![]() |
Gambar Group Band |
Ketika
kamu mendengar Konser Group Band, apakah kamu dapat membedakan ragam sumber bunyi? Misalnya
ketika membedakan bunyi terompet dan piano. Mengapa kamu mempunyai kemampuan itu?
Hal ini disebabkan oleh setiap gelombang bunyi memiliki frekuensi, amplitudo,
dan warna bunyi yang berbeda meskipun perambatannya terjadi pada medium yang
sama.
1) Tinggi Rendah dan Kuat
Lemah Bunyi
Pada
waktu memainkan alat musik kamu dapat menentukan tinggi rendahnya bunyi. Agar
memahami tinggi atau rendahnya bunyi, lakukan kegiatan berikut ini.
Hasil praktikum percobaan frekuensi pada garputala 440 Hz, 400 Hz, 360 Hz, menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi bunyi tersebut, semakin besar frekuensi bunyi maka akan semakin tinggi nada, sebaliknya jika frekuensi bunyi semakin rendah, maka nada akan semakin rendah. Jadi pada praktikum garpu tala yang memiliki frekuensi 440 Hz memiliki nada yang paling tinggi, sebaliknya pada garpu tala yang memiliki frekuensi 360 Hz, menghasilkan bunyi dengan nada yang rendah.
Pada
orang dewasa, suara perempuan lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki. Pita
suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat, mengakibatkan laki-laki
memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan perempuan memiliki nada dasar
satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz.
Bunyi
dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit dan nyeri karena gendang
telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi rendahnya nada ini ditentukan oleh
frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi bunyi, maka akan semakin
tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi bunyi kecil, maka nada akan semakin
rendah.
Garputala yang
digetarkan pelan-pelan menghasilkan
simpangan yang kecil, sehingga
amplitudo gelombang yang
dihasilkan juga kecil. Hal ini menyebabkan bunyi garputala
terdengar lemah. Pada saat garputala digetarkan dengan simpangan yang
besar, amplitudo gelombang yang
dihasilkan juga besar sehingga bunyi garputala terdengar keras. Kuat lemahnya
suara ditentukan oleh amplitudonya.
Bagaimana
bunyi yang diperdengarkan gitar dapat menghasilkan nada yang berbeda-beda. Agar
mengetahui faktor-faktor yang menentukan tinggi rendah nada pada dawai atau senar
lakukan aktivitas berikut.
![]() |
Gambar Siswa Memetik Gitar |
Berdasarkan kegiatan Percobaan Frekuensi Nada pada Senar, diperoleh hasil bahwa frekuensi senar yang bergetar bergantung pada hal-hal berikut.
a. Panjang senar, semakin panjang senar, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
b. Tegangan senar, semakin besar tegangan
senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
c. Luas penampang senar, semakin kecil
penampang senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
2) Nada
Kamu
akan lebih nyaman ketika mendengarkan bunyi musik, dibandingkan dengan bunyi
ramainya orang yang ada di pasar. Mengapa? Bunyi musik akan lebih enak
didengarkan karena bunyi musik memiliki frekuensi getaran teratur yang disebut
nada, sebaliknya bunyi yang memiliki frekuensi yang tidak teratur disebut
desah. Berikut ini merupakan beberapa deret nada yang berlaku standar.
![]() |
Deret nada yang berlaku standar |
3) Warna atau Kualitas Bunyi
Pada
saat bermain alat musik, kamu dapat membedakan bunyi yang bersumber dari alat
musik gitar, piano dan lain-lain. Setiap alat musik akan mengeluarkan suara
yang khas. Suara yang khas ini disebut kualitas bunyi atau yang sering disebut
timbre. Begitu pula pada manusia, juga memiliki kualitas bunyi yang
berbeda-beda, ada yang memiliki suara merdu atau serak.
4) Resonansi
Tahukah
kamu mengapa kentongan menghasilkan bunyi yang lebih keras daripada kayu yang
tidak berongga ketika dipukul? Mengapa bentuk gitar listrik berbeda dengan
gitar biasa? Apa fungsi kotak udara pada gitar biasa? Jawaban pertanyaan ini
akan berkaitan dengan resonansi.
Agar
memahami resonansi, lakukan kegiatan praktikum seperti gambar berikut. Pukullah
garpu tala dengan menggunakan pemukul garpu tala, kemudian dekatkan pada bibir
gelas yang berisi air, coba dengarkan, seperti pada Gambar di bawah!
![]() |
Percobaan Resonansi pada gelas berisi air |
Hasil Percobaan Resonansi Bunyi seperti gambar diatas,
menunjukkan bahwa bunyi merambat dalam bentuk gelombang
longitudinal, getaran memengaruhi medium udara yang ada dalam rongga gelas dan
akan ikut bergetar, akibatnya akan timbul bunyi yang semakin keras, inilah yang
disebut dengan resonansi. Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan
terdengar kuat ketika panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼
panjang.
Ikut
bergetarnya udara yang ada di dalam kentongan setelah dipukul mengakibatkan
bunyi kentongan terdengar semakin keras. Hal inilah yang disebut resonansi.
Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika
panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang (λ) bunyi. Resonansi kolom
udara ternyata telah dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai alat musik, antara
lain pada gamelan, alat musik pukul, alat musik tiup, dan alat musik petik atau
gesek.
Apakah
resonansi hanya terjadi pada kolom udara yang ada di berbagai alat musik?
Apakah pada telinga manusia juga memanfaatkan prinsip resonansi? Ketika kita
berbicara, kita dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah. Organ
yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kotak
suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara pita suara akan
bergetar. Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi
dengan pita suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar
sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring.
Telinga
manusia memiliki selaput tipis. Selaput itu mudah sekali bergetar apabila di
luar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan selaput
gendang telinga. Selaput tipis sangat mudah beresonansi, sehingga sumber getar
yang frekuensinya lebih kecil atau lebih besar dengan mudah menyebabkan selaput
tipis ikut bergetar.
Prinsip
kerja resonansi digunakan manusia karena memiliki beberapa keuntungan, misal
dapat memperkuat bunyi asli untuk berbagai alat musik. Selain itu, ada juga
dampak yang merugikan dari efek resonansi, yaitu bunyi ledakan bom dapat
memecahkan kaca walaupun kaca tidak terkena bom secara langsung, bunyi gemuruh
yang dihasilkan oleh guntur beresonansi dengan kaca jendela rumah sehingga
bergetar dan dapat mengakibatkan kaca jendela pecah, serta bunyi kendaraan yang
lewat di depan rumah dapat menggetarkan kaca jendela rumah.
5) Pemantulan Bunyi
Mengapa
ketika berada di ruang tertutup suara terdengar lebih keras daripada di ruang
terbuka? Mengapa jika kita berteriak pada tebing seperti ada yang meniru suara
kita? Apakah suara ini dipantulkan?
Agar
memahami pemantulan bunyi, lakukan kegiatan percobaan seperti gambar berikut.
![]() |
Bunyi terdengar paling keras apabila sudut datang sama dengan sudut pantul |
Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, dapat diperoleh hukum pemantulan bunyi sebagai berikut.
1.
Arah bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2.
Besarnya sudut datang (i) sama dengan besarnya sudut pantul (r).
![]() |
Pemantulan gelombang bunyi |
Macam-macam Bunyi Pantul
Pada
saat gelombang bunyi menumbuk sebuah permukaan seperti dinding, lantai, atau
langit-langit, sebagian energi bunyi tersebut diserap dan sebagian lagi dipantulkan.
Permukaan yang keras memantulkan lebih banyak bunyi. Bahan yang lunak seperti
karpet dan busa menyerap energi gelombang bunyi lebih banyak.
a) Bunyi Pantul yang Memperkuat Bunyi Asli
Apabila
kita berbicara di dalam ruangan kecil, suara yang terdengar akan lebih keras
dibandingkan dengan berbicara di ruang terbuka, misalnya di lapangan. Hal ini
disebabkan jarak sumber bunyi dan dinding pemantul berdekatan sehingga selang
waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul sangat kecil. Antara bunyi asli dan
bunyi pantul akan terdengar hampir bersamaan, sehingga bunyi asli terdengar
lebih keras.
b) Gaung atau Kerdam
Jika
kamu mengucapkan suatu kata dalam ruang gedung yang luas, kamu akan mendengar
kata tersebut kurang jelas. Mengapa hal itu terjadi? Bunyi seperti ini disebut
gaung atau kerdam, misalnya ketika kamu mengucapkan fisika.
Jadi, gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama-sama dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Bagaimana cara menghindari terjadinya gaung? Agar dapat menghindari terjadinya gaung, pada dinding ruangan yang besar harus dilengkapi peredam suara.
Peredam
suara terbuat dari bahan karet busa, karton tebal, karpet, dan bahan-bahan lain
yang bersifat lunak. Biasanya bahan-bahan tersebut sering kita jumpai di gedung
bioskop, studio TV atau radio, aula, dan studio rekaman.
c) Gema
Apabila
kamu berteriak di lereng gunung atau lapangan terbuka, maka kamu akan mendengar
bunyi pantul yang persis sama seperti bunyi asli dan akan terdengar setelah
bunyi asli.
Hal ini terjadi karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat. Jadi, gema adalah bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli.
Referensi
Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII/oleh Wasis, Sugeng
Yuli Irianto. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIII/ SMP/MTs Saeful Karim – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Gambar Group Band oleh Oberholster Venita dari Pixabay
Baca juga:
Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar