Kamis, 18 Agustus 2011

Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari


1) Bahan Pembersih
Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan kotoran yang melekat pada suatu benda. Kita dapat mengelompokkan bahan kimia sebagai pembersih berdasarkan kemasannya masing-masing. 

Bahan kimia utama dalam pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif ini berfungsi sebagai surfaktan. Selain bahan kimia utama tersebut tentu saja masing-masing produk pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat mengoptimalkan fungsi produk tersebut sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya air, aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk mempertahankan warna, penguat (builder), pelembut, pewarna, pewangi, pengawet, dan sebagainya.

a) Sabun

Sabun
Sabun

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu orang sudah mengenal sabun. Orang pada saat itu mengenal sebuah proses yang disebut saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi antara minyak atau lemak, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan (hewani) dengan basa-basa tertentu yang dihasilkan dari abu (alkali) tumbuh-tumbuhan (natrium hidoksida dan kalium hiodroksida). 

Reaksi ini ternyata dapat menghasilkan sebuah senyawa yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai sabun. Berdasarkan kandungan basa yang terdapat di dalamnya, sabun dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sabun lunak dan sabun keras.

b) Detergen

Detergen
Detergen

Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis pembersih menggunakan detergen. pembersih yang memiliki daya pembersih efektif di dalam semua jenis larutan. 

Bahan dasar detergen adalah alkil benzena sulfonat atau sering disingkat ABS. Dibandingkan dengan sabun, detergen memiliki daya cuci lebih baik karena tetap efektif untuk mencuci walaupun dengan menggunakan air sadah maupun air dingin. 

Supaya kotoran yang terlepas tidak kembali menempel, biasanya ditambahkan zat kimia tertentu yang disebut anti-redeposisi. Contoh zat anti-redeposisi adalah metil karboksi selulosa.

Efek Samping Penggunaan Pembersih
a) Buih detergen yang menumpuk di permukaan sungai akan menghalangi penyerapan oksigen dari udara ke dalam air sungai. Akibatnya, air sungai akan mengalami penurunan kadar oksigen yang pada gilirannya akan menyebabkan satwa yang tinggal di dalamnya mati.

b) Pertumbuhan ganggang tertentu dan enceng gondok akan meningkat pesat akibat kadar fosfat yang meningkat di dalam air karena kehadiran detergen. Jika permukaan air sampai tertutup oleh pertumbuhan jenis tumbuhan air ini maka kesempatan fitoplankton yang seharusnya mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis menjadi terganggu dan akhirnya mati. Akibatnya, banyak satwa air yang ikut mati karena kehidupannya hanya mengandalkan konsumsi terhadap fitoplankton yang ada.

c) Jika air yang tercemar oleh detergen digunakan untuk mandi, air tersebut dapat mengakibatkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit yang sensitif.

d) Jika air yang tercemar oleh detergen digunakan untuk memasak atau diminum, air tersebut dapat mengakibatkan sakit perut, muntahmuntah, diare, dan sebagainya

2) Pemutih
Pemutih
Pemutih

Kita dapat mengetahui kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam pemutih dari kemasannya. Dengan menggunakan pemutih yang biasanya mengandung bahan kimia utama klorin dan natrium perborat, pakaian putih yang ternoda dapat menjadi lebih putih cemerlang. 

Meskipun demikian, kita harus berhati-hati dalam penggunaannya. Bahan kimia klorin dan natrium perklorat adalah bahan aktif yang cukup berbahaya. Penggunaan pemutih yang kurang berhati-hati akan menyebabkan lunturnya kain berwarna.

3) Pewangi

Pewangi Ruangan
Pewangi Ruangan

Produk pewangi ada yang alami dan ada yang buatan. Beberapa contoh pewangi alami adalah berbagai macam bunga dan buah-buahan segar. 

Pada zaman dahulu pewangi dibuat dengan penyulingan dari tumbuh-tumbuhan asli dan agak sulit didapatkan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pewangi menjadi sangat mudah diperoleh. Pewangi tidak dibuat dengan tumbuh-tumbuhan alami, namun cukup dibuat dari sintesa senyawa-senyawa kimia.

Efek Samping Penggunaan Pewangi
Pada umumnya pewangi yang dikemas dengan bentuk semprot menggunakan bahan pendorong (propelan) dari golongan kloro fluoro karbon (CFC). Bahan kimia inilah yang dapat mengakibatkan kebocoran lapisan ozon. Selain itu, kebocoran lapisan ozon dapat menyebabkan efek negatif bagi kesehatan manusia. 

Penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat kebocoran lapisan ozon antara lain penyakit kanker kulit dan katarak. Sampai saat ini penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sulit disembuhkan.

4) Pembasmi Serangga (Insektisida)

Pembasmi Serangga
Pembasmi Serangga

Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain sebagai berikut: 
(a). Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang kini dilarang penggunaannya. 
(b). Organofosfat. Contoh: malation, diaziton, fention, dan metil atau etil paration. 
(c). Antikoagulan. Contoh: wartarin, kumaklor, dan kumarin.
(d). Zinkfosfida. 
(e). Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan karbofonun. 
(f). Arsen. Contoh: arsen pentoksida.

Fungsi pemakaian obat pembasmi serangga pada umumnya meliputi tiga hal, yaitu mengusir, membasmi, atau mengusir sekaligus membasmi. 

Bagi para petani, kehadiran serangga dapat membawa masalah baru karena dapat mengganggu hasil panen mereka. Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga seperti walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya.

Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga
Penggunaan insektisida sebaiknya disesuaikan dengan keperluannya saja. Pemakaian bahan kimia jenis ini bila berlebihan dan tidak hati-hati justru dapat membahayakan manusia. 

Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian yang tidak hati-hati antara lain adalah keracunan yang dapat merenggut jiwa. 

Insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air. Hal ini akan mengakibatkan terbunuhnya binatang-binatang air. Jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar tersebut dikonsumsi oleh manusia, akibatnya bisa fatal. Orang yang mengonsumsi dapat keracunan bahkan dapat terkena kanker yang berisiko kematian.

Nama             : Niken Wardani
Kelas              : IX H
Tahun Ajaran  : 2011/2012

Sumber :
Ilmu Pengetahuan Alam 1: SMP/Mts, Wasis, Sugeng Yuli Irianto. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

5 komentar:

Unknown mengatakan...

ilmu banedh niih dek, makasih yaaaa

Blog Belajar IPA SMP mengatakan...

makasih kembali, semoga punya manfaat

Anonim mengatakan...

Makasih atas info nya

yumna mengatakan...

izin copy paste ya.. makasih banyak..

Blog Belajar IPA SMP mengatakan...

Silahkan. Semoga bermanfaat