Gunung Berapi |
Pada
bagian sebelumnya kamu telah mempelajari bahwa gelembung udara pada air
mendidih dapat naik ke permukaan karena memiliki massa jenis yang lebih kecil. Sama halnya dengan air mendidih,
batuan cair atau magma juga bergerak ke permukaan karena memiliki massa jenis
yang lebih kecil dari batuan yang ada di sekitarnya. Naiknya magma ke permukaan
menyebabkan erupsi. Erupsi terjadi pada gunung berapi. Magma yang keluar dan
mengalir di permukaan Bumi saat terjadi erupsi disebut lava. Gunung berapi memiliki
lubang yang berbentuk melingkar di daerah puncaknya yang disebut kawah.
Saat erupsi terjadi, magma dan material lainnya dimuntahkan melalui kawah
gunung berapi.
Beberapa
gunung berapi terbentuk karena tabrakan dua lempeng. Proses tersebut akan
menghasilkan serangkaian gunung berapi. Hal ini seperti yang telah kamu
pelajari sebelumnya. Jika terdapat dua lempeng yang bertabrakan, maka lempeng
yang memiliki massa jenis yang lebih besar akan menekuk ke bawah lempeng yang
massa jenisnya lebih rendah. Ketika sebuah lempeng menekuk dibawah lempeng
lainnya, maka batuan pada lempeng yang menekuk akan melebur menjadi magma.
Magma tersebut akan naik menuju permukaan karena perbedaan massa jenis, seperti
pada Gambar berikut.
Gambar Proses pembentukan gunung berapi |
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, aktivitas lempeng dapat membentuk serangkaian gunung api. Salah satu rangkaian gunung api yang dikenal adalah cincin api pasifik (ring of fire). Cincin api pasifik merupakan pusat gempa dan rangkaian gunung berapi di sekitar samudra Pasifik. Hampir 90% pusat gempa berada di sepanjang cincin api Pasifik. Rangkaian gunung berapi diilustrasikan dengan titik merah pada Gambar berikut.
Gambar Cincin api pasifik yang mengitari samudra Pasifik. Keberadaan gunung berapi ditandai dengan titik merah |
Berdasarkan
gambar tersebut, ternyata Indonesia terletak di dalam cincin api pasifik.
Akibatnya, di Indonesia banyak terbentuk gunung api. Hal tersebut dikarenakan
letak Indonesia berada di jalur pertemuan lempeng Eurasia dan IndoAustralia.
Gunung api tersebut membentuk sebuah barisan yang membentang dari bagian barat
hingga timur Indonesia. Rangkaian gunung berapi membentang dari pulau Sumatra,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi hingga kepulauan Maluku, seperti terlihat
pada gambar berikut.
Gambar Persebaran gunung api di Indonesia |
Indonesia memiliki sekitar 150 gunung berapi, baik yang aktif maupun yang dorman (tidur). Gunung api aktif merupakan gunung api yang memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi dan meletus dalam jangka waktu yang pendek. Salah satu contohnya adalah gunung Merapi. Sejak tahun 1000 M, gunung Merapi telah meletus sebanyak 80 kali. Gunung api dorman adalah gunung api yang tidak terdapat aktivitas vulkaniknya dalam waktu yang lama. Akan tetapi, gunung tersebut dapat meletus sewaktu-waktu. Salah satu gunung api dorman di Indonesia adalah gunung Sinabung yang hingga September 2015 erupsinya belum selesai. Gunung Sinabung terakhir kali meletus pada tahun 1600, kemudian tiba-tiba aktif lagi pada tahun 2010 dan meletus kembali pada tahun 2013.
Erupsi
merupakan keluarnya magma dan material lainnya dari dalam Bumi oleh letusan
gunung berapi. Namun, istilah erupsi di masyarakat lebih dikenal dengan gunung
meletus. Letusan gunung api akan memuntahkan material dengan kekuatan yang
dahsyat dan lava pijar maupun lahar dingin yang keluar akan menyapu segala
sesuatu yang dilewatinya. Akibatnya, letusan gunung berapi dapat mengakibatkan
kerusakan yang sangat besar.
Gambar Proses erupsi |
Erupsi disebabkan oleh tekanan gas yang kuat dari dalam Bumi yang terus menerus mendorong magma (Gambar-a). Dengan demikian, magma akan terus naik menuju ke permukaan. Dalam perjalanannya, magma yang memiliki suhu hingga 12000C akan melelehkan batuan di sekitarnya. Akibatnya, terjadilah penumpukan magma (Gambar-b). Tekanan udara yang berasal dari dalam Bumi lambat laun semakin besar, sehingga tersimpan energi yang besar untuk mendorong magma keluar. Jika litosfer yang berada di atas magma tidak mampu menahan tekanan dari dalam Bumi, maka terjadilah erupsi (Gambar-c). Magma dan material lainnya dimuntahkan melalui kawah gunung api. Energi yang tersimpan tersebut dilepaskan dalam bentuk ledakan dan semburan yang kuat saat erupsi. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar a-b-c diatas.
Material
yang dikeluarkan saat letusan gunung berapi meliputi material padat, cair, dan
gas. Letusan gunung berapi akan mengeluarkan material padatan berupa batuan dan
mineral dari dalam Bumi. Hasil lainnya dari letusan gunung api adalah lava dan
lahar. Lahar merupakan lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan
material lainnya. Selain itu, letusan gunung berapi juga menghasilkan gas
beracun, yakni Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (SO2),
dan Nitrogen dioksida (NO2).
Selain
material tersebut, letusan gunung berapi juga menghasilkan awan panas (aliran
piroklastik) atau yang dikenal oleh masyarakat dengan nama “wedhus gembel”.
Awan panas merupakan hasil letusan seperti awan yang mengalir bergulung. Awan
panas terdiri atas batuan pijar, gas panas, serta material lainnya. Awan panas
memiliki suhu yang mencapai 7000C. Awan panas ini mengalir menuruni
lereng gunung api dengan kecepatan mencapai 200 km/jam. Perhatikan Gambar berikut.
Gambar Awan panas pada letusan gunung Merapi |
Letusan gunung berapi memiliki daya penghancur yang besar. Material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik dapat merusak segala sesuatu yang dilewatinya. Lava pijar yang keluar saat erupsi juga dapat menyebabkan hutan di sekitar gunung terbakar. Hal ini akan mengancam ekosistem alami di hutan tersebut. Selain itu, suhu tinggi awan panas yang mengalir menuruni bukit dapat merusak ekosistem serta membunuh makhluk hidup. Gas beracun dan hujan debu akibat gunung meletus juga dapat mencemari udara dan mengganggu pernapasan.
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
Buku Siswa Ilmu
Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Gambar Gunung Berapi oleh MonikaP dari Pixabay
Baca juga:
Struktur Bumi dan Dinamikanya | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar