Gambar Gempa Bumi |
A. Akibat Gempa
Kamu
telah belajar tentang gempa dan bagaimana kerusakan yang ditimbulkannya. Selain
kerusakan bangunan dan benda-benda di dalamnya, gempa juga menyebabkan
kematian. Dalam beberapa kejadian, seperti di Iran, korban meninggal akibat gempa sampai mencapai 50.000 jiwa.
Jika dijumlahkan seluruhnya, gempa Bumi mengakibatkan kematian mencapai jutaan
jiwa. Beberapa catatan gempa kuat yang terjadi pada tahun 1989-2003 disajikan
pada Tabel berikut.
Gempa lain yang menimbulkan tsunami juga memakan korban yang sangat banyak. Salah satu tsunami yang terjadi adalah tsunami tahun 2004 yang menerjang 14 negara termasuk Indonesia, tepatnya di Aceh dan Sumatra Utara. Gelombang tsunami ini menewaskan lebih dari 230.000 jiwa.
Jumlah
korban jiwa saat gempa terjadi dapat dikurangi, setidaknya memulai dengan
menyelamatkan diri sendiri. Banyak cara untuk mengurangi risiko kematian dan
kerusakan saat gempa. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mempelajari
sejarah gempa Bumi di daerah dimana kamu berada. Jika kamu mengetahui di daerah
tersebut sering terjadi gempa sebelumnya, maka kamu dapat mempersiapkan diri
karena memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadi gempa lagi.
Indonesia
merupakan salah satu daerah yang sering mengalami gempa Bumi. Seperti yang kamu
ketahui dari media massa bahwa dalam setahun Indonesia diguncang gempa sebanyak
8.000 kali, baik gempa kecil maupun gempa dengan kekuatan yang besar. Untuk
itu, apa yang harus kamu lakukan untuk meminimalisir kerusakan akibat gempa?
Tindakan
untuk mengurangi risiko kerusakan maupun korban jiwa dapat kamu lakukan
sebelum, saat, dan sesudah gempa berlangsung. Namun, hal yang terpenting adalah
kamu harus belajar terlebih dahulu apa yang disebut dengan gempa Bumi. Kamu
juga harus memerhatikan lingkungan tempat kamu berada. Dengan demikian, ketika
terjadi gempa kamu dapat mengetahui tempat yang paling aman untuk berlindung.
Selain itu, untuk mengurangi risiko akibat dari gempa Bumi kamu harus
mempelajari beberapa keterampilan. Misalnya, belajar melakukan P3K dan
menggunakan alat pemadam kebakaran. Kamu juga sebaiknya menyimpan nomor darurat
yang dapat dihubungi saat terjadi gempa, seperti ambulans, pemadam kebakaran,
tim SAR, dan lain-lain.
B. Tindakan tanggap
sebelum terjadi gempa
Negara kita merupakan salah satu negara yang paling sering terjadi gempa. Oleh karena itu, kamu harus mempersiapkan diri untuk mengurangi kerugian akibat gempa. Usaha tersebut dapat dimulai dari rumahmu masing-masing. Kamu harus memastikan apakah rumahmu cukup aman dari bahaya akibat gempa Bumi, seperti tanah longsor. Kamu juga dapat merenovasi rumahmu agar tahan gempa.
Salah
satu teknologi yang digunakan untuk mengurangi kerusakan saat gempa adalah rekayasa
bangunan tahan gempa. Bangunan ini dapat menahan kekuatan getaran yang
dihasilkan gempa, sehingga mengurangi kerusakan yang terjadi. Saat ini banyak
gedung yang berdiri di atas pondasi yang tersusun atas baja dan karet. Selain
itu, penataan struktur bangunan juga direkayasa sedemikian rupa agar tahan
gempa. Dengan demikian, bangunan tahan gempa tersebut dapat menahan getaran
gempa Bumi dan mengurangi risiko kerusakan dan kematian penghuni di dalamnya.
Untuk
mengurangi kerusakan harta benda yang ada di rumah kita akibat gempa kita harus
menata barang-barang yang ada di rumah. Akan lebih baik jika kita memastikan
bahwa perabotan rumah seperti lemari, kabinet, dan lain-lain tidak roboh saat
terjadi gempa. Selain itu, kita juga harus memastikan benda-benda yang
tergantung di rumah agar tidak mudah jatuh saat terjadi gempa. Kita juga bisa
menyimpan barang-barang yang berat dan mudah pecah berada di bagian bawah
lemari atau rak. Pastikan kita mematikan listrik, air, dan gas ketika tidak
digunakan. Serta, selalu sediakan kotak P3K, senter, dan makanan sebagai
perlengkapan darurat jika terjadi gempa.
C. Tindakan yang harus
dilakukan ketika gempa terjadi
Gempa
merupakan salah satu bencana yang dapat terjadi setiap saat. Ada kalanya gempa
datang di saat kamu di sekolah, saat kamu bermain, atau di saat kamu berlibur
di pantai. Untuk menyelamatkan diri dari bahaya gempa, kamu dapat melakukan
tindakan berikut sesuai tempatmu berada. Hal yang paling utama yang harus
dilakukan adalah tetap tenang saat terjadi gempa. Jika kamu panik terhadap
situasi yang dialami, pikiranmu tidak akan jernih dan tidak tahu harus berbuat
apa.
Jika
kamu berada dalam ruangan saat terjadi gempa, carilah tempat berlindung yang
kuat dan mampu menahan reruntuhan seperti di bawah meja atau tempat tidur. Jika
tidak ada tempat berlindung, kamu dapat menggunakan bantal atau benda lainnya
untuk melindungi kepala. Akan lebih aman jika kamu menjauhi lemari, rak buku,
dan jendela. Selain itu, kamu harus berhati-hati terhadap atap yang mungkin
runtuh, benda yang tergantung, dan sebagainya.
Ketika
kamu sedang berada di luar ruangan saat gempa, kamu dapat mencari ruang terbuka
yang jauh dari gedung tinggi, tebing terjal, tiang listrik, papan reklame, atau
pepohonan yang besar. Jika tidak ada ruang terbuka, tetaplah di luar ruangan.
Pastikan tempatmu aman dari reruntuhan benda-benda yang ada di sekitarnya. Jika
kamu sedang berada di pantai, kamu dapat menjauhi pantai untuk menghindari
bahaya tsunami akibat gempa. Apabila terjadi gempa di daerah pegunungan, kamu
dapat mencari tempat yang aman dari tanah longsor akibat dari gempa tersebut.
Gempa
Bumi juga dapat terjadi saat kamu di dalam perjalanan menuju suatu tempat.
Apabila gempa terjadi saat kamu di dalam kendaraan, kamu harus segera
menghentikan dan keluar dari kendaraan. Akan tetapi, jangan menghentikan
kendaraan di jalan layang atau jembatan. Gunakan rem tangan jika kendaraan kita
berada di jalan yang miring. Hal tersebut mencegah kendaraanmu tergelincir dan
menimpa kendaraan lain.
D. Tindakan yang harus dilakukan ketika gempa berhenti
Jika
gempa telah berhenti, maka hal-hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menuju titik evakuasi. Titik evakuasi merupakan daerah aman dan di titik
evakuasi biasanya bantuan baik materi maupun medis dikumpulkan.
Apabila kamu terjebak dalam bangunan atau reruntuhan, kamu dapat menyingkirkan reruntuhan terlebih dahulu. Tutuplah mulut dan hidungmu dengan kain atau masker agar aman dari debu reruntuhan. Kemudian kamu harus memeriksa adakah yang terluka, lakukan dengan P3K jika ada yang terluka. Selain itu, kamu juga harus memeriksa lingkungan sekitarmu. Hal-hal yang perlu diperiksa, antara lain kebakaran, gas bocor, korsleting listrik, saluran air, serta jangan pernah menyalakan api dalam ruangan. Gunakan telepon untuk meminta pertolongan darurat. Jika telepon tidak berfungsi, kamu dapat menggunakan benda yang ada di sekitar untuk memberi sinyal kepada orang lain. Misalnya membunyikan kentongan. Langkah selanjutnya adalah keluar ruangan dengan tenang dan tertib.
Jika
kamu berada di luar ruangan saat gempa, jangan memasuki bangunan setelah gempa.
Karena ada kemungkinan bangunan tersebut dapat runtuh. Selain itu, kamu juga
harus memerhatikan situasi lingkungan sekitarmu. Sebaiknya, kamu tidak berada
di daerah sekitar gempa karena kemungkinan bahaya akibat gempa masih ada.
Misalnya reruntuhan bangunan. Apabila kamu berada di pantai atau di daerah
pesisir, perhatikan kondisi air laut setelah gempa. Jika air laut tiba-tiba
surut dalam sesaat, segeralah menjauh dari pantai sejauh mungkin karena adanya
kemungkinan gelombang tsunami akan terjadi.
Selain
itu, hendaknya kamu juga terus mengikuti informasi terkait gempa Bumi yang
terjadi. Dengan mengikuti informasi tersebut, kamu akan mengetahui apakah akan
ada gempa susulan atau gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Ada
kalanya kamu juga harus mengisi angket dari instansi terkait. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui besar kerusakan akibat gempa, sehingga instansi
terkait dapat memberikan bantuan dengan efektif. Sangat penting untuk terus
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa demi keselamatan kita bersama.
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
Buku Siswa Ilmu
Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Gambar gempa bumi oleh Angelo Giordano dari Pixabay
Baca juga:
Struktur Bumi dan Dinamikanya | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar