Siapa
namamu? Mengapa kamu diberi nama oleh orang tuamu? Tentu agar kamu dikenal
luas. Menurutmu, apa yang terjadi bila semua makhluk hidup tidak bernama? Oleh
karena itu, untuk mengenal setiap makhluk hidup yang berada di sekitar kita,
dibutuhkan nama.
Nama
digunakan sebagai penghubung antara kita dengan benda-benda atau makhluk hidup
lainnya. Makhluk hidup yang ada pada
umumnya diberi nama sesuai dengan bahasa daerah di mana ia berada. Namun,
penggunaan bahasa daerah dalam pemberian nama makhluk hidup hanya tepat untuk
suatu daerah tertentu. Karena bahasa daerah sangat banyak, sehingga sering
terjadi suatu jenis makhluk hidup sama akan memiliki banyak nama. Akibatnya,
kadang-kadang menimbulkan kerancuan. Contohnya, pepaya di Semarang disebut
kates, di Banyumas disebut gandul, di Jawa Barat disebut gedang. Oleh karena
itu, untuk menghindari keragaman nama tersebut diperlukan suatu pedoman. Pedoman penamaan makhluk hidup yang
berlaku di dunia saat ini adalah nama ilmiah.
Untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan menyatukan persepsi secara internasional, maka makhluk
hidup diberi nama ilmiah. Carolus Linnaeus sebagai peletak dasar klasifikasi mengetengahkan
sistem kode internasional tata nama ilmiah yang disebut binomial nomenklatur,
yang berarti tata nama
ganda.
Carolus Linnaeus (1707-1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meneliti tentang tata cara penamaan dan identifikasi organisme (Systema Naturae) yang menjadi dasar taksonomi modern.
Klasifikasi
makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus berdasarkan atas persamaan dan perbedaan
struktur tubuh makhluk hidup yang dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun
ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
b. Jika
ada makhluk hidup yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan
satu kelompok. Makhluk hidup yang memiliki ciri yang berlainan dikelompokkan
tersendiri.
c. Memberikan
istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi berdasarkan banyak
sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
Tingkatan
klasifikasi yang digunakan oleh Carolus Linnaeus adalah sebagai berikut:
a. Kingdom/Regnum:
dunia/kerajaan
b. Filum/Divisio:
bagian/keluarga besar, filum untuk hewan, dan divisio untuk tumbuhan.
c. Classis:
kelas
d. Ordo:
bangsa
e. Familia:
suku
f. Genus:
marga
g. Species:
jenis
Carolus
Linnaeus menggunakan sistem klasifikasi makhluk hidup yang disebut Sistem Binomial Nomenklatur
(Sistem nama ganda).
Aturan-aturan
dalam Sistem Binomial Nomenklatur adalah sebagai berikut:
a. Nama spesies terdiri atas dua kata. Kata pertama adalah nama genus dan kata kedua
adalah penunjuk spesies.
b. Kata
pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
c. Menggunakan
bahasa Latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan, yaitu dengan dicetak miring atau digarisbawahi
secara terpisah untuk nama genus dan nama spesiesnya.
Contoh
Penamaan Ilmiah Tanaman Jagung:
- Nama ilmiah jagung adalah Zea mays atau dapat pula ditulis Zea mays.
- Hal ini menunjukkan nama genus = Zea dan nama petunjuk
spesies = mays.
Perbedaan
takson untuk tumbuhan dan hewan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Referensi:
· Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
· IPA TERPADU: SMP/MTs Kelas VII oleh Anny Winarsih, Agung
Nugroho, Sulityoso HP, M Zajuri,
Supliyadi, Slamet Suyanto. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
· Ilmu pengetahuan alam 1: untuk SMP/MTs/ kelas VII Teguh
Sugiyarto, Eny Ismawati — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
· Ilmu pengetahuan alam 1: SMP/MTs kelas VII / Wasis, Sugeng Yuli Irianto— Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
B Baca juga:
Klasifikasi Makhluk Hidup | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 | |
22 | |
23 | |
24 | |
25 |