Selasa, 24 Mei 2022

Mata Faset Serangga

 

Arthropoda (misalnya, serangga, crustacea) mempunyai mata yang berbeda dengan vertebrata. Mata arthropoda disebut mata majemuk karena mereka terdiri dari unit berulang, omatidia, masing-masing yang berfungsi sebagai reseptor visual yang terpisah. Setiap omatidia terdiri dari lensa tunggal (permukaan depan yang membentuk satu faset), crystalline cone (kristal kerucut transparan), sel-sel visual yang peka cahaya diatur dalam pola radial seperti bagian dari jeruk, dan sel pigmen yang memisahkan omatidium satu dengan lainnya.

Gambar Mata Majemuk pada Mata Lalat

Sel-sel pigmen bertugas untuk memastikan bahwa cahaya yang masuk ke dalam omatidium paralel terhadap lintasan panjang untuk mencapai sel-sel visual dan memicu impuls saraf. Jadi setiap omatidium hanya menunjuk pada satu area dalam ruang dan memberikan kontribusi informasi tentang satu area kecil bidang pandang tersebut. Mungkin ada ribuan omatidia di mata majemuk yang tersebar di sebagian besar permukaan mata serangga (Gambar dari Carolina Biological Supply Company menunjukkan mata majemuk dari Drosophila melanogaster). Gabungan dari semua penglihatan mereka berupa gambar mosaik atau pola titik-titik terang dan gelap yang lebih seperti ilustrasi Halftone di surat kabar atau majalah. Semakin halus pola titik maka akan semakin baik pula kualitas gambarnya. Mata Belalang, tersusun dari omatidium yang lebih sedikit jumlahnya daripada lebah madu dan capung serta menghasilkan gambar yang lebih kasar.

Lebah madu dan capung memiliki lebih banyak omatidium yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan membedakan lebih detail. Namun demikian, kemampuan mata lebah madu lebih rendah dibandingkan dengan mata vertebrata dalam membedakan objek secara detail, yaitu hanya 1/60 dari mata manusia. Misalnya mata manusia dapat membedakan dua benda pada jarak 60 kaki (18 m), serangga hanya membedakan dua benda pada jarak hanya satu kaki (0,3 m).

Efek Flicker

Mata majemuk sangat baik dalam mendeteksi gerakan. Serangga mampu menghidupkan dan mematikan omatidia secara progresif, sehingga mampu merespon lebih baik benda bergerak daripada benda diam. Misalnya, serangga akan lebih mudah mendatangi bunga yang bergerak karena tertiup angin daripada bunga yang diam.

Resolusi dan Sensitivitas

Arthropoda cenderung aktif dalam cahaya redup (misalnya, lobster, belalang sembah) karena screening pigments ommatidiater sampai ke ujung bawah dari sel-sel pigmen. Pergeseran ini memungkinkan cahaya memasuki omatidium tunggal dengan sudut tertentu ke dalam omatidium yang saling berdekatan dan sekaligus merangsang omatidium lainnya. Dengan banyak omatidium yang menanggapi area tunggal di bidang  visual maka gambar menjadi kasar sehingga sangat dimungkinkan untuk dapat membedakan terang dan gelap di malam hari. Pergeseran pigmen membuatnya lebih sensitif terhadap cahaya daripada di siang hari karena omatidium dapat mendeteksi daerah tertentu dari cahaya.

Penglihatan warna

Beberapa serangga mampu membedakan warna. Hal ini membutuhkan dua atau lebih pigmen, yang masing-masing mampu menyerap panjang gelombang yang berbeda. Dalam lebah madu, empat dari sel-sel visual dalam setiap omatidia mampu merespon dengan baik kuning – hijau muda (544 nm), dua mampu merespon secara maksimal cahaya biru (436 nm), dan dua lainnya mampu merespon dengan baik sinar ultraviolet (344 nm). Sistem ini memungkinkan lebah madu untuk membedakan warna (kecuali merah).


Referensi

Buku Guru dan Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.


Baca juga:

Cahaya dan Alat Optik  dalam Kehidupan Sehari-hari

01

Cahaya dan Alat Optik

02

Sifat-sifat Cahaya

03

Percobaan Perambatan Cahaya

04

Mengapa Sendok Terlihat Bengkok?

05

Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar

06

Percobaan Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar

07

Pembentukan Bayangan pada Cermin Lengkung

08

Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung

09

Percobaan Pembentukan Bayangan oleh Cermin Cekung

10

Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung

11

Lensa

12

Lensa Cekung

13

Lensa Cembung

14

Percobaan Pembentukan Bayangan Lensa Cembung

15

Indra Penglihat Manusia

16

Proses Pembentukan Bayangan pada Mata

17

Mengukur Diameter Iris dan Pupil

18

Gangguan pada Indra Penglihat

19

Mata Faset Serangga

20

Penglihatan Ultraviolet

21

Indra Penglihatan Serangga

22

Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-hari

23

Membuat Kamera Obscura


Tidak ada komentar: