1) Identifikasi
Labah-labah
Laba-laba pembuat jaring |
Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis
hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua
segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut
pengunyah.
Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan
bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau — semuanya berkaki delapan — dimasukkan ke dalam
kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi.
Laba-laba merupakan
hewan pemangsa (karnivora), bahkan
kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan
perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan
subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa
melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari
puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat
membahayakan manusia.
Tidak semua laba-laba
membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi
semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat
protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang
terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk
membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain,
menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang,
dan lain-lain.
2) Morfologi
Laba-laba pemburu, tidak membuat jaring |
Tak seperti serangga
yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian
depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya
merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian
belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax
dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax
melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang
rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau
beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis
laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi
sebagai alat bantu dalam perkawinan.
3) Indera
Laba-laba raksasa |
Mata pada laba-laba umumnya
merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan mata majemuk seperti
pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu
baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang.
Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada
beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus,
termasuk dalam mengenali warna. Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah.
Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan
tubuh mangsanya.
4) Pemangsaan
Kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa)
penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik
daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis
memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan pohon, sehingga tak
perlu bersembunyi.
Laba-laba penenun (misalnya anggota suku Araneidae) membuat
jaring-jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan
dan ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara
kawat telepon, dan lain-lain. Jaring ini
bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya.
Begitu
serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan
taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim
pencerna ke dalam tubuh mangsanya. Beberapa laba-laba penenun memiliki
kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera.
Sedikit berbeda,
laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif.
Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk mencari
mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya.
Bisa yang disuntikkan
laba-laba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan
bagian dalam tubuh mangsa. Kemudian perlahan-lahan cairan tubuh beserta
hancuran organ dalam itu dihisap oleh si pemangsa. Berjam-jam laba-laba menyedot
cairan itu hingga bangkai mangsanya mengering.
Laba-laba yang memiliki rahang (chelicera)
kuat, bisa lebih cepat menghabiskan makanannya dengan cara merusak dan meremuk
tubuh mangsa dengan rahang dan taringnya itu. Tinggal sisanya berupa bola-bola
kecil yang merupakan remukan tubuh mangsa yang telah mengisut.
5) Keragaman
Jenis
Ordo laba-laba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras subordo, yakni:
a. Mesothelae, yang merupakan laba-laba primitif tak berbisa, dengan ruas-ruas tubuh
yang nampak jelas; memperlihatkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan
leluhurnya yakni artropoda beruas-ruas.
b. Mygalomorphae atau Orthognatha, ialah kelompok laba-laba
yang membuat liang persembunyian, dan juga yang membuat lubang jebakan di
tanah. Banyak jenisnya yang bertubuh besar,
seperti tarantula
dan juga lancah
maung.
c. Araneomorphae adalah kelompok laba-laba ‘modern’. Kebanyakan laba-laba
yang kita temui termasuk ke dalam subordo ini, mengingat bahwa anggotanya
terdiri dari 95 suku dan mencakup kurang lebih 94% dari jumlah spesies
laba-laba. Taring dari kelompok ini mengarah agak miring ke depan (dan bukan
tegak seperti pada kelompok tarantula) dan digerakkan berlawanan arah seperti
capit dalam menggigit mangsanya.
Penyusun: Rena Fillias Afinii.
IX D. 2011
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba
gambar dari google images
http://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba
gambar dari google images
Baca juga:
ORGANISME UNIK | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar