Kamu
mungkin pernah merasakan pusing bahkan hingga pingsan pada saat upacara. Dalam
benak kamu mungkin seringkali muncul bagaimana pingsan dapat terjadi. Pingsan
sering terjadi karena kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh
vena bawah akibat gravitasi bumi. Hal ini menyebabkan jumlah darah yang kembali
ke jantung berkurang sehingga kapasitas darah ke jantung dan tekanan darah
sistolnya menurun. Adanya proses ini maka dalam tubuh kita secara otomatis akan
mengatasi penurunan tersebut, dalam hal ini otomatis timbul refleks kompensasi
normal, berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan
tujuan mengembalikan kapasitas darah ke jantung ke tingkat semula.
Kebanyakan
pada seseorang yang berdiri lama
terlebih seseorang yang hipersensitif,
bertambahnya kekuatan kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada
dinding bilik jantung kiri, sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi
detak jantung menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan
darah rendah (hipotensi) sehingga aliran
darah ke susunan saraf terganggu. Proses
mekanisme inilah yang menyebabkan seseorang dapat pingsan.
Dalam
kasus ini pusing atau pingsan adalah suatu
mekanisme perlindungan diri sendiri yang sangat baik. Mengapa demikian?
Pada saat pingsan peredaran darah akan kembali normal setelah diposisikan
tertidur, karena kedudukan jantung dan kaki sama tinggi sehingga darah vena
kembali ke jantung . Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat mengetahui
bagaimana proses mekanisme dari sistem transportasi dalam tubuh kita serta
bagaimana tubuh kita dalam menanggapi kondisi yang tidak normal.
Gangguan
lain yang muncul dalam sistem transportasi manusia yang sering terjadi dan
harus diwaspadai adalah tekanan darah yang melebihi ambang batas normal
(120/80) atau yang biasa disebut dengan
hipertensi. Hipertensi umumnya dialami oleh orang dewasa/orang tua (di atas 40
tahun). Ketika tekanan darah terlalu tinggi, akan menimbulkan beban kerja
jantung dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada arteri (nadi). Seiring
waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Tekanan
darah tinggi juga sering tak terdeteksi sejak dari luar selama bertahun-tahu
dan penderita tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Tak
jarang seorang penderita hipertensi dapat meninggal secara mendadak. Oleh sebab
itu penyakit ini dapat juga disebut dengan silent
killer. Secara internal, hipertensi diam-diam dapat merusak jantung,
paru-paru, pembuluh darah, otak, dan ginjal jika tidak terobati. Hipertensi
adalah faktor risiko utama stroke dan serangan jantung.
Pembacaan
tekanan darah yang normal akan berada pada 120/80, sementara hasil yang lebih
tinggi dan sering terjadi (terus-menerus) dapat menunjukkan hipertensi. Dalam
kebanyakan kasus, penyebab hipertensi banyak yang belum terdeteksi. Angka yang
di atas (120) menunjukkan tekanan saat jantung berdebar atau disebut juga
dengan sistol, sementara angka yang di bawah (80) menunjukkan tekanan saat
istirahat antara detak jantung atau disebut juga diastol. Ketika jantung diisi
ulang dengan darah. Kadang-kadang ginjal atau penyakit adrenal dapat
menyebabkan hipertensi.
Hampir
seperempat dari orang Amerika terkena pre-hipertensi (tanda peringatan).
Tekanan darah mereka secara konsisten tepat di atas tingkat normal – jatuh di
antara 120-39 untuk tekanan sistol atau 80-89 untuk tekanan diastolik.
Orang-orang di kisaran ini memiliki dua kali risiko penyakit jantung
dibandingkan dengan pembacaan yang lebih rendah.
Zona
bahaya hipertensi jika pembacaan rata-rata 140/90 atau lebih tinggi meskipun
masih mungkin tidak memiliki gejala. Pada 180/110 dan lebih tinggi seseorang
mungkin mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dapat menyebabkan
stroke, serangan jantung, kerusakan ginjal, atau kehilangan kesadaran. Gejala
krisis hipertensi dapat mencakup sakit kepala, kecemasan parah, mimisan, dan
sesak napas.
Orang
Afrika-Amerika lebih cenderung untuk mengidap hipertensi bahkan pada usia muda.
Penelitian genetika menunjukkan bahwa Afrika-Amerika tampaknya lebih sensitif
terhadap garam. Pada orang yang memiliki gen yang membuat mereka peka garam,
hanya setengah sendok teh garam dapat
meningkatkan tekanan darah dengan 5 mmHg.
Natrium, komponen utama garam dapat meningkatkan tekanan darah karena
menyebabkan cairan darah menjadi lebih pekat. Keadaan tersebut membuat tubuh
menahan cairan yang mengakibatkan beban jantung menjadi lebih besar. The
American Heart Assosiation merekomendasikan mengonsumsi garam kurang dari 1.500
mg per hari. Oleh karena itu, setiap membeli makanan kemasan juga perlu untuk
memeriksa label makanan dengan hati-hati.
Mengalami
kelebihan berat badan memberi beban pada jantung untuk meningkatkan risiko
tekanan darah tinggi. Itulah sebabnya diet yang bertujuan untuk menurunkan
tekanan darah seringkali juga dirancang untuk mengontrol kalori. Biasanya diet
mengurangi makanan berlemak dan menambahkan gula, sambil meningkatkan
buah-buahan, sayuran, serat da protein tanpa lemak. Ternyata, kehilangan 5 kg
berat badan dapat membuat suatu perbedaan. Hipertensi juga mungkin terjadi pada
seorang ibu hamil saat trimester kedua dari kehamilannya. Tanpa penanganan yang
tepat, hal tersebut dapat membatasi aliran darah dan oksigen ke bayi dan otak
dan kemungkinan menyebabkan kondisi yang serius yang disebut preklamsia yang
membahayakan ibu dan bayi. Namun apabila penanganannya tepat, setelah bayi
lahir tekanan darah ibu biasanya akan kembali normal.
Obat
demam dan flu yang mengandung dekongestan adalah salah satu dari beberapa kelas
obat yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Lainnya termasuk
penghilang rasa sakit NSAID, steroid, pil diet, pil KB, dan beberapa
antidepresan. Stres juga dapat membuat lonjakan tekanan darah. Hal demikian
karena pada saat stres kemungkinan seseorang untuk melakukan kebiasaan tidak
sehat, seperti pola makan yang buruk, penggunaan alkohol, atau merokok, yang
dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Pengobatan
a. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Menurunkan
tekanan darah dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan yang lebih baik.
Pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) melibatkan makan
lebih banyak buah, sayuran, gandum, susu rendah lemak, ikan, unggas, dan
kacang-kacangan. Sementara makanan seperti daging merah, lemak jenuh, natrium
dan permen harus dikurangi agar memberikan hasil yang baik.
b. Olahraga
Olahraga
teratur membantu menurunkan tekanan darah. Orang dewasa harus melakukan sekitar
150 menit olahraga intensitas sedang setiap minggu, seperti berjalan cepat,
bersepeda, senam aerobik, bahkan berkebun.
c. Diuretik
Diuretik
sering menjadi alternatif pilihan apabila perubahan pola makan dan olahraga
tidak cukup. Diuretik sering juga disebut “pil
air”, membantu tubuh yang kelebihan natrium dan air untuk menurunkan
tekanan darah. Dengan metode ini seseorang akan lebih sering buang air kecil.
Beberapa diuretik mungkin menghabiskan kalium di dalam tubuh, menyebabkan
kelemahan otot, kram kaki, dan kelelahan.
d. Beta-blocker
Beta-blocker
bekerja dengan memperlambat denyut jantung, yang berarti bahwa jantung tidak
harus bekerja keras. Beta-blocker juga digunakan untuk mengobati kondisi
jantung lainnya, seperti denyut jantung abnormal yang disebut
aritma. Beta-blocker mungkin diresepkan bersama dengan obat lain. Efek samping
yang ditimbulkan adalah insomnia, pusing, kelelahan, dingin pada tangan dan
kaki.
e. Blokir Jalur Kalsium
Blokir
jalur kalsium memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel-sel pembuluh jantung
dan darah. Karena kalsium menyebabkan kontraksi jantung kuat, obat-obat ini
mudah membuat kontraksi jantung dan mengendurkan pembuluh darah. Obat ini dapat
menyebabkan pusing, jantung berdetak cepat, pembengkakan pada kaki dan sembelit.
Apabila menggunakan obat ini maka makanan dan minuman berupa susu, jus anggur
dan alkohol harus dihindari karena ada kemungkinan untuk saling berinteraksi.
Referensi:
Buku Guru dan Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas
VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Gambar Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dari simomot.com
Baca Juga:
Sistem Transportasi dalam Tubuh Manusia | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | Menyelidiki Faktor yang Memengaruhi Frekuensi Denyut Jantung |
10 | |
11 | Kelainan pada Sistem Peredaran Darah dan Upaya Menanggulanginya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar