Pada kegiatan sebelumnya, kamu telah menyimpulkan bahwa dalam kegiatan pengukuran perlu menggunakan satuan baku, yaitu satuan yang disepakati bersama. Besaran yang satuannya didefinisikan disebut besaran pokok. Besaran pokok ada 3, yaitu panjang, massa, dan waktu.
a. Panjang
Dalam
IPA, panjang menyatakan jarak antara dua titik. Misalnya, panjang papan tulis adalah jarak antara titik pada
ujung-ujung papan tulis, panjang bayi yang baru lahir adalah jarak dari ujung
kaki sampai ujung kepala bayi itu.
Panjang
menggunakan satuan dasar (SI) meter (m). Satu meter standar (baku) sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang
hampa selama 1/299.792.458 sekon. Untuk keperluan sehari-hari telah dibuat
alat-alat pengukur panjang tiruan dari meter standar, seperti terlihat pada
Gambar di bawah ini.
Alat ukur panjang (a) pita ukur; (b) meteran gulung; (c) mistar; (d) jangka sorong |
Selain
meter, panjang juga dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar atau lebih
kecil dari meter dengan cara menambahkan awalan-awalan seperti tercantum dalam
Tabel dibawah ini.
Awalan Satuan SI dan Kelipatannya |
Berdasarkan
Tabel tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa:
1
kilometer (km) = 1.000 meter (m)
1
sentimeter (cm) = 1/100 meter (m) atau 0,01 m
Sebaliknya,
diperoleh
1 m
= 1/1.000 km = 0,001 km
1 m
= 100 cm
Perhatikan
Gambar beberapa alat pengukur panjang, misalnya pita ukur atau metlin,
penggaris atau mistar, jangka sorong, dan meteran gulung. Meteran gulung dan
penggaris mampu mengukur paling kecil hingga 1 mm, tetapi jangka sorong mampu
mengukur sampai 0,1 mm.
Dalam
melakukan pengukuran, perhatikan posisi nol alat ukur. Untuk pengukuran
panjang, ujung awal benda berimpit dengan angka nol pada alat ukur. Selain itu,
posisi mata harus tegak lurus dengan skala yang ditunjuk. Hal ini untuk
menghindari kesalahan hasil pembacaan pengukuran.
Dalam pembacaan skala, posisi mata harus tegak lurus dengan skala |
b. Massa
Setiap
benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda
disebut massa benda. Dalam SI, massa diukur dalam satuan kilogram (kg).
Misalnya, massa tubuhmu 52 kg, massa seekor kelinci 3 kg, massa sekantong gula
1 kg.
Dalam
kehidupan sehari-hari, orang menggunakan istilah “berat” untuk massa. Namun
sesungguhnya, massa tidak sama dengan berat. Massa suatu benda ditentukan oleh kandungan materinya dan tidak mengalami perubahan meskipun kedudukannya berubah.
Sebaliknya, berat sangat bergantung pada kedudukan di mana benda
tersebut berada. Mengapa? Karena benda akan memiliki gravitasi yang berbeda di
tempat yang berbeda. Sebagai contoh, saat astronot berada di bulan, beratnya
tinggal 1/6 dari berat dia saat di bumi.
Dalam
SI, massa menggunakan satuan dasar kilogram (kg), sedangkan berat menggunakan
satuan Newton (N). Satu kilogram standar (baku) sama
dengan massa sebuah silinder
yang terbuat dari
campuran platinumiridium yang disimpan di Sevres, Paris, Prancis.
Massa 1 kg setara dengan 1 liter air pada suhu 40C.
Satu kilogram standar |
Massa
suatu benda dapat diukur dengan neraca
lengan, sedangkan berat diukur dengan neraca pegas. Neraca lengan dan neraca
pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang banyak digunakan jenis neraca
lain yang lebih praktis, yaitu neraca digital.
Pada
neraca digital, hasil pengukuran massa langsung dapat diketahui, karena muncul
dalam bentuk angka dan satuannya. Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain.
Misalnya, gram (g) dan miligram (mg) untuk massa-massa yang kecil; ton (t) dan
kuintal (kw) untuk massa-massa yang besar.
1
ton = 10 kw = 1.000 kg
1 kg
= 1.000 g
1 g
= 1.000 mg
Untuk
menimbang massa benda dengan neraca Ohauss, ikutilah langkah-langkah pada gambar
di bawah ini
Cara mengukur massa benda dengan neraca Ohauss |
Contoh hasil pengukuran massa benda adalah sebagai berikut:
Hasil pengukuran benda dengan neraca OHaus |
Massa
benda = 100 g + 90 g + 7,5 g = 197,5 g
c. Waktu
Waktu
adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu hidup
seseorang dimulai sejak ia dilahirkan
hingga meninggal, waktu perjalanan diukur
sejak mulai bergerak sampai dengan akhir gerak (berhenti). Waktu dapat diukur dengan jam tangan atau stopwatch seperti terlihat pada Gambar berikut.
Alat pengukur waktu (a) Jam tangan; (b) Stopwatch |
Satuan
SI untuk waktu adalah detik atau sekon (s). Satu sekon standar (baku) adalah
waktu yang dibutuhkan atom Cesium untuk bergetar 9.192.631.770 kali.
Berdasarkan jam atom ini, hasil
pengukuran waktu dalam selang waktu 300 tahun tidak akan bergeser lebih dari
satu sekon. Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu
dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih
besar, misalnya menit, jam, hari,
bulan, tahun, dan abad.
1
hari = 24 jam
1
jam = 60 menit
1
menit = 60 sekon
Untuk
kejadian-kejadian yang cepat sekali, dapat digunakan satuan milisekon (ms) dan
mikrosekon (µs).
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa panjang, massa, dan waktu
merupakan besaran pokok. Berdasarkan
hasil Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, Sistem
Internasional disusun mengacu pada tujuh besaran
pokok seperti tercantum pada
Tabel dibawah ini. Empat besaran pokok
yang lain akan dipelajari pada
bab-bab berikutnya.
Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI |
Penerapan Penggunaan Alat Ukur dalam
Kehidupan Sehari-hari
Alat-alat
ukur yang sudah kamu pelajari hanya dapat digunakan untuk mengukur benda
berukuran kecil. Kamu mengetahui, betapa besar dan luasnya alam semesta ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa ini. Benda-benda ciptaan-Nya ada yang berukuran sangat
kecil (mikroskopis), tetapi ada juga yang berukuran sangat besar (makroskopis).
Sebagai
makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, kamu harus mampu menjelajah alam
mikroskopis maupun makroskopis. Keterbatasan indra yang dimiliki manusia
disempurnakan dengan akal pikiran,
sehingga manusia mampu menemukan cara
mengamati dan mengukur benda-benda yang tidak terlihat dengan mata dan
benda-benda yang sangat jauh.
Kamu
mungkin pernah diajak orangtuamu pergi ke pasar. Di sana, orangtuamu membeli
beberapa barang, misalnya gula pasir, buah- buahan atau kacang-kacangan. Dalam
hal ini, pedagang akan menimbang barangbarang yang dibeli. Tidak semua pedagang
jujur. Misalnya, tidak semua pedagang
menera (mengkalibrasi) secara rutin timbangannya. Akibatnya, dapat terjadi
barang yang ditimbang tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya.
Contohnya, gula yang seharusnya 1 kg, ternyata gula yang ada hanya 950
gram.
Berdasarkan
hasil pembelajaran, berbagai besaran pada benda-benda, baik benda hidup maupun
benda tak hidup jika diukur ternyata
memiliki nilai beragam. Sebagai contoh,
ada pohon yang tinggi dan
ada pohon yang
pendek, ada kucing yang ekornya panjang dan ada yang berekor
pendek.
Sumber:
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Baca juga
OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar