Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh
terhadap peningkatan kebutuhan pangan. Saat ini, produksi pangan dengan cara
tradisional tidak lagi memadai untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Keterbatasan ini menuntut para
ilmuwan untuk mencari solusi dalam memproduksi bahan pangan dengan cara yang
lebih baik. Penerapan bioteknologi modern
dalam pertanian menjadi solusi terbaik saat ini untuk mengatasi masalah
tersebut. Penerapan bioteknologi modern dalam pertanian berpotensi meningkatkan
produksi tanaman budi daya dan mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya
seperti pestisida.
A. Tanaman Transgenik
Bioteknologi modern dalam pertanian dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetika, yaitu dengan melakukan manipulasi susunan gen suatu organisme sehingga dapat dihasilkan organisme yang memiliki sifat baru. Manipulasi susunan gen dapat dilakukan dengan cara menambah gen suatu organisme yang diambil dari organisme lain atau dengan menghilangkan gen tertentu dalam organisme tersebut. Tanaman yang susunan gennya telah dimanipulasi disebut dengan tanaman transgenik. Saat ini, telah banyak tanaman transgenik yang sudah dikembangkan, misalnya jagung, padi, kedelai, tomat, dan pepaya.
Gambar Perbandingan Jagung Tahan Hama (atas) dan Jagung Biasa (bawah) |
Perhatikan Gambar jagung. Jagung pada gambar bagian atas merupakan jagung transgenik. Jagung tersebut memiliki sifat tahan hama dibandingkan dengan jagung pada umumnya.
Melalui rekayasa genetika, suatu tanaman dapat direkayasa agar dapat tahan terhadap serangan hama atau bahkan membunuh hama yang menyerang tanaman tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Tanaman juga dapat dirancang untuk tahan terhadap herbisida dan insektisida melalui rekayasa genetika. Bagaimana cara membuat tanaman transgenik? Coba kamu perhatikan Diagram berikut!
Diagram Teknik Rekayasa Genetika pada Tanaman dengan Bantuan Bakteri Agrobacterium tumefaciens |
Teknik
rekayasa genetika dilakukan melalui beberapa tahapan berikut.
1. Menyiapkan potongan DNA yang mengandung
gen tertentu, misalnya gen “tahan serangan hama” dari makhluk hidup lain.
Pemotongan DNA dibantu oleh enzim restriksi (enzim pemotong).
2. Menyiapkan vektor (perantara) misalnya
menggunakan plasmid Ti yang diambil dari bakteri Agrobacterium tumefaciens atau
menggunakan virus tertentu. Plasmid adalah suatu DNA dalam bakteri yang
berbentuk sirkuler dan mampu melakukan duplikasi secara mandiri. Secara alami plasmid dapat ditransfer ke
dalam sel lain dengan membawa gen tertentu.
3. Menggabung (merekombinasi) potongan DNA
yang mengandung gen tertentu dengan plasmid Ti menggunakan enzim ligase,
sehingga dihasilkan plasmid Ti yang telah mengandung gen “tahan serangan hama”.
4. Memasukkan plasmid Ti yang telah mengandung gen “tahan serangan hama” pada sel-sel tanaman.
5. Tanaman akan mendapatkan DNA yang mengandung gen “tahan serangan hama” dan tumbuh menjadi tanaman yang memiliki sifat tahan terhadap serangan hama.
Melalui rekayasa genetika, dapat dikembangkan pula kacang tanah dan kacang kedelai yang tidak menimbulkan reaksi alergi bagi yang mengonsumsi. Tanaman transgenik lain yang telah dikembangkan adalah beras yang mengandung zat besi dan vitamin A. Beras yang mengandung vitamin A dikenal dengan nama Golden rice. Perhatikan Gambar berikut!
Gambar (a) Beras Normal Berwarna Putih, (b) Golden Rice Berwarna Kuning |
Golden rice dikembangkan dengan cara mengambil gen pengode pembentukan provitamin A atau beta karoten pada tanaman wortel atau pada tanaman lain, kemudian menyisipkannya ke dalam gen tanaman padi. Ketika kita mengonsumsi golden rice, provitamin A yang terkandung dalam beras tersebut akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A. Golden rice memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi masalah kekurangan konsumsi vitamin A.
B. Fusi Protoplas
Ketika sebuah tanaman terluka, suatu kumpulan sel yang disebut kalus tumbuh lebih cepat pada tempat yang terluka. Sel kalus memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi batang, tunas, akar, dan keseluruhan organ tanaman. Kemampuan itu membuat sel tersebut menjadi objek yang ideal dalam rekayasa genetika. Perhatikan Gambar berikut.
Gambar Proses Fusi Protoplas |
Sel kalus diselimuti oleh selulosa yang tebal pada dinding selnya, sehingga dapat menjadi pembatas atau penghambat DNA baru yang akan masuk ke dalamnya. Dinding sel tersebut dapat dihancurkan dengan bantuan enzim selulase, sehingga dihasilkan satu sel tanpa dinding yang disebut protoplas. Protoplas dapat digabungkan dengan protoplas dari tanaman lain, sehingga dihasilkan suatu sel yang memiliki sifat gabungan kedua jenis tanaman. Metode ini, disebut dengan fusi protoplas. Metode ini telah digunakan pada broccoflower, yang merupakan suatu tanaman hasil fusi brokoli (broccoli) dengan bunga kol (cauliflower). Perhatikan Gambar berikut.
Gambar (a) Tanaman Brokoli, (b) Tanaman Kol, (c) Tanaman Broccoflower |
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Bio Teknologi | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar