Sabtu, 28 Agustus 2021

Persilangan Dihibrida (Dua Sifat Beda)

Setelah melakukan persilangan pada bunga kapri yang berwarna ungu dan putih, selanjutnya Mendel mengawinkan dua kacang kapri yang memiliki dua sifat berbeda. Salah satu kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning, sedangkan pasangannya berbiji kisut dan berwarna hijau. 

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya, Mendel menetapkan genotipe untuk kacang kapri biji bulat dan berwarna kuning dengan genotipe BBKK (dominan) dan kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau dengan genotipe bbkk (resesif).  

Berdasarkan Hukum Segregasi, setiap variasi gen dapat berpisah secara bebas, dan menghasilkan gamet (sel sperma dan sel ovum). Dalam hal ini dari induk (parental) yang memiliki genotipe BBKK dan bbkk akan terbentuk gamet dengan pasangan gen BK dan bk. Keturunan pertama (filial 1) dari induk tersebut semua bergenotipe BbKk (berbiji bulat dan berwarna kuning). Selanjutnya Mendel melakukan persilangan kedua, yaitu  antarsesama keturuan pertama (BbKk × BbKk). 

Apakah persilangan kedua akan menghasilkan keturunan yang sama dengan persilangan pertama? Jika genotipe induk adalah BbKk, maka kemungkinan gamet yang terbentuk adalah BK, Bk, bK, dan bk. Sifat biji bulat dan berwarna kuning merupakan sifat dominan, sehingga setiap genotipe dengan bentuk BBKK, BBKk, BbKK, BbKk akan berbiji bulat dan berwarna kuning. Perhatikan Gambar di bawah ini !

Bagan Persilangan Dihibrida


Bagan Persilangan Dihibrida.



Berdasarkan hasil persilangan, diperoleh data sebagai berikut:

  • kacang kapri berbiji bulat berwarna kuning (BBKK, BBKk, BbKK, BbKk) sebanyak 9 buah,
  • berbiji bulat berwarna hijau (BBkk dan Bbkk) sebanyak 3 buah,
  • berbiji keriput berwarna kuning (bbKK dan bbKk) sebanyak 3 buah, 
  • berbiji keriput berwarna hijau (bbkk) sebanyak 1 buah. 

 

Dari data diatas diperoleh perbandingan fenotipe:

  • bulat kuning: keriput kuning: bulat hijau: keriput hijau sebesar 9 : 3 : 3 : 1. 

Berdasarkan hasil yang tampak pada turunan kedua (F2) ini, Mendel menyimpulkan bahwa pada saat pembentukan gamet, alela atau variasi gen yang menentukan karakter-karakter berbeda dapat bergabung secara bebas satu sama lain.  

Misalnya suatu induk memiliki genotipe BbKk, maka gen B dan gen b serta gen K dan gen k akan memisah, kemudian kedua pasangan tersebut akan bergabung secara bebas sehingga kemungkinan gamet yang terbentuk akan memiliki susunan gen BK, Bk, bK, dan bk. Kesimpulan ini selanjutnya dikenal dengan hukum II Mendel atau disebut juga hukum Penggabungan Bebas. 


Sumber:

Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Baca juga:

Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup

01

Materi Genetik

02

Struktur DNA dan RNA

03

Peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat

04

Hukum Pewarisan Sifat

05

Pewarisan Sifat

06

Istilah dan Simbol Genetika

07

Persilangan Monohibrida (Satu Sifat Beda)

08

Monohibrida

09

Persilangan Dihibrida (Dua Sifat Beda)

10

Dihibrida

11

Pewarisan Warna Kulit

12

Pewarisan Tipe Perlekatan Cuping Telinga

13

Pewarisan Bentuk Rambut

14

Pewarisan Bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi

15

Pewarisan Kelainan Buta Warna

16

Pewarisan Kelainan Hemofilia

17

Sifat Menurun pada Golongan Darah Manusia

18

Sifat Menurun pada Hemofilia

19

Sifat Menurun pada Buta Warna

20

Sifat Menurun pada Albino

21

Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tanaman

22

Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Hewan

23

Backcross dan Testcross

24

Tes DNA

25

Serba-serbi Terkait Genetika

  

Tidak ada komentar: