah dan menutup luka). Selain itu dilakukan oleh leukosit (fagositik atau memakan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan untuk produksi antibodi).

3. Pengaturan

Pengaturan (homeostasis) merupakan usaha tubuh untuk mencapai keadaan yang seimbang antara kondisi tubuh dengan kondisi lingkungan. Berikut ini akan dipaparkan berlangsungnya proses pengaturan tersebut. ƒ

a. Pengaturan kandungan air jaringan

Air yang berada dalam cairan intraseluler maupun intertisial sebenarnya berasal dari darah. Tekanan hidrostatis darah menyebabkan terjadinya filtrasi zat-zat dari dalam kapiler, sedangkan protein yang berukuran besar yang tetap tinggal dalam darah menyebabkan berlangsungnya pengembalian secara osmotik dari cairan intertisial ke dalam kapiler. Oleh karena itu, perubahan pasif dan pengaturan (regulasi), sebagian besar bergantung pada komposisi darah.  

b. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Plasma darah tersusun atas 91,5% air (H2O) dan 8,5% zat-zat terlarut, terutama protein. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa sebagian besar komponen penyusun plasma adalah air. Air adalah zat yang dapat menyerap banyak panas dengan sedikit mengalami perubahan suhu. Air yang berada pada plasma darah akan menyerap kelebihan panas yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh. Panas ini selanjutnya akan diangkut ke kulit dan paru-paru untuk dibuang.

c. Pengaturan keasaman (pH)

Keasaman darah (pH darah) harus dijaga dalam rentangan tertentu untuk menunjang fungsi darah secara maksimal. Proses pengaturan pH darah dilakukan oleh garam anorganik, protein plasma dan sel-sel.

 

Referensi:

Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017

 Baca Juga:

Sistem Transportasi dalam Tubuh Manusia

01

 Peredaran Darah dalam Tubuh Manusia

02

 Struktur dan Fungsi Darah

03

 Model Komponen Penyusun Darah

04

 Golongan Darah

05

 Struktur dan Fungsi Jantung

06

 Struktur dan Fungsi Pembuluh Darah

07

 Peredaran Darah pada Manusia

08

 Frekuensi Denyut Jantung

09

 Menyelidiki Faktor yang Memengaruhi Frekuensi Denyut Jantung

10

 Hipertensi

11

 Kelainan pada Sistem Peredaran Darah dan Upaya Menanggulanginya

Tidak ada komentar: