Struktur Darah
Darah
merupakan jaringan ikat yang berwujud cair dan tersusun atas dua komponen utama
yaitu plasma dan elemen seluler. Perhatikan Gambar di bawah!
Plasma darah merupakan cairan ekstraseluler yang mengandung zat-zat terlarut, sedangkan elemen seluler tersusun atas sel-sel darah. Apabila darah yang terdapat di dalam tabung reaksi disentrifugasi (diputar) dengan kecepatan tertentu, sel-sel darah akan berada pada bagian dasar sedangkan plasma berada pada bagian atas. Darah tersusun atas 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah. Secara normal, lebih dari 99% sel-sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit) dan sisanya tersusun oleh sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Perhatikan Gambar berikut!
Gambar Sel-sel Darah |
a. Plasma Darah
Plasma
darah tersusun atas 91,5% air (H2O) dan 8,5% zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut
tersebut tersusun atas protein dan zat-zat lain. Protein-protein yang terlarut
dalam plasma antara lain albumin, fibrinogen, dan globulin yang sering disebut sebagai
protein plasma. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari
makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbon
dioksida).
b. Sel Darah Merah
(Eritrosit)
Sel
darah merah berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf).
Sel darah merah tidak memiliki inti sel. Warna merah pada sel darah merah
disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hemoglobin merupakan
suatu protein yang mengandung unsur besi. Sel darah merah paling
banyak terdapat dalam darah, 1 mm3 (kurang lebih sekitar satu
tetes) darah terdiri atas 4-5 juta sel
darah merah. Ketika dalam paru-paru, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai
daya ikat yang tinggi terhadap oksigen, sehingga akan mengikat oksigen membentuk
kompleks oksihemoglobin. Persamaan reaksi kimianya adalah:
Ketika sel darah merah berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap oksigen berkurang, sehingga oksigen terlepas dari hemoglobin menuju sel-sel tubuh. Sebaliknya, saat berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap karbon dioksida tinggi. Karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin. Persamaan reaksi kimianya adalah:
Sel darah merah yang mengandung karbaminohemoglobin selanjutnya menuju paru-paru. Di dalam paru-paru karbon dioksida dilepaskan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Masih
ingatkah kamu di mana sel darah merah dibentuk? Sel darah merah dibentuk di
dalam sumsum merah tulang. Namun, selama dalam kandungan, sel darah merah
dibentuk dalam hati dan limpa. Sel darah merah hanya berusia sekitar 100 - 120
hari. Sel yang telah tua akan dihancurkan oleh sel makrofag di dalam hati dan
limpa. Selanjutnya, di dalam hati, hemoglobin dirombak, kemudian dijadikan
bilirubin (pigmen empedu).
b. Sel Darah Putih
(Leukosit)
Berbeda
dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau
bersifat ameboid dan mempunyai inti. Jumlah sel darah putih tidak sebanyak
jumlah sel darah merah, setiap 1 mm3 darah mengandung sekitar 8.000
sel darah putih. Fungsi utama dari sel darah putih adalah melawan kuman/bibit
penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apabila di dalam darah terjadi peningkatan
jumlah leukosit, maka kemungkinan terjadi infeksi di bagian tubuh. Jika jumlah
leukosit sampai di bawah 6.000 sel per 1 mm3 darah disebut sebagai
kondisi leukopenia. Jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000 sel per
1 mm3) disebut leukositosis.
Berdasarkan
ada tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma leukosit, leukosit
dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Leukosit jenis granulosit terdiri atas eosinofil basofil, dan netrofil Agranulosit terdiri atas limfosit
dan monosit. Agar kamu dapat memahami dengan baik karakteristik jenis-jenis sel
darah putih, perhatikan Tabel di bawah ini.
c. Keping Darah (Trombosit)
Bentuk
trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang. Trombosit tidak
berinti dan bergranula. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000
sel per 1 mm3 darah. Umur dari keping darah cukup singkat, yaitu 5 sampai 9
hari. Keping darah sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka, sehingga
tidak heran
jika ada yang menyebut keping darah dengan sel darah pembeku. Nah, pernahkah
kamu berpikir bagaimana proses pembekuan darah terjadi?
Sesaat
setelah bagian tubuh terluka, trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan
permukaan kasar dari pembuluh darah yang luka. Di dalam trombosit, terdapat
enzim trombokinase atau tromboplastin. Enzim tromboplastin akan mengubah
protrombin (calon trombin) menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dan
vitamin K dalam darah. Trombin akan mengubah fibrinogen (protein darah) menjadi
benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin ini akan menjaring sel-sel darah sehingga luka tertutup dan darah
tidak menetes lagi. Agar kamu dapat dengan mudah memahami proses pembekuan
darah, perhatikanlah Gambar berikut!
Ayo Kita Diskusikan !
Coba
diskusikan bersama kelompokmu apa saja fungsi darah selain mengangkut oksigen
dan karbon dioksida!
Jawab: Beberapa macam fungsi
darah adalah sebagai berikut.
1. Fungsi pengangkutan (transportasi)
Darah mengandung
berbagai macam zat organik, zat anorganik, dan gas. Zat-zat tersebut berada
dalam darah hanya sementara dan harus disampaikan ke jaringan atau organ-organ
yang memerlukan. Oleh karena itu, fungsi darah yang berkaitan dengan
pengangkutan yaitu mengangkut berbagai macam zat-zat makanan, oksigen,
sisa-sisa metabolisme, hormon, enzim-enzim, dan antibodi.
2. Fungsi perlindungan (proteksi)
Fungsi perlindungan
darah dilakukan terutama oleh trombosit (pada proses pembekuan darah dan
menutup luka). Selain itu dilakukan oleh leukosit (fagositik atau memakan
zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan untuk produksi antibodi).
3. Pengaturan
Pengaturan
(homeostasis) merupakan usaha tubuh untuk mencapai keadaan yang seimbang antara
kondisi tubuh dengan kondisi lingkungan. Berikut ini akan dipaparkan
berlangsungnya proses pengaturan tersebut.
a. Pengaturan
kandungan air jaringan
Air yang berada dalam
cairan intraseluler maupun intertisial sebenarnya berasal dari darah. Tekanan
hidrostatis darah menyebabkan terjadinya filtrasi zat-zat dari dalam kapiler,
sedangkan protein yang berukuran besar yang tetap tinggal dalam darah
menyebabkan berlangsungnya
pengembalian secara osmotik dari cairan intertisial ke dalam kapiler. Oleh
karena itu, perubahan pasif dan pengaturan (regulasi), sebagian besar
bergantung pada komposisi darah.
b. Pengaturan suhu
tubuh (termoregulasi)
Plasma darah tersusun
atas 91,5% air (H2O) dan 8,5% zat-zat terlarut, terutama protein.
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa sebagian besar komponen penyusun plasma
adalah air. Air adalah zat yang dapat menyerap banyak panas dengan sedikit
mengalami perubahan suhu. Air yang berada pada plasma darah akan menyerap
kelebihan panas yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh. Panas ini selanjutnya
akan diangkut ke kulit dan paru-paru untuk dibuang.
c. Pengaturan keasaman
(pH)
Keasaman darah (pH
darah) harus dijaga dalam rentangan tertentu untuk menunjang fungsi darah
secara maksimal. Proses pengaturan pH darah dilakukan oleh garam anorganik,
protein plasma dan sel-sel.
Referensi:
Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca Juga:
Sistem Transportasi dalam Tubuh Manusia | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | Menyelidiki Faktor yang Memengaruhi Frekuensi Denyut Jantung |
10 | |
11 | Kelainan pada Sistem Peredaran Darah dan Upaya Menanggulanginya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar