Perhatikan
kondisi kedua makanan pada Gambar 5.6! Menurut pendapatmu, makanan mana yang
masih layak dikonsumsi? Setiap bahan makanan memiliki jangka waktu tertentu
untuk menjadi rusak.
Roti pada Gambar 5.6(b) tidak layak dikonsumsi karena sudah ditumbuhi jamur. Agar bahan makanan tidak cepat rusak karena tumbuhnya jamur, bakteri atau mikroorganisme lain, makanan dapat ditambahkan bahan pengawet dalam jumlah tertentu.
Pengawet
adalah zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang berfungsi
untuk menghambat kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat
disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada makanan dan minuman.
Bahan pengawet mencegah tumbuhnya mikroorganisme sehingga reaksi kimia yang disebabkan
oleh mikroorganisme tersebut dapat dicegah, misalnya fermentasi pada makanan
dan minuman tersebut. Reaksi-reaksi kimia lain juga dapat dicegah oleh adanya
pengawet antara lain pengasaman, oksidasi, pencokelatan (browning), dan reaksi
enzimatis lainnya. Contoh bahan pengawet dan penggunaannya dapat dilihat pada
Tabel 5.7.
Pengawetan bahan makanan atau minuman dengan memberikan zat aditif seperti pada Tabel 5.7 merupakan cara pengawetan secara kimia.
Cara
lain mengawetkan makanan adalah dengan cara pengasinan atau pemanisan. Misalnya
ikan asin, manisan buah, atau daging panggang dapat awet secara alami. Metode
pengawetan lain adalah dengan cara fisik misalnya dengan pemanasan, pendinginan, pembekuan,
pengasapan, pengeringan, dan penyinaran.
Referensi:
Buku
Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Zat Aditif dan Zat Adiktif | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | Menyelidiki Pewarna Alami dan Buatan pada Makanan atau Minuman |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | Menyelidiki Dampak Negatif Zat Aditif dalam Makanan dan Minuman |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 | |
22 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar