Bioteknologi banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan atau bidang medis, misalnya pembuatan antibiotik, insulin sintetis, dan vaksin.
a. Antibiotik
Perkembangan bioteknologi dalam bidang kesehatan dimulai dengan penemuan antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming tahun 1928. Antibiotik merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, khususnya bakteri. Antibiotik penisilin dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum.
Gambar (a) Penicillium notatum (b) Koloni Penicillium notatum yang Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri |
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini ilmuwan telah berhasil menemukan berbagai jenis antibiotik yang diperoleh dari berbagai jenis mikroorganisme. Perhatikan Tabel di bawah ini.
Tabel Mikroorganisme yang Dipilih Sebagai Sumber Antibiotik |
b. Insulin Sintetis (Humulin)
Pernahkah kamu mendengar penyakit kencing manis atau diabetes melitus? Ada dua tipe penyakit diabetes melitus, tipe I dan tipe II. Penyakit diabetes melitus tipe II disebabkan kerusakan reseptor hormon insulin dalam hati, sedangkan penyakit diabetes melitus tipe I disebabkan seseorang tidak dapat menghasilkan hormon insulin, yang disebabkan rusaknya sel-sel pankreas. Orang yang menderita penyakit diabetes melitus memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi.
Gejala awal penderita diabetes melitus, yaitu
sering buang air kecil, mudah haus, dan mudah lapar. Jika tidak segera
ditangani, akan mengakibatkan komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke,
gagal ginjal, dan kerusakan pada mata. Untuk mengatasi penyakit diabetes melitus
tipe I, penderita perlu mendapatkan tambahan hormon insulin sintetis. Melalui bioteknologi, ilmuwan telah dapat memproduksi
hormon insulin sintetis seperti hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas
manusia. Tahukah kamu bagaimana hormon insulin sintetis dihasilkan?
Perhatikan Gambar berikut!
Gambar Rekombinasi Gen Pengode Insulin pada Bakteri E. coli |
Untuk menghasilkan hormon insulin, DNA yang mengode hormon insulin dalam sel pankreas diambil. Selanjutnya DNA tersebut direkombinasikan ke dalam vektor (perantara), misalnya plasmid. Menggabung (merekombinasi) potongan DNA yang mengode gen tertentu dengan vektor. Plasmid yang telah mengandung DNA pengode hormon insulin dimasukkan ke dalam sel bakteri E. coli, sehingga bakteri E. coli mengandung DNA pengode hormon insulin. Dengan memiliki DNA tersebut, bakteri mampu menghasilkan hormon insulin. Selanjutnya, hormon insulin yang dihasilkan dimurnikan dan dikemas untuk diberikan pada pasien.
c. Vaksin
Pernahkah kamu mendapatkan imunisasi? Imunisasi atau disebut juga vaksinasi merupakan langkah yang sangat efektif untuk melindungi tubuh kita dari pathogen-patogen yang menyebabkan penyakit, misalnya hepatitis, polio, tetanus, campak, dan lain sebagainya. Vaksinasi adalah suatu proses peningkatan system kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang, sehingga memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Gambar Vaksinasi Lewat Mulut |
Vaksin dapat berupa bakteri dan virus yang
telah dilemahkan atau merupakan bagian
kecil dari tubuh bakteri atau virus. Bakteri dan virus memiliki protein khusus
pada permukaan tubuh luarnya. Jika protein ini dimasukkan ke dalam tubuh
manusia, maka sel darah putih (limfosit B) akan mengenali protein tersebut dan
membelah menjadi sel plasma dan sel memori. Sel plasma akan menghasilkan
antibodi dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh. Sel memori akan tetap
mengikat antibodi untuk digunakan ketika ada bakteri atau virus yang sebenarnya
masuk ke dalam tubuh, sehingga tubuh dapat dengan segera menangkal bakteri atau
virus tersebut. Perhatikan Gambar berikut.
Gambar Mekanisme Pembentukan Antibodi Akibat Pemberian Vaksin |
Saat ini ilmuwan telah menghasilkan vaksin yang lebih aman menggunakan teknik-teknik dalam bioteknologi. Ilmuwan telah berhasil mengisolasi gen yang mengode protein yang terdapat dalam permukaan bakteri dan virus tertentu. Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam sel Saccharomyces. Sel Saccharomyces yang berkembang biak akan menghasilkan protein yang sama dengan protein yang terdapat pada permukaan luar bakteri atau virus, namun tidak berbahaya bagi tubuh. Jika protein tersebut disuntikkan ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi yang akan menangkal serangan bakteri atau virus yang sesungguhnya.
d. Antibodi Monoklonal
Pernahkah kamu mendengar antibodi monoklonal?
Pada bagian sebelumnya kamu telah mempelajari tentang vaksin bukan? Vaksin
merupakan suatu antigen (benda asing). Ketika vaksin masuk dalam tubuh, akan
memicu sel limfosit B untuk menghasilkan antibodi tertentu untuk menghancurkan
antigen. Antibodi monoklonal adalah antibodi yang spesifik untuk satu jenis antigen, yang dihasilkan
dari satu jenis sel limfosit B
yang merupakan hasil kloning dari sel induk. Antibodi monoklonal umumnya
dihasilkan dari kultur sel yang melibatkan penggabungan (fusi) sel myeloma (sel
tumor) dan sel limfosit B dari tikus atau dari kelinci. Perhatikan Gambar
berikut!
Gambar Prosedur Pembentukan Antibodi Monoklonal |
Untuk menghasilkan antibodi monoklonal, tikus
atau kelinci diimunisasi terlebih dahulu dengan antigen tertentu. Akibatnya,
sel limfosit B kelinci akan mengenali antigen tersebut dan akan membentuk
antibodi. Sel limfosit selanjutnya difusikan dengan sel tumor membentuk sel
hibridoma. Penggabungan sel tumor ini dimaksudkan agar sel limfosit dapat terus
membelah menghasilkan antibodi. Sel hibridoma kemudian diseleksi untuk
selanjutnya dikultur sehingga dapat lebih banyak dihasilkan antibodi. Antibodi
yang dihasilkan selanjutnya dimurnikan kemudian dikemas untuk digunakan terapi,
misalnya
untuk terapi artritis, penolakan saat transplantasi organ, kanker sel darah
putih, kanker payudara, dan jenis kanker yang lainnya.
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Bio Teknologi | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar