A. Mengembangkan hewan transgenik melalui teknik rekayasa genetika
Coba diingat kembali arti Rekayasa genetika dan Organisme transgenic. Rekayasa genetika adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan cara memanipulasi materi genetik, baik dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Organisme transgenik adalah organisme yang susunan gennya telah dimanipulasi.
Selain di bidang pertanian, bioteknologi juga banyak diterapkan dalam bidang peternakan, yaitu dengan dikembangkannya hewan transgenik melalui teknik rekayasa genetika. Pada awalnya, hewan transgenik merupakan bahan penelitian para ilmuwan untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara penanggulangannya. Namun, saat ini ilmuwan telah menggunakan teknik rekayasa genetika untuk berbagai keperluan dalam bidang peternakan, misalnya meningkatkan produksi susu.
Gambar (a) Sapi Biasa (b) Sapi Transgenik |
Peningkatan produksi susu dilakukan dengan cara memproduksi hormon bovine somatotropin (bST) yang kemudian disuntikkan pada sapi perah atau dengan cara membuat sapi perah transgenik yang mampu memproduksi hormon bST lebih banyak. Dengan cara seperti ini, produksi susu dapat meningkat sekitar 8.3–21.8%. Selain meningkatkan produksi, susu yang dihasilkan juga dapat direkayasa, sehingga lebih kaya protein, dan rendah lemak.
Selain untuk meningkatkan produksi susu,
rekayasa genetika juga dapat dilakukan
pada hewan ternak agar tahan terhadap penyakit. Misalnya pengembangan sapi transgenik yang
tahan terhadap penyakit mastitis, yaitu penyakit pembengkakan pada kelenjar
susu yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pengembangan
sapi transgenik dilakukan dengan cara memasukkan gen pengode enzim lysostaphin
yang diambil dari bakteri Staphylococcus simulans. Melalui rekayasa genetika
dapat dikembangkan pula sapi yang mampu menghasilkan daging yang berkualitas
dan mampu tumbuh dengan cepat.
B. Mengembangkan hewan kloning
Salah satu teknik yang banyak digunakan pada bioteknologi dalam bidang peternakan yaitu teknik kloning. Kloning merupakan proses pembentukan suatu individu yang identik secara genetik, melalui proses pemisahan embrio atau penggantian inti sel. Kloning bertujuan untuk menghasilkan individu baru yang seragam. Kloning juga dimanfaatkan manusia untuk memperoleh jenis-jenis hewan unggul.
Tahukah kamu cara mengkloning domba A? Pada tahap pertama diambil beberapa sel tubuh dari domba A. Kemudian diambil sel telur dari domba B. Sel tubuh domba A diambil inti selnya saja dan sel telur domba B dikeluarkan inti selnya sehingga tersisa badan sel telurnya. Inti sel domba A disuntikkan ke dalam sel telur domba B. Selanjutnya, sel tersebut akan berkembang menjadi embrio dan diimplantasikan atau ditanam di rahim domba lain (domba C). Pada akhirnya, akan lahir domba yang mirip dan identik dengan domba A, karena domba A sebagai pendonor inti sel. Perhatikan Gambar berikut!
Gambar Proses Kloning Domba |
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Bio Teknologi | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar