1. Deskripsi Kunang-kunang
Kunang-kunang termasuk
dalam golongan Lampyridae yang
merupakan familia
dalam ordo kumbang
Coleoptera.
Ada lebih dari
2.000 spesies
kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh
dunia. Banyak spesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana
tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya.
Kunang-kunang adalah sejenis serangga
yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini
dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet
maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer,
dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai
96%.
2. Fungsi Cahaya
Kunang-kunang mengeluarkan cahaya |
Kunang-kunang
memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin,
menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya.
Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula
menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya,
sang betina yang “memanggil.”
Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka
untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh
bahwa mereka bukan makanan yang lezat.
Bagi kunang-kunang
kelompok Photuris, cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini
dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain. Dengan
sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis lainpun terjebak dan
dimakan oleh Photuris betina.
Cahaya kunang-kunang
berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama
jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung
pemangsa agar tidak memakannya. Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya
kunang-kunang berasa pahit.
Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka
biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian
belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.
3. Makanan Kunang-kunang
Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing,
maupun serangga lain.
4. Ritual Perkawinan Kunang-kunang
Cahaya berfungsi sebagai bahasa isyarat |
Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kunang-kunang. Tipe pertama,
kunang-kunang betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian
kunang-kunang jantan. Pada tipe ini, kunang-kunang betina merupakan pihak yang
aktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.
Pada tipe kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya
kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda
kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian
kemari sambil berharap ada kunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari
jodoh.
Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan
kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu
mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat
mencari pasangan ini pulalah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan
berbagai jenis kunang-kunang.
Kunang-kunang betina
jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas tanah atau rerumputan
sambil berharap ada isyarat dari kunang-kunang jantan yang bakal menjadi
tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betina akan
memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah
mengenali signal sang jantan.
Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat,
kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk
meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si
betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan
akan mendekati betina dan kemudian mereka kawin.
5. Reproduksi Kunang-kunang
Proses perkawinan
terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yang berada di ujung
perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuh
betina. Paket
sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Proses
perkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang
tidak mengeluarkan cahaya.
Setelah proses
perkawinan, betina langsung memakan sang kekasihnya yang telah membuahi sel
telurnya. Dengan memakan lawan jenisnya, maka sang betina mendapatkan tambahan
protein untuk membesarkan sel telur yang ada dalam tubuhnya.
6. Pertumbuhan dan Perkembangan Kunang-kunang
Kunang-kunang bertelur
pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir
diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah
dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu
merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang.
Setelah sekitar 30
hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing memancarkan cahaya,
bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi cahaya pada larva
hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah
makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.
Masa larva merupakan masa
paling lama yaitu sekita 1-2 tahun sebelum menjadi kepompong. Hanya sebagian kecil dari telur kunang-kunang menetas
menjadi larva dan hanya sedikit larva yang sukses menjadi kepompong. Beberapa
pemangsa memangsa telur maupun kunang-kunang yunior.
Sebelum menjadi
kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah. Selanjutnya ia akan masuk
dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya akan mengeluarkan lendir
lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat
dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa
kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan
menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.
Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnya
berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang
dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa
hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera,
perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak.
Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan perkawinan.
Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa jenis hanya
mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan
seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siputan
kecil.
7. Cara Memelihara
Kunang-kunang
Bila ingin memelihara kunang-kunang, sebaiknya menyiapkan tempat yang di
desain hampir sama dengan habitat aslinya. Tidak harus seluas dengan yang
aslinya. Yang penting kunang-kunang nyaman dan betah tinggal disana. Makanannya pun bisa di ambil
dari alam sekitar kita.
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Kunang-kunang
gambar dari google images
Baca juga:
ORGANISME UNIK | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar