Senin, 08 Agustus 2011

Asam, Basa dan Garam

Zat merupakan materi yang susunan unsur-unsurnya tidak berubah-ubah. Ada banyak sekali zat yang ada di bumi ini. Untuk mempermudah dalam mempelajarinya, zat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. 

Zat meliputi zat murni dan campuran. Zat murni dapat berupa unsur dan senyawa. Sedangkan campuran dapat berupa campuran homogen dan campuran heterogen. 

Zat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat keasamannya, yaitu menjadi asam, basa, dan garam.

1. Asam
Contoh makanan mengandung Asam
Contoh makanan mengandung Asam

Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif.

Beberapa asam yang dikenal

Nama Asam dan Tempat Terdapatnya

Sifat-sifat larutan asam adalah sebagai berikut
(a) Rasanya masam. 
(b) Menghantarkan arus listrik. 
(c) Jika dilarutkan akan melepaskan ion hidrogen (H+). 
(d) Mengubah lakmus biru menjadi merah. 
(e) Bersifat korosif terhadap logam. 
                                                                                       
2. Basa
Contoh bahan mengandung Basa
Contoh bahan mengandung Basa

Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH–). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat menetralisir asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Sabun merupakan salah satu zat yang bersifat basa.

Beberapa basa yang dikenal

Nama Basa dan Tempat Terdapatnya

Sifat-sifat larutan basa adalah sebagai berikut
(a) Terasa licin jika terkena kulit. 
(b) Menghantarkan arus listrik.
(c) Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida atau OH. 
(d) Mengubah lakmus merah menjadi biru. 
(e) Menetralkan larutan asam.

Perbedaan sifat asam dan basa

Perbedaan Asam dan Basa

3. Garam
Contoh Garam
Contoh "Garam"

Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. 

Dalam kehidupan sehari–hari tentu kamu tidak asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan memasak. Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI) sehingga diperoleh garam beriodium. 

Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat asam dan basa. Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur dan air. 

Jika dengan menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja.
  
    HCl   + NaOH       NaCl +        H2O
   Asam    Basa      Garam dapur     Air

Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain:
1) Asam + basa menghasilkan garam + air
2) Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
3) Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
4) Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
5) Logam + asam menghasilkan garam + H2

Beberapa garam yang dikenal

Beberapa garam yang dikenal

Reaksi penetralan berguna bagi manusia, antara lain produksi asam lambung (HCl) yang berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg(OH)2. 

Para petani menggunakan reaksi penetralan agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat menjadi netral dengan menambahkan senyawa basa Ca(OH)2 atau air kapur. 

Pasta gigi mengandung basa berfungsi untuk menetralkan mulut kita dari asam, yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut.

4. Identifikasi Asam, Basa, dan Senyawa

Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. 

Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merah dan biru.

Indikator  asam–basa dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral.

Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 
(1) Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa. 
(2) Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama. 
(3) Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak. 

Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula indikator alami untuk mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan konsep asam, basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit, kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna. Ekstrak bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.

Penyusun 
Nama     :   Lu’luil Maknun
Kelas     :    9i
Tahun   :   2011

Sumber :
Smp7ipa IPA Teguh Sugiarto, Eny Ismawati

2 komentar:

  1. sya copy njih dik, semoga tulisannya bermanfaat

    BalasHapus
  2. Silahkan, terima kasih bila ada manfaatnya, saya percaya Lu’luil Maknun yang menyusun tidak keberatan.

    BalasHapus