Siswa merancang dan melakukan percobaan |
Dari
percobaan memanaskan cairan dalam tabung reaksi yang kalian lakukan sebelumnya,
hal apa saja yang kalian amati? Ceritakanlah pada orang yang ada di dekat
kalian.
Ilmuwan
Sains bekerja seperti detektif dalam hal mengamati, bertanya, melakukan
penyelidikan, mengumpulkan bukti-bukti lalu menyimpulkan. Cara kerja seperti
ini disebut sebagai metode ilmiah. “Metode ilmiah adalah cara atau pendekatan yang dipakai
dalam penelitian suatu ilmu”. Sebagai calon ilmuwan masa depan, kalian
akan belajar menggunakan metode ilmiah. Sesungguhnya langkah-langkah dalam
metode ilmiah juga digunakan pada berbagai bidang pekerjaan.
Jika
waktu SD kalian melakukan percobaan yang telah dirancang oleh guru kalian, maka
di tingkat SMP, kalian sendiri yang akan merancang, melakukan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan dengan menggunakan metode ilmiah. Untuk itu, mari
kita pelajari dulu tahapan-tahapan dalam metode ilmiah yang tercantum dalam
alur pada Gambar berikut ini.
Tahapan-tahapan dalam metode ilmiah tersebut dilakukan secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
1. Melakukan pengamatan atau observasi.
2. Membuat hipotesis dan mengidentifikasi
variabel.
3. Membuat rancangan percobaan.
4. Melakukan eksperimen atau percobaan.
5. Mengumpulkan dan menyajikan data.
6. Menarik kesimpulan.
Kita akan membahas satu per satu. Mari kita mulai dengan tahapan
yang pertama.
1. Pengamatan dalam Sains
Pada
saat menciptakan suatu penemuan, ide para ilmuwan Sains biasanya diilhami dari
pengamatan yang mereka lakukan di lingkungan sekitarnya. Dari pengamatan mereka
inilah, munculnya pertanyaan yang akan mereka teliti. Pertanyaan ini mereka uji
dalam suatu penelitian. Inilah tahapan pertama dalam metode ilmiah.
Pengamatan
adalah hal-hal atau kejadian yang kalian ingat. Kita menggunakan kelima indra
kita untuk mengamati. Bayangkanlah kalian sebagai seorang detektif yang
memasuki tempat kejadian perkara setelah dilaporkan ada pencurian di rumah
tetangga kalian. Kalian pasti akan menggunakan indra penglihatan kalian untuk
mengamati keadaan di sana, seperti keadaan pintu atau jendela, posisi
barang-barang di ruangan, termasuk juga jejak kaki di lantai. Kalian juga bisa
mengamati bau yang tercium di tempat tersebut, baik bau parfum yang tertinggal,
bau kabel yang terbakar atau bau masakan. Kalian juga bisa mewawancarai
tetangga lain apabila mereka mendengarkan suara-suara yang tidak biasa dari
rumah tersebut. Cobalah berlatih melakukan pengamatan!
2. Penentuan Tujuan
Percobaan
Dari
pengamatan di lingkungan sekitar, maka kita menentukan dulu masalah yang akan
diteliti. Dalam konteks percobaan IPA, masalah ini dapat dituliskan dalam
bentuk pertanyaan atau dalam bentuk pernyataan untuk diuji, yang disebut juga
dengan tujuan percobaan.
Tujuan
percobaan haruslah dapat diuji, dapat dilakukan dan bukan merupakan pendapat
pribadi. Seandainya dari pengamatan di sekitar sekolah, kalian menyebutkan
bahwa bunga warna merah lebih bagus dibandingkan bunga warna kuning, maka
apakah hal itu adalah tujuan percobaan yang baik? Mengapa demikian? Tujuan
percobaan yang disebutkan tadi merupakan pendapat pribadi sehingga ini bukan
tujuan percobaan yang dapat diuji. Adapun jika kalian menuliskan tujuan berupa:
“Apakah tanaman yang terkena cahaya matahari langsung akan menghasilkan warna
bunga yang lebih cerah dibandingkan yang tidak terkena matahari?” Nah ini
contoh tujuan percobaan yang dapat diuji. Cobalah berlatih menentukan tujuan
percobaan!
3. Menuliskan Hipotesis
(Dugaan)
Setelah
menentukan masalah atau tujuan percobaan berdasarkan pengamatan awal, maka
kalian bisa menuliskan hipotesis. Hipotesis merupakan perkiraan sementara atau
dugaan dari jawaban terhadap tujuan percobaan yang akan diselidiki. Misalnya
ketika kalian menjadi detektif yang mengamati tempat kejadian perkara
pencurian, kalian mendapati tidak ada pintu atau jendela yang rusak, dan tidak
ada barang yang terjatuh, maka muncul dugaan bahwa pencurian dilakukan oleh
orang yang sudah mengenal keluarga tersebut dan mengetahui keadaan di rumah
itu. Inilah contoh hipotesis.
Gambar Keadaan cuaca mendung dengan awan yang tebal |
Contoh lainnya jika kalian melihat Gambar di atas terjadi di suatu tempat pada siang hari, apa yang kalian amati? Apakah kalian menduga sesuatu akan terjadi? Tentunya kalian bisa memperkirakan bahwa akan terjadi hujan, bukan? Dugaan ini kita buat berdasarkan pada pengetahuan atau pengalaman yang telah kalian miliki sebelumnya. Dengan kata lain, hipotesis itu harus bersifat logis atau masuk akal.
Hipotesis
semakin lengkap apabila didukung oleh alasan dari segi ilmu Sains atau ilmiah.
Pada saat mendung, ada banyak uap air yang terkandung di awan. Semakin banyak uap air maka awan yang
terbentuk semakin tebal, sehingga uap tersebut akan diturunkan dalam bentuk
hujan. Nah, sebagai ilmuwan cilik, mari kita berlatih membuat dugaan sementara!
4. Variabel-variabel
Sebagai
ilmuwan cilik, kalian juga akan melakukan berbagai percobaan, seperti para
ilmuwan Sains, untuk menyelidiki hubungan antara sebab dan akibat yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan di alam sekitar. Para ilmuwan tersebut
merancang percobaan untuk mengubah satu kondisi atau suatu hal yang
mengakibatkan ada hal lain yang berubah. Nah kedua hal tadi sudah tercantum
dalam hipotesis. Kondisi, hal atau faktor-faktor ini disebut sebagai variabel.
Suatu
variabel adalah faktor, kondisi, unsur, yang dapat berupa angka atau
jenis-jenis yang menentukan dalam suatu percobaan. Suatu percobaan memiliki
tiga macam variabel, yaitu variabel bebas, terikat dan kontrol. “Variabel bebas
adalah faktor, hal, atau unsur yang dianggap dapat menentukan variabel
lainnya”. Sedangkan “variabel terikat adalah gejala yang muncul atau berubah
dalam pola yang teratur dan biasa diamati atau karena berubahnya variabel
lain”. Adapun “variabel kontrol adalah faktor yang dibuat tetap sama selama
percobaan”.
Ketut akan menyelidiki jalur yang dapat ia tempuh dalam waktu
terpendek (paling cepat) untuk berjalan dari rumahnya ke sekolah. Misalnya ada
tiga jalur berbeda yang akan ia coba. Satu hari ia mencoba satu jalur. Ia
mengukur waktu yang ditempuh dari rumahnya ke sekolah pada tiap jalur tersebut.
Karena Ketut hanya ingin mencari tahu jalur yang tercepat, maka ia sendiri yang
akan berjalan menempuh setiap jalur tersebut.
Dari
ilustrasi di atas, kalian mengetahui bahwa Ketut akan menguji tiga jalur yang
berbeda dari rumahnya ke sekolah, maka variabel bebasnya adalah jalur yang
ditempuh dari rumah ke sekolah. Dalam percobaan ini Ketut mengukur waktu yang
ia perlukan untuk berjalan pada jalur-jalur tersebut, artinya variabel
terikatnya adalah waktu tempuh dari rumah ke sekolah. Dia akan memperoleh tiga
macam waktu yang mungkin saja sama atau berbeda. Sementara itu semua faktor
lain harus diusahakan sama sehingga tidak memengaruhi waktu tempuh, misalnya
orang yang berjalan harus sama, yaitu hanya Ketut seorang.
Pasti
kalian dapat memikirkan variabel kontrol lainnya kan? Misalnya keadaan jalan
yang ia lalui. Kalau ada jalur yang berbatu, namun pada jalur lain ia berjalan
di trotoar, maka hal ini bisa memengaruhi waktu tempuh padahal yang ia ingin
uji hanya jalur yang berbeda. Demikian juga keadaan Ketut apakah dia sudah
makan pagi atau belum tentunya juga dapat memengaruhi kecepatan melangkah.
Sehingga variabel perlu dikontrol juga adalah kecepatan melangkah. Karena
kecepatan melangkah sulit untuk dikontrol, maka untuk mengukur kecepatan, dapat
digunakan alat yang lebih akurat, yaitu spidometer. Spidometer adalah alat
untuk mengukur kecepatan kendaraan. Ayo berlatih menentukan
variabel dalam percobaan!
5. Prosedur Percobaan
Sebagai
seorang siswa, sebelum berangkat ke sekolah, kita mempersiapkan tas, buku dan
alat tulis agar ketika tiba di sekolah kalian dapat mengikuti jadwal pelajaran
yang disiapkan sekolah. Demikian juga dalam merancang percobaan kita perlu
mempersiapkan segala alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dan membuat
urutan langkah-langkah yang rinci yang akan dilakukan dalam percobaan tersebut,
agar tidak ada yang terlupakan. Urutan langkah-langkah ini disebut juga dengan
prosedur percobaan.
Lihatlah
contoh daftar alat dan bahan serta prosedur pada bagian Percobaan “Memanaskan
Cairan dalam Tabung Reaksi”. Kemudian berlatihlah menuliskan daftar alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam percobaan serta menuliskan prosedur percobaan.
Mari kita melihat kembali, bagaimana tahapan
dalam merancang suatu percobaan.
a. Menentukan tujuan percobaan berdasarkan
pengamatan keadaan sekitar.
b. Menuliskan hipotesis atau dugaan sementara
hasil percobaan.
c. Mengidentifikasi variabel-variabel terkait
dalam percobaan.
d. Mendata alat dan bahan yang dibutuhkan.
e. Menuliskan prosedur percobaan.
Setelah
kalian mengumpulkan rancangan percobaan, maka guru kalian akan memeriksa
rancangan kalian. Perbaikilah apabila diperlukan. Setelah perbaikan kalian
memperoleh persetujuan guru, maka kalian boleh melakukan percobaan yang sudah
kalian rancang itu di rumah.
Dari
contoh-contoh yang telah kalian baca tentang langkah-langkah dalam metode
ilmiah, kita menggunakan berbagai contoh kejadian. Hal ini semakin menunjukkan
bahwa Sains memang ada di mana-mana, sangat dekat dengan kehidupan kita.
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Penulis: Victoriani Inabuy, Dkk. ISBN: 978-602-244-384-1 (Jilid-1). Gambar Siswa merancang percobaan dari Yandex.com
Baca juga:
Hakikat Ilmu Sains dan Metode Ilmiah | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar