Pada bagian sebelumnya kamu telah mempelajari struktur organ dan jaringan yang menyusun tumbuhan serta fungsinya. Menarik bukan? Tahukah kamu, bahwa struktur organ dan jaringan tumbuhan tersebut menginspirasi manusia untuk mengembangkan teknologi yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Apa saja teknologi yang telah dikembangkan? Ayo kita pelajari!
1. Panel Surya (Solar
Cell)
Pernahkah
kamu melihat panel surya? Panel surya
merupakan alat yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.
Ketika cahaya matahari menabrak permukaan panel surya menyebabkan elektron
(partikel penyusun atom yang bermuatan negatif) pada panel surya bergerak
melalui suatu konduktor dan menjadi arus listrik. Tahukah kamu bahwa mekanisme
kerja panel surya ini terinspirasi oleh mekanisme fotosintesis yang terjadi
pada daun tumbuhan. Perhatikan Gambar 3.27 dan Gambar 3.28!
Fotosistesis
Panel Surya
Kamu masih ingat fotosintesis bukan? Pada proses fotosintesis juga dibutuhkan cahaya dan zat hijau daun yang disebut klorofil. Melalui fotosintesis ini dihasilkan oksigen (O2) dan glukosa (C6H12O6). Saat daun terkena sinar matahari klorofil akan menyerap energy cahaya. Elektron pada kompleks klorofil akan bergerak melalui suatu saluran dan menyebabkan muatan positif ikut bergerak. Muatan positif ini selanjutnya bergerak menuju kompleks enzim yang berfungsi menghasilkan energi kimia berupa ATP dan NADPH. Energi ATP dan NADPH ini selanjutnya akan digunakan untuk mengubah CO2 menjadi glukosa.
Tahukah Kamu?
Pernahkah
kamu melihat tumbuhan yang tumbuh merambat pada dinding rumah, misalnya
tumbuhan sirih? Selain sirih banyak jenis tumbuhan yang hidupnya merambat,
misalnya bunga ivy. Bunga ivy merupakan tumbuhan yang banyak hidup di benua
Eropa. Tumbuhan tersebut merambat pada dinding bangunan untuk mendapatkan sinar
matahari yang diperlukan untuk fotosintesis. Jika kita mencermati daun yang
tumbuh, pasti daun-daun tumbuhan itu menghadap ke arah datangnya sinar matahari.
Pertumbuhan tumbuhan yang merambat dan struktur daun tumbuhan tersebut
menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan pembangkit listrik. Pembangkit listrik
tersebut dikenal dengan “solar ivy”. Perhatikan Gambar 3.29!
Solar
ivy ini dapat dipasang dengan pola sesuai dengan keinginan kita sehingga
memiliki nilai estetika yang bagus, namun tetap dapat menghasilkan energi
listrik dari sinar matahari.
2. Sensor Cahaya
Ketika
kamu mengamati lampu penerangan jalan, beberapa lampu penerangan jalan tersebut ada yang dapat
menyala sendiri ketika menjelang malam dan mati sendiri saat menjelang pagi
tanpa harus dinyalakan dan dimatikan secara manual. Bagaimana hal tersebut
dapat terjadi? Lampu penerangan jalan tersebut mampu menyala dan mati secara
otomatis karena dilengkapi dengan sensor cahaya yang disebut fotoresistor atau
light-dependent resistor (LDR) dan sakelar pengatur on dan off.
Fotoresistor
ini mampu mendeteksi ada dan tidak adanya
cahaya di lingkungan sekitar. Fotoresistor ini merupakan resistor atau hambatan
listrik yang dapat diubah nilai hambatannya melalui penyinaran cahaya. Hambatan
listrik dari fotoresistor ini akan berkurang jika terkena cahaya, dengan kata
lain jika terdapat cahaya alat ini mampu menghantarkan listrik. Perhatikan
Gambar 3.30!
Saat menjelang pagi, sinar matahari akan mengenai fotoresistor. Menyebabkan listrik mengalir menuju sakelar. Aktifnya sakelar ini malah akan mematikan aliran listrik utama, sehingga lampu penerangan jalan menjadi mati. Saat menjelang malam, aliran listrik tidak dapat mengalir melalui fotoresistor ini sehingga tidak ada aliran listrik yang mengalir menuju sakelar. Akibatnya sakelar berada dalam kondisi on sehingga lampu penerangan menyala.
Tahukah
kamu bahwa mekanisme pada lampu penerangan tersebut juga terinspirasi oleh
mekanisme yang terjadi pada tumbuhan? Kamu tentu tahu tanaman kaktus bukan?
Tanaman kaktus hidup di daerah gurun yang kering. Tumbuhan kaktus memiliki
stomata yang unik. Stomata kaktus akan membuka saat malam hari dan akan
tertutup saat siang hari untuk mengurangi penguapan air. Proses membuka dan
menutupnya stomata didukung oleh aktivitas sel penjaga stomata. Sel penjaga ini
memiliki reseptor cahaya yang disebut fotoreseptor yang peka terhadap cahaya.
Saat siang hari yang terik fotoreseptor pada sel penjaga akan menangkap cahaya
dan menyebabkan air dalam sel penjaga dipompa keluar dengan bantuan ion-ion.
Akibatnya sel penjaga akan mengecil dan lubang stomata tertutup. Saat malam
hari, air dipompa lagi masuk ke dalam sel penjaga dengan bantuan ion-ion,
sehingga sel penjaga menjadi lebih besar, akibatnya stomata menjadi terbuka.
Perhatikan Gambar 3.31!
3. Lapisan Pelindung dan Pengilap
Pernahkah
kamu melihat tanaman talas atau daun teratai? Ketika kamu melihat daun kedua
tanaman tersebut kamu pasti melihat bahwa daun tersebut sangat bersih dan tahan
air. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Jika kamu melihat melalui mikroskop
penampang melintang dari kedua daun tersebut maka kamu akan melihat pada
permukaan daun tersebut terdapat lapisan tebal yang disebut kutikula. Kutikula
ini tersusun atas senyawa lipid berupa lilin (wax) dan polimer hidrokarbon yang
disebut kutan. Kedua senyawa ini bersifat hidrofobik atau tidak suka air,
sehingga jika air mengenai lapisan ini tidak akan membasahi daun. Lapisan lilin
ini juga mampu mencegah menempelnya debu atau kotoran lain dan membuat daun
tetap bersih. Tahukah kamu bahwa ilmuwan juga telah mengadopsi mekanisme ini
dan menerapkannya untuk membuat cat yang
tidak mudah kotor, lapisan pengilap, dan lapisan anti air, misalnya pada semir
sepatu, lapisan pengilap pada mobil atau
perabot rumah tangga, dan lain sebagainya. Perhatikan Gambar 3.32!
4. Alat Pemurnian Air
Pernahkah
kalian bermain ke danau, waduk, atau kolam? Apakah kamu melihat eceng gondok di
tempat tersebut? Apakah kamu juga melihat bahwa perairan tersebut jernih? Pada
umumnya perairan yang ditumbuhi eceng gondok kondisi airnya jernih. Mengapa
demikian? Ketika kamu melihat akar eceng gondok, kamu akan melihat akar eceng
gondok berbentuk serabut-serabut yang banyak dan rapat. Akar-akar ini mampu
menyerap partikel-partikel yang terlarut dalam air sehingga air menjadi bersih.
Bahkan zat-zat berbahaya seperti racun pun dapat diserap oleh eceng gondok.
Perhatikan Gambar 3.33!
Apabila kamu mengamati membran sel akar secara lebih teliti dengan menggunakan mikroskop elektron, maka akan terlihat lubang-lubang atau saluran kecil pada membran sel akar. Saluran ini terbentuk dari protein dan memiliki lubang dengan ukuran tertentu dan daya ikat tertentu pula. Salah satu salurannya bernama aquaporin. Aquaporin ini merupakan saluran (protein kanal) yang hanya dapat dilewati oleh air, sehingga partikel lain tidak dapat masuk lewat aquaporin. Mekanisme tersebut menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi penyaringan atau pemurnian air. Dengan teknologi ini air yang kotor dapat disaring, sehingga air hasil penyaringan benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Tahukah Kamu?
Selain
menginspirasi untuk mengembangkan teknologi, struktur organ dan jaringan tumbuhan
juga menginspirasi bentuk rancangan bangunan, misalnya gedung teater Esplanade
di Singapura yang terinspirasi dari struktur kulit buah durian. Lapisan terluar
dari atap gedung tersebut berbentuk segitiga seperti duri pada durian, atap
tersebut dapat diatur untuk mengikuti pergerakan matahari, sehingga dapat
menjaga intensitas cahaya yang masuk dalam gedung. Perhatikan Gambar 3.35!
Referensi:
Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Struktur dan Fungsi Tumbuhan | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar