Selasa, 17 Agustus 2021

Serba-serbi Terkait Perkembangbiakan Makhluk Hidup


1. Tumbuhan Lumut

Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang masih sederhana, lumut belum memiliki akar, batang, dan daun yang sejati. Secara umum lumut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun.

Gambar (a) Lumut Hati, (b) Lumut Tanduk, (c) Lumut Daun

Meskipun tumbuhan lumut memerlukan kondisi yang lembap untuk tumbuh dan berkembang biak, banyak jenis lumut yang dapat bertahan dalam kondisi yang kering dalam kurun waktu yang cukup lama. Mereka dapat tumbuh pada tanah yang tipis dan pada tanah dimana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh. Spora dari lumut akan dibawa oleh angin. Spora akan tumbuh menjadi tumbuhan baru jika ada air dan beberapa komponen pendukung lain.

Sering kali lumut merupakan tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang sudah rusak misalnya akibat aliran lava atau akibat kebakaran hutan. Oleh karena itu, lumut juga disebut organisme pionir atau tumbuhan perintis. Sebagai tumbuhan pionir, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuan akibat panas dan angin (pelapukan fisika), serta zat kimia lain seperti zat asam atau oksigen (pelapukan kimia) yang akhirnya membentuk tanah, sehingga pada akhirnya tumbuhan lain dapat tumbuh pada daerah tersebut.

Tahukah kamu bahwa beberapa lumut juga dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah dan menyimpan air. Beberapa juga dapat digunakan sebagai obat hepatitis, seperti kelompok lumut hati Marchantia polymorpha. Beberapa kelompok dari lumut daun seperti Sphagnum yang sudah lapuk dapat digunakan sebagai bahan bakar seperti batu bara.

2. Pengembangbiakan Anggrek

Ukuran biji anggrek sangat kecil, hampir menyerupai tepung. Kecilnya ukuran ini menyebabkan jumlah cadangan makanan dalam biji juga sangat sedikit, sehingga sangat sulit bagi biji anggrek untuk tumbuh. Biji anggrek dapat tumbuh jika kondisi lingkungan cukup lembap dan dibantu oleh jenis jamur tertentu yang dikenal dengan mikoriza.

Gambar (a) Biji Anggrek yang Telah Tumbuh dan Ditanam dalam Botol Kultur, (b) Proses Aklimatisasi Anggrek (c) Anggrek di Perkebunan Budi Daya Anggrek

Rendahnya daya tumbuh biji anggrek inilah yang menyebabkan anggrek cukup langka. Para peneliti dan petani anggrek telah mengembangkan teknik perkembangbiakan anggrek dengan menggunakan kultur jaringan untuk mengatasi permasalahan perkembangbiakan pada anggrek.

Tunas atau biji anggrek yang telah diambil kemudian ditanam pada medium agar-agar yang berisi nutrisi dan zat pengatur tumbuh. Biji anggrek dapat tumbuh lebih cepat dan lebih banyak melalui cara tersebut. Setelah proses penanaman, biji anggrek akan mengalami tahap pengakaran atau tumbuhnya akar. Tumbuhnya akar menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Selanjutnya, dilakukan pemisahan biji yang telah mengalami pengakaran atau yang disebut plantlet. Plantlet akan tumbuh menjadi tanaman anggrek dengan struktur organ yang lengkap, yaitu akar, batang, dan daun. Jika telah memiliki struktur demikian, tanaman anggrek dapat dikeluarkan dari botol kultur dan ditanam pada media dalam pot. Perhatikan Gambar 2.39!

Tanaman anggrek terlebih dahulu harus ditempatkan pada ruangan atau disebut dengan proses aklimatisasi, yang bertujuan agar tanaman anggrek yang baru dapat mengenali kondisi di luar botol kultur. Jika akar tanaman anggrek telah tumbuh kuat, maka tanaman anggrek siap dipindahkan ke media tanam yang baru dan dapat ditanam di luar ruangan.

3. Telur Unggas

Kamu tentunya pernah melihat atau bahkan memakan telur ayam, bebek, atau telur unggas lain sebagai lauk pauk. Tahukah kamu apa sebenarnya telur itu? Telur yang kamu jumpai sehari-hari terdiri atas kuning telur (yolk), membran vitelin, putih telur (albumen), kalaza, embrio, ruang udara, cangkang telur, dan membran cangkang telur. 

Gambar Struktur Bagian Dalam Telur
Perhatikan Gambar 2.44! Pada telur ayam kampung atau telur bebek yang sering kamu jumpai, telah terdapat embrio yang berada pada tahap awal perkembangan. Embrio di jaga agar tetap berada dibagian atas kuning telur oleh ’tali’ yang berada di bagian samping kuning telur yaitu kalaza. Kalaza berfungsi menjaga agar kuning telur tetap berada di tempatnya. Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi, pigmen karoten, dan air. Kuning telur dan putih telur merupakan cadangan makanan bagi embrio yang sedang tumbuh. Putih telur tersusun atas protein albumin, air, beberapa ion, dan beberapa mineral. Putih telur juga berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan. Ruang udara menyediakan keperluan oksigen untuk embrio. Bagian paling luar dari telur adalah cangkang yang merupakan pelindung telur dari kerusakan baik dari goncangan maupun perlindungan dari kuman penyakit. Pada cangkang telur terdapat pori yang memungkinkan pertukaran gas-gas pernapasan

Telur dapat menetas jika dierami. Ayam, itik, dan burung merpati mengerami telur di bagian bawah tubuhnya di atas sarang. Penyu memiliki cara unik untuk mengerami telurnya, yaitu dengan meletakkan telurnya di dalam tanah daerah pantai. Tahukah kamu apa fungsi pengeraman pada telur?

Embrio pada telur dapat berkembang dengan baik jika berada pada suhu dan kelembapan tertentu. Jika suhu kurang atau lebih rendah dari yang diperlukan oleh telur maka embrio akan berhenti berkembang. Sebaliknya, jika suhu untuk pengeraman terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio atau ketidaknormalan perkembangan embrio. Tiap telur memerlukan suhu yang berbeda untuk dapat berkembang dan menetas menjadi individu baru. Embrio telur ayam dapat berkembang dengan baik pada suhu 38,33°C–40,55°C, itik 37,78°C–39,45°C, puyuh 39,5°C, dan walet 32,22°C–35°C.

4. Hewan cacing

Pernahkah kamu melihat cacing yang sedang kawin? Cacing merupakan hewan hermaprodit artinya dalam satu tubuh cacing terdapat dua alat kelamin yaitu jantan dan betina.

Gambar Cacing sedang Melakukan Perkawinan

Meskipun memiliki dua alat kelamin sekaligus, cacing tidak dapat melakukan perkembangbiakan secara seksual sendiri. Pada perkembangbiakan seksual cacing tetap memerlukan cacing yang lain. Kira­kira mengapa ya? Coba kamu pikirkan!

5. Pengendalian biologis terhadap hama

Serangga dapat bermanfaat bagi tumbuhan dan manusia tetapi ada pula serangga yang menjadi hama. Hama dapat dikendalikan secara efektif dengan menggunakan insektisida. Sayangnya, beberapa serangga dapat berkembang dan menjadi tahan terhadap insektisida atau resisten terhadap insektisida. Keadaan ini biasanya timbul sebagai akibat penggunaan satu jenis insektisida secara terus­menerus dalam waktu yang cukup lama. Racun pada insektisida dapat membunuh hama dan dapat pula membahayakan makhluk hidup bukan hama.

Berbagai cara untuk melakukan pengendalian biologis terhadap hama telah dikembangkan dan diuji. Pengendalian biologis terhadap hama dilakukan dengan bantuan berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus. Makhluk hidup parasit dan pemberian predator alami bagi hama juga berhasil dilakukan untuk mengendalikan hama tertentu.

Dikembangkan pula metode pengendalian hama dengan melibatkan hama jantan. Hama jantan diberi perlakuan tertentu sehingga tidak dapat melakukan perkembangbiakan. Cara lain dengan diberikan suatu bahan kimia tertentu yang dapat mengganggu perilaku perkembangbiakan hama.

6. Ayo, Kita Renungkan

Tumbuhan dan hewan serta makhluk hidup yang lain, dianugerahi oleh Tuhan kemampuan untuk dapat berkembang biak dan beradaptasi. Dapat dibayangkan bagaimana akibatnya bagi manusia jika hewan dan tumbuhan berhenti berkembang biak? Tidak akan ada lagi yang dapat memanfaatkan energi matahari seperti yang dilakukan tumbuhan.

Kemampuan perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan sangat beragam, dari yang paling sederhana dengan hanya membelah diri, sampai yang paling kompleks seperti pada mamalia. Dengan kemampuan perkembangbiakan yang demikian, bukan berarti kita juga dapat memanfaatkan mereka sesuka hati kita. Kita juga harus menjaga kelestarian lingkungan, dalam memanfaatkan tumbuhan dan hewan bagi keperluan kita. Pemanfaatan berlebihan tanpa menjaga keseimbangan ekosistem dapat menyebabkan kepunahan jenis­jenis tumbuhan dan hewan. Nah, bagaimana dengan kamu?

Sumber:

Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017

Baca juga:

SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWAN

01

Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan

02

Perkembangbiakan Vegetatif Alami pada Tumbuhan Angiospermae

03

Perkembangbiakan Vegetatif Buatan pada Tumbuhan Angiospermae

04

Teknik Pemuliaan Tanaman

05

Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan Angiospermae

06

Macam macam Penyerbukan Bunga

07

Pembuahan pada Tumbuhan Angiospermae

08

Penyebaran Biji Tumbuhan Angiospermae

09

Perkecambahan Biji Tumbuhan Angiospermae

10

Perkembangan Hidup Tumbuhan Angiospermae

11

Perkembangbiakan Tumbuhan Gymnospermae

12

Perkembangbiakan Tumbuhan Paku

13

Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut

14

Teknologi Perkembangbiakan pada Tumbuhan

15

Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan

16

Perkembangbiakan Seksual pada Hewan

17

Perkembangan Hidup Hewan

18

Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan

19

Serba-serbi terkait Perkembangbiakan

 

Tidak ada komentar: