Rabu, 29 Februari 2012

Mycena luxaeterna, Jamur Bercahaya


1. Penemuan Jamur Bercahaya

Jamur "bercahaya"  Mycena luxaetema
Jamur "bercahaya"  Mycena luxaetema

Pada tanggal 5 Oktober 2009 di hutan hujan Brasil, jamur baru ditemukan Mycena luxaeterna,  tubuh jamur berpijar nonstop, baik di siang hari, maupun dalam gelap, merupakan sumber cahaya kekal. Jamur kecil ini salah satu dari 7 spesies baru yang bersinar dalam gelap.

Dennis Desjardin dari Universitas San Francisco dan rekan kerjanya mengatakan: “selama berbulan-bulan, di hutan hujan sangat gelap, kami sering tidak bisa melihat tangan kami di depan wajah kami”.

Tapi "ketika Anda melihat ke bawah tanah, itu seperti melihat ke langit," kata Desjardin. "Kelompok sedikit 'bintang' adalah jamur kecil,  itu sangat fantastis."

Mycena luxaeterna memiliki gel lengket pada batang utama yang mungkin tetap lembab selama hari panas terik. “Serangga tanpa disadari terjebak dalam gel lengket batang Mycena luxaeterna”, kata Desjardin, yang menemukan jamur bersama rekannya.

2. Habitat Mycena luxaeterna

Jamur ini ditemukan di daerah yang sangat terbatas dari hutan hujan Atlantik São Paulo, Brasil dan dikenal hanya ada di lokasi ini. Jamur ini tumbuh di ranting yang membusuk, jarang pada daun mati atau semak, dalam kelompok antara dua sampai dengan dua puluh individu.

3. Deskripsi Mycena luxaeterna

Mycena luxaeterna, adalah nama ilmiah  jamur bercahaya, sebuah spesies jamur keluarga Mycenaceae. Jamur memiliki parasut berbentuk topi yang mempunyai variasi warna mulai keabu-abuan, coklat dan gelap, berubah ke kuning keabu-abuan atau coklat pucat keabu-abuan dengan cincin putih pucat di tepi ketika dewasa. 

Tinggi batang mencapai hingga 2 cm. Tubuh mereka tipis, silindris, berongga, batang rapuh.  Diameter batang mencapai 8 mm,  diselimuti gel tebal dan memancarkan cahaya berwarna kuning-hijau konstan, termasuk organisme bioluminescence. Jamur ini memiliki bau sedikit seperti lobak dan rasa sedikit pahit.

Sumber
http://en.wikipedia.org/wiki/Mycena_luxaeterna
http://news.nationalgeographic.com

Tidak ada komentar: