Kalian
telah mengetahui bahwa kalor adalah bentuk energi yang dapat meningkatkan suhu
suatu benda menjadi lebih panas. Adakah sifat benda lainnya yang dapat
dipengaruhi oleh kalor?
Cobalah
kalian perhatikan jendela yang ada di ruang kelas. Kaca-kaca yang terpasang di
jendela tersebut apakah dipasang dengan pas atau dibuat sedikit lebih longgar
dari dudukannya (misalnya besi atau kayu)? Mengapa dilakukan demikian? Apakah
ada hubungannya dengan bertambah panjang atau luasnya kaca atau besi dudukan
tersebut?
1. Apakah Pemuaian Itu?
Pemasangan
kaca dan jendela yang kalian perhatikan tadi berkaitan dengan apa yang disebut
sebagai pemuaian. Contoh peristiwa pemuaian lainnya adalah perubahan naik
turunnya air raksa pada termometer ruang, pemasangan kaca dan keramik yang agak
longgar, gelas yang pecah karena ditaruh air yang sangat panas, dan balon udara
yang bisa terbang. Apakah pemuaian itu? Apakah ada hubungannya dengan kalor?
Pemuaian
terjadi di kehidupan kita sehari-hari, baik disadari maupun tanpa kita sadari. Pemuaian adalah peristiwa memuai, di mana suatu benda
ukurannya membesar, baik panjang, lebar, tinggi, luas, maupun volume yang
dipengaruhi kalor. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas.
Menurut
kalian, apakah benda yang satu dengan lainnya memiliki besar pemuaian yang sama
atau berbeda? Tentu saja berbeda. Ada benda yang sangat mudah memuai sehingga
kenaikan suhu sedikit saja sudah cukup membuat ukuran benda yang dapat diamati
mata. Sebaliknya ada benda yang sulit memuai sehingga meskipun suhu bertambah
cukup besar, ukuran benda hampir tidak mengalami perubahan.
Cara
mengukur besarnya pemuaian pada benda-benda akan kita bahas pada subbab ini.
Dengan mengetahui nilai pemuaian secara detail, kita dapat memikirkan aplikasi
sifat pemuaian tersebut yang bermanfaat untuk manusia.
2. Pemuaian Zat
Pernahkah
rumah kalian mati lampu dikarenakan terjadi pembebanan listrik karena memasang
alat-alat rumah tangga yang terlalu banyak? Atau terjadi konsleting pada kabel
di atap rumah yang menyebabkan mati lampu agar tidak terjadi kebakaran di
rumah? Tahukah kalian mengapa bisa terjadi mati lampu atau putus arus listrik
di rumah? Apakah ada alat khusus yang mampu mengatur secara mandiri jika tejadi
pembebanan berlebih atau hubungan pendek pada rangkaian listrik? Mari kita cari
tahu pada bagian ini dengan antusias.
Secara
alamiah jika suatu benda dipanaskan maka akan terjadi pemuaian. Sebaliknya,
jika benda didinginkan, atau suhu panas menurun maka akan terjadi penyusutan.
Pada tingkat yang lebih kecil atau molekuler atau atomik, apa yang terjadi
ketika benda padat, misalnya logam, dipanaskan? Pada suhu yang tinggi atom-atom
dan molekul-molekul penyusun logam tersebut akan bergetar lebih cepat dari
biasanya sehingga mengakibatkan logam tersebut akan memuai ke segala arah.
Pemuaian ini menyebabkan volume logam bertambah besar dan kerapatannya menjadi
berkurang.
Gambar Sambungan rel kereta api dibuat berongga |
Atas
dasar itulah, para ahli konstruksi dan desain bangunan, jembatan, dan jalan
raya harus memperhatikan sifat pemuaian dan penyusutan bahan karena perubahan
suhu. Seperti pemasangan besi pada jembatan maupun
rel kereta api tidak boleh disusun terlalu rapat dan perlu ada rongga.
Tujuannya agar besi tidak melengkung saat siang hari atau suhu panas, sehingga
bisa mencegah terjadinya kecelakaan. Atas dasar itu lah pula ahli listrik
membuat alat yang dinamakan bimetal (logam ganda) yang menjadi bagian dari alat
pemutus aliran listrik atau sekring dibuat sehingga membuat rumah kalian mati
lampu jika terjadi arus pendek. Apakah kalian tahu cara kerja bimetal?
Gambar Percobaan bimetel sederhana |
Aktivitas yang telah kalian lakukan di atas adalah percobaan sederhana dari sistem kerja bimetal yang dibuat berdasarkan sifat pemuaian zat padat. Bimetal antara lain dimanfaatkan pada termostat atau sekering listrik. Termostat adalah sistem alat yang dapat memutus atau menyambung arus listrik.
Gambar Keping bimetal |
3. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah yang terjadi pada satu bagian sisi pada
benda, misalnya pemuaian yang terjadi pada panjang suatu logam.
Apakah jenis logam yang berbeda mengalami pemuaiannya berbeda atau sama? Tentu
saja berbeda. Antara logam aluminium, tembaga, maupun baja, ketika dipanaskan
mana yang lebih cepat memuai? Perhatikan nilai koefisien muai panjang yang
tertulis dalam Tabel 3.2 berikut.
Kaitkan dengan hasil pengamatan kalian. Logam yang paling cepat memuai, memiliki koefisien muai panjang paling besar atau paling kecil?
4. Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pemuaian yang terjadi pada kedua arah
sisi-sisi benda. Pemasangan pelat-pelat logam selalu memperhatikan terjadinya pemuaian
luas. Pemuaian
luas memiliki koefisien muai sebesar dua kali koefisien muai panjang.
Berdasarkan data dalam Tabel 3.2, lempengan baja memiliki koefisien muai luas
sebesar 0,000022/°C. Kita tinggal menghitung dua kali dari koefisien panjang
baja.
Dudukan jendela dibuat lebar, untuk antisipasi pemuaian luas. |
Bagaimana pemuaian benda-benda yang berdimensi tiga (memiliki jangkauan pandang mencakup panjang, lebar, dan tinggi) jika dipanaskan? Misalkan saja balok baja, kaca jendela, atau lainnya yang kalian temukan sehari-hari. Pemuaian ruang memiliki koefisien muai tiga kali koefisien muai panjang. Balok baja bila dipanaskan akan memuai dengan koefisien muai sebesar 0,000033/°C.
5. Pemuaian Zat Cair
Zat
cair juga mengalami pemuaian ketika dipanaskan. Zat cair relatif lebih mudah
teramati dibanding zat padat. Salah satu contohnya adalah pembuatan termometer
yang memanfaatkan sifat pemuaian zat cair di dalamnya. Dapatkah kalian
menjelaskan mengapa alkohol dan air raksa dipilih sebagai pengisi pipa kapiler
dalam termometer?
6. Pemuaian Zat Gas
Seperti
halnya zat cair, gas juga akan mengalami pemuian jika diberikan kalor dalam
jumlah tertentu. Sifat pemuaian gas dapat kita manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya untuk menerbangkan balon udara, memompa ban sepeda tidak
perlu terlalu kencang dan jangan meletakkan balon di tempat yang panas.
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Victoriani Inabuy, Dkk. ISBN: 978-602-244-384-1 (Jilid-1).
Baca juga:
Suhu, Kalor, dan Pemuaian | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar