Sifat fisika merupakan sifat yang dapat
diamati tanpa mengubah ciri-ciri dan komposisi suatu zat. Sifat fisika tidak
berhubungan dengan pembentukan zat baru. Beberapa contoh sifat fisika sebagai
berikut.
a. Kerapatan (Densitas/Massa Jenis)
Kerapatan adalah massa zat dalam satuan
volume tertentu. Satuan kerapatan adalah kg/m3 atau g/ml. Misalnya
udara memiliki kerapatan 1,205 kg/m3 sedangkan gas asetilena atau
gas karbid (C2H2)
memiliki kerapatan 1,092 kg/m3. Jika dibandingkan, massa jenis gas
asetilena lebih kecil daripada massa jenis udara. Pada dasarnya perbedaan ini
disebabkan karena perbedaan massa atom partikel penyusun zat. Massa jenis gas
asetilena lebih kecil dari udara, sehingga gas asetilena banyak dimanfaatkan
untuk mengisi balon, agar balon dapat terbang di udara.
Gambar Balon Berisi Gas Asetilena |
b. Kekerasan
Tahukah kamu apa itu kekerasan? Kekerasan
merupakan ukuran untuk menentukan keras atau lunaknya suatu zat. Kekerasan
diukur dengan skala Mohs, menggunakan alat yang disebut sklerometer. Semakin besar skala Mohs suatu zat, semakin
keras pula zat tersebut. Perhatikanlah Tabel di bawah untuk mengetahui
kekerasan bebarapa zat.
c. Elastisitas
Tahukah kamu apa itu elastisitas? Coba
perhatikan Gambar dibawah! Pada Gambar tersebut terdapat sebuah peredam getaran
yang umumnya ada di kendaraan bermotor atau sering disebut sebagai shock
absorber atau skok. Ketika kamu mengendarai sepeda motor, kemudian melewati
lubang di jalan skok sepeda motormu akan semakin merapat atau
berubah bentuk dari kondisi awal. Setelah itu, skok akan kembali ke keadaan
semula. Kemampuan ini dikenal dengan elastisitas.
Gambar Shock Absrorber (Skok) pada Kendaraan Bermotor |
Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan diri ketika terkena tarikan atau dorongan (gaya) dan mampu untuk kembali ke ukuran serta bentuk awal ketika gaya tersebut dihilangkan. Tahukah kamu terbuat dari bahan apa skok kendaraan tersebut? Skok kendaraan umumnya terbuat dari baja, dipilih baja karena memiliki elastisitas yang tinggi. Oleh karena itu, ketika skok diberi tarikan atau dorongan akibat melewati jalanan yang berlubang, skok dapat dengan mudah kembali ke ukuran dan bentuk awal. Kemampuan ini disebabkan baja memiliki kisi-kisi atau pola geometris susunan atom yang unik, pola geometris susunan atom ini akan mengalami perubahan ukuran ketika diberi gaya. Ketika gaya dihilangkan, pola geometris susunan atom akan kembali ke keadaan semula.
Setiap zat memiliki elastisitas tertentu. Zat
seperti es batu, kayu, dan gelas memiliki elastisitas yang rendah. Oleh karena
itu, zat tersebut akan mengalami kerusakan bentuk ketika diberikan gaya yang
besar. Karet memiliki elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
elastisitas es batu, kayu, dan gelas. Pada karet elastisitas disebabkan karena
terulurnya rantai polimer ketika diberi
gaya. Rantai polimer karet akan kembali pada posisi dan ukuran semula ketika
gaya dihilangkan.
Gambar Karet yang Elastis |
d. Daya Hantar
Daya hantar adalah kemampuan suatu zat untuk
menghantarkan panas atau listrik. Berdasarkan sifat ini, benda dapat dibedakan
menjadi konduktor, isolator, dan semikonduktor. Bahan yang dapat digunakan
sebagai konduktor yaitu bahan yang terbuat dari zat yang mampu menghantarkan
elektron dengan mudah, misalnya besi, tembaga, emas, dan perak. Sebaliknya, zat
yang memiliki kemampuan rendah dalam
menghantarkan elektron, seperti plastik dan kayu digunakan sebagai bahan
isolator. Bahan semikonduktor adalah bahan yang jika berada pada suhu rendah
bersifat sebagai isolator, dan pada suhu tinggi bersifat sebagai konduktor,
contohnya silikon dan germanium. Bahan semikonduktor banyak digunakan sebagai
komponen dalam alat elektronik, misalnya Integrated Circuit (IC) atau prosesor
komputer.
Gambar (a) Kabel Tembaga sebagai Konduktor dengan Plastik sebagai Isolatornya, (b) Prosesor Komputer Terbuat dari Bahan Semikonduktor |
e. Kemagnetan
Kemampuan suatu zat untuk dapat dipengaruhi
oleh medan magnet disebut dengan sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan dibedakan
menjadi tiga, yaitu feromagnetik, paramagnetik,
dan diamagnetik. Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet
digolongkan pada kelompok feromagnetik, misalnya besi, baja, kobalt, dan nikel.
Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet digolongkan pada kelompok
paramagnetik, misalnya magnesium, molibdenum, dan litium. Benda-benda yang
tidak ditarik oleh magnet termasuk kelompok diamagnetik, misalnya perak, emas,
tembaga, dan bismut.
Gambar Besi Merupakan Bahan Feromagnetik |
f. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida
(zat cair dan gas) yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.
Semakin besar viskositas suatu fluida, maka semakin sulit suatu fluida mengalir
dan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat
cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi (gaya tarik menarik) antara
molekul-molekul zat cair. Sementara pada gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antara molekul-molekul gas. Contoh fluida yang memiliki viskositas
tinggi adalah madu dan oli. Air merupakan contoh zat yang memiliki viskositas
rendah.
g. Titik Didih
Titik didih adalah suhu saat zat cair mulai berubah menjadi uap pada tekanan tertentu. Zat cair dapat berubah menjadi uap karena tekanan uap lebih besar dari tekanan luar yang menahan zat cair. Misalnya air, pada suhu 100oC akan berubah menjadi uap. Ini berarti, air memiliki titik didih sebesar 100oC. Pengetahuan titik didih suatu zat sangatlah penting, misalnya penggunaan oli sebagai pelumas mesin kendaraan bermotor. Saat mesin kendaraan bermotor bekerja akan dihasilkan panas yang sangat tinggi dan komponen dalam mesin akan bergesekan.
Jika mesin tidak diberi pelumas, akan
mengalami kerusakan pada komponen mesin akibat mesin terlalu panas. Oleh karena
itu, zat yang digunakan sebagai pelumas harus mampu bertahan atau tidak menguap
pada suhu yang sangat tinggi. Agar dapat memenuhi kebutuhan ini digunakanlah
oli sebagai pelumas. Oli merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun sekitar 36
atom karbon (C). Susunan rantai atom karbon yang panjang inilah yang membuat
oli memiliki titik didih yang tinggi hingga 300oC.
Gambar Oli dalam Mesin Kendaraan Bermotor |
h. Titik Beku
Titik beku merupakan suhu pada tekanan tertentu saat zat cair mulai berubah menjadi padat ketika suhu suatu zat diturunkan. Misalnya air pada suhu 27oC pada tekanan 1 atmosfer (atm) berwujud cair, tetapi saat suhu air diturunkan menjadi 0oC, air akan berubah wujud menjadi padat. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa titik beku air adalah 00C.
Pengetahuan tentang titik beku suatu zat sangatlah penting, terutama untuk menentukan zat yang digunakan sebagai pendingin mesin kendaraan bermotor. Di daerah dingin seperti di Alaska, suhu saat musim dingin bisa mencapai -16,3oC. Pada suhu ini tentu air akan membeku, termasuk air yang digunakan sebagai pendingin kendaraan bermotor, sehingga dapat merusak mesin kendaraan. Oleh sebab itu, perlu adanya cairan pendingin yang mampu mempertahankan wujudnya dalam bentuk cair meskipun pada suhu yang sangat rendah.
Zat cair yang memenuhi syarat tersebut adalah
senyawa etilen glikol, propilen glikol, dan gliserol sebagai pendingin mesin
kendaraan bermotor. Molekul gliserol mampu membentuk ikatan hidrogen yang kuat
dengan molekul air, sehingga titik beku campuran lebih rendah dari pada titik
beku air. Campuran tersebut mampu mencegah pembentukan kristal es, meskipun
suhu diturunkan hingga mencapai -37,8 oC. Karena itu, ketiga zat
tersebut dikenal sebagai zat antibeku “antifreeze”.
Gambar Propilen Glikol untuk Pendingin Kendaraan |
Selain pada kendaraan bermotor, zat antibeku juga dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup yang tinggal di daerah yang suhunya sangat rendah. Zat antibeku diperlukan agar cairan dalam sel dan dalam jaringan tubuh tidak membeku. Zat antibeku pada makhluk hidup misalnya gliserol atau dimetilsulfoksida pada serangga, trehalosa pada cacing nematoda dan rotifera, serta protein antibeku “anti freeze protein (AFP)” pada ikan-ikan yang hidup di Antartika.
Perhatikan struktur protein antibeku pada Gambar di bawah. Mahakuasa dan Mahabesar Tuhan yang telah menciptakan hewan-hewan tersebut dengan kemampuan yang luar biasa. Dengan kemampuannya tersebut, hewan dapat bertahan hidup walaupun suhu lingkungan sangat dingin.
i. Titik Leleh
Terbuat dari apakah alat-alat untuk memasak
di rumahmu? Apakah dari plastik atau dari logam? Tentu terbuat dari bahan logam
bukan? Ala-talat untuk memasak biasanya terbuat dari logam aluminium. Pemilihan
aluminium sebagai bahan pembuatan alat untuk memasak dikarenakan aluminium
memiliki titik leleh yang tinggi
dibandingkan dengan plastik. Selain memiliki titik leleh yang tinggi, aluminium
juga memiliki stabilitas yang tinggi terhadap panas, ringan, tidak reaktif, dan
tidak mudah berkarat.
Gambar Aluminium sebagai Bahan Pembuat Alat untuk Memasak |
Titik leleh adalah suhu pada tekanan tertentu saat zat padat mulai berubah menjadi cair. Kamu dapat melihat titik leleh berberapa logam dan plastik pada Tabel berikut.
Referensi:
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup | |
01 | |
02 | |
03 | Mengidentifikasi Perbedaan Zat dalam Benda dan Makhluk Hidup |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | Sifat Zat dan Hubungannya dengan Partikel Penyusun dan Strukturnya |
18 | |
19 | |
20 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar