Ketika
panas Matahari menguapkan air yang ada di laut dan di permukaan Bumi, maka uap
air tersebut akan berkumpul di angkasa dan terjadi proses kondensasi
(pengembunan) hingga terbentuk awan. Awan tersebut kemudian akan berjalan
sesuai dengan arah embusan angin. Penguapan yang terjadi setiap hari
mengakibatkan uap yang menjadi awan semakin banyak. Jika awan sudah tidak dapat
menampung uap dari evaporasi (penguapan), maka uap air di awan akan turun
sebagai hujan. Air hujan akan mengisi cadangan air yang berada di permukaan
Bumi. Proses ini berlangsung terus menerus.
Seperti
yang telah kamu pelajari bahwa air memiliki siklus daur ulang yang berlangsung
terus menerus. Dimulai dengan proses evaporasi hingga akhirnya air jatuh kembali
ke Bumi dalam bentuk hujan. Siklus air ini menjaga ketersediaan air di Bumi.
Akan tetapi, curah hujan yang terjadi setiap tahun tidak sama. Ada kalanya
curah hujan rendah (sedikit) dan ada kalanya curah hujan tinggi. Apabila curah
hujan tinggi, simpanan air di permukaan Bumi seperti waduk, danau, atau sungai
meluap, sehingga berpotensi banjir.
Perhatikan
Gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut terlihat bahwa jalanan di sekitar
Monumen Selamat Datang (Bundaran HI) tergenang air yang berwarna cokelat.
Terlihat pula mobil yang melintas di jalan juga terendam air akibat banjir yang
melanda Jakarta beberapa waktu lalu.
Gambar Banjir di Jakarta |
Aliran air yang berlebihan hingga meluap ke daratan seperti Gambar diatas disebut banjir. Banjir berasal dari luapan penyimpanan air, baik itu danau, waduk, maupun sungai yang tidak mampu menampung jumlah air yang sangat besar. Ketika penyimpanan air sudah penuh, maka air yang harusnya disalurkan ke penyimpanan akan meluap ke daratan sehingga membanjiri daerah sekitarnya.
Faktor Penyebab Banjir
1. Tingginya
curah hujan menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Hujan yang terus menerus
akan mengakibatkan danau, bendungan, atau sungai penuh dan tidak sanggup lagi
menampung air yang masuk. Akibatnya, air akan meluap ke daratan di sekitarnya.
2. Sistem
pengelolaan lingkungan yang buruk. Perhatikan Gambar di bawah. Jika sungai yang
ada di tengah pemukiman penuh, kemanakah air akan meluap? Berdasarkan gambar
tersebut kamu dapat mengetahui bahwa di daerah tersebut tidak ada tempat resapan
air. Akibatnya, jika sungai penuh maka air akan membanjiri pemukiman penduduk.
Gambar Kepadatan pemukiman di Jakarta |
Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan tempat tinggal di suatu daerah, sehingga pemukiman di daerah tersebut semakin meluas. Akibatnya, daerah resapan air akan berkurang karena permukaan tanah terlapisi beton dan aspal yang tidak dapat menyerap air. Hal tersebut diperparah oleh penataan bangunan dan wilayah yang tidak memerhatikan sistem pembuangan air. Selain itu, kurangnya pepohonan yang dapat menyerap air juga menjadi penyebab terjadinya banjir.
3. Akibat
perilaku manusia. Coba amati sungai yang tersumbat sampah berikut. Gambar di
bawah merupakan gambar kondisi sungai Ciliwung beberapa waktu lalu. Apakah air
di sungai tersebut akan mengalir dengan lancar? Berdasarkan gambar tersebut,
kamu dapat mengetahui bahwa sampah akan menghambat laju air di sungai.
Gambar Sampah di sungai Ciliwung |
Perilaku manusia yang membuang sampah di sungai atau saluran pembuangan air akan memicu terjadinya banjir. Sampah yang dibuang sembarangan akan menyumbat aliran air di sungai atau saluran pembuangan. Akibatnya, ketika hujan air tidak akan mengalir. Air terus tertimbun di suatu tempat hingga akhirnya meluap dan menjadi banjir.
Selain
perilaku membuang sampah sembarangan, pembangunan rumah di bantaran sungai juga
dapat memicu banjir. Rumah bantaran sungai dibangun dengan menggunakan tepian
sungai. Akibatnya, lebar sungai akan berkurang dan daya tampung sungai tersebut
juga ikut berkurang. Ketika hujan terjadi, sungai tidak mampu menampung air
dalam jumlah besar. Akhirnya, air akan meluap ke daerah sekitar.
Gambar Pemukiman di Bantaran sungai |
Dampak Banjir
Banjir
yang melanda suatu daerah dapat memberikan dampak yang serius. Dampak yang
ditimbulkan oleh banjir meliputi kerusakan fisik hingga korban jiwa. Banjir dapat
merusak bangunan seperti rumah, gedung, jalan raya, atau jembatan. Akibatnya,
jalur transportasi terputus dan pengiriman bantuan darurat terhambat.
Banjir
juga dapat mengontaminasi sumber air bersih. Biasanya banjir telah bercampur
dengan lumpur. Apabila banjir bercampur dengan sumber air bersih, maka air
bersih akan terkontaminasi. Akibatnya, sumber air bersih akan menjadi langka.
Selain itu, banjir dapat menjadi media penyebaran penyakit, seperti diare dan
penyakit kulit.
Gambar Kerusakan akibat banjir |
Dampak lain dari banjir adalah kerugian ekonomi yang besar. Banjir yang menimpa daerah pertanian akan mengakibatkan gagal panen dan lahan pertanian menjadi rusak. Kerusakan fisik yang disebabkan oleh banjir cukup parah. Butuh biaya yang banyak untuk merenovasi suatu bangunan atau lahan pertanian hingga dapat berfungsi kembali.
Banjir
juga sering memakan banyak korban jiwa. Pada banjir yang terjadi di Jakarta
selama bulan Februari 2015 tercatat hampir 57.000 jiwa menjadi korban
(republika. co.id). Banjir dengan debit air yang besar dapat menenggelamkan
seseorang. Selain itu, banjir dengan arus yang deras juga dapat menghanyutkan
seseorang hingga akhirnya tenggelam dan meninggal.
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan
Alam. SMP/MTs Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Baca juga:
Struktur Bumi dan Dinamikanya | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar