Seperti yang kita ketahui, ada hewan-hewan yang seolah dapat melihat dalam gelap. Contohnya kelelawar dan ikan lumba-lumba. Kelelawar dapat menangkap mangsa dalam gelap dan ikan lumba-lumba dapat berenang di laut dalam yang gelap. Lihat Gambar berikut.
Kelelawar dan lumbalumba termasuk hewan yang memiliki kemampuan ekolokasi |
a. Kelelawar
Kelelawar
dapat mengeluarkan dan menerima gelombang ultrasonik dengan frekuensi di atas
20.000 Hz pada saat ia terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan
kembali oleh objek yang akan dilewatinya dan diterima oleh receiver (alat
penerima) yang berada di tubuh kelelawar. Kemampuan kelelawar untuk menentukan
lokasi ini disebut dengan ekolokasi.
Pada
saat terbang dan berburu, kelelawar akan mengeluarkan bunyi yang frekuensinya
tinggi, kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar
mendengarkan gema, kelelawar hanya akan terfokus pada suara yang dipancarkannya
sendiri. Rentang frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini terbatas,
sehingga kelelawar harus mampu menghindari efek Doppler yang muncul.
Menurut
efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak, maka
penerima akan mendengar frekuensi bunyi yang sama dengan yang dipancarkan oleh
sumber suara. Akan tetapi, jika salah satu dari sumber bunyi atau penerima
suara tersebut bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang
dipancarkan. Pada keadaan tersebut frekuensi suara yang dipantulkan dapat jatuh
ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar.
Agar
dapat menghindari efek Doppler, kelelawar akan menyesuaikan besar frekuensi
suara yang dipancarkannya. Misalnya, kelelawar akan mengirimkan suara
berfrekuensi tinggi untuk mendeteksi lalat yang bergerak menjauh, sehingga
pantulannya tidak hilang.
b. Lumba-Lumba
Pernahkah
kamu melihat lumba-lumba? Di mana kamu pernah melihat lumba-lumba? Habitat asal
lumba-lumba adalah di lautan. Lumba- lumba dapat dilihat di permukaan air,
namun sebagian besar waktu mereka di kedalaman lautan yang cukup gelap.
Sekalipun hidup di kedalaman lautan, lumba-lumba mempunyai sistem yang
memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan, yaitu sistem sonar.
Sama seperti pada kelelawar, sistem ini berguna untuk mengindrai benda-benda di
lautan, mencari makan, dan berkomunikasi.
Bagaimana
cara kerja sistem sonar pada lumba-lumba? Lumba-lumba bernapas melalui lubang
yang ada di atas kepalanya. Di bawah lubang
ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Agar dapat menghasilkan suara
berfrekuensi tinggi, lumba-lumba mengalirkan udara pada kantung-kantung ini.
Selain itu, kantung udara ini juga berperan sebagai alat pemfokus bunyi.
Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke segala arah secara terputus-putus.
Gelombang
bunyi lumba-lumba akan dipantulkan kembali bila membentur suatu benda. Pantulan
gelombang bunyi tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut
“jendela akustik”. Dari bagian tersebut, informasi bunyi diteruskan ke telinga
bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Dengan cara tersebut,
lumba-lumba mengetahui lokasi, ukuran, dan pergerakan mangsanya. Lumba-lumba
juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh jarak lebih dari 220
km. Lumba-lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan
akan bahaya.
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2017.
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Okky Fajar Tri Maryana, Dkk. ISBN: 978-602-244-383-4
Baca juga:
Bab 4 Getaran, Gelombang, dan Cahaya | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 | |
22 | |
23 | |
24 | |
25 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar