Di tanah terdapat miliaran bahkan triliunan
organisme. Ingatkah kamu pada kegiatan sebelumnya (Aktivitas Peran Tanah bagi Kehidupan) saat
kamu menggali tanah untuk mengidentifikasi apa saja makhluk hidup di dalamnya? Apakah kamu sudah menemukan berbagai
macam makhluk hidup seperti semut dan cacing? Nah, selain makhluk hidup yang
tampak mata, di dalam tanah juga
terdapat miliaran organisme yang tinggal di dalamnya. Sayangnya, dari sekian
banyak organisme tanah hanya sedikit yang sudah mampu dikenali oleh para ahli.
Gambar Cacing Tanah |
Organisme tanah pada umumnya berada di lapisan tanah bagian atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah. Sekitar 80-100% aktivitas biologis yang terjadi di tanah, dilakukan oleh jamur dan bakteri. Hasil aktivitas biologis yang dilakukan oleh hewan, jamur, dan mikroorganisme inilah yang dapat memengaruhi kesuburan, tekstur, dan kegemburan tanah. Berikut ini uraian lebih lanjut tentang beberapa peran organisme tanah.
a. Dekomposer
Organisme tanah dapat melakukan dekomposisi atau menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa makhluk hidup. Daun-daun yang telah jatuh ke tanah, ranting-ranting, dan jasad hewan yang telah mati, akan diurai menjadi materi anorganik. Selain menguraikan materi organik, organisme tanah juga dapat membantu pelapukan batuan menjadi bahan-bahan anorganik atau yang biasa kita sebut mineral tanah. Materi anorganik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut dengan zat hara atau nutrisi bagi tumbuhan. Keberadaan organisme tanah sebagai dekomposer dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk kompos, yaitu pupuk dari bahan organik.
b. Pereaksi Kimia dalam Tanah
Bakteri yang terdapat di tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi organik. Misalnya bakteri Nitrobacter yang terlibat dalam reaksi penguraian materi organik kompleks yang berasal dari sisa makhluk hidup menjadi senyawa nitrat, senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Selain bakteri juga terdapat mikoriza, yaitu jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan untuk meningkatkan kemampuan tumbuhan menyerap unsur hara berupa fosfor.
c. Pengurai Polutan dalam Tanah
Organisme tanah dapat berperan sebagai agen biologis yang mampu membersihkan polutan dalam tanah. Organisme tanah menguraikan bahan kimia yang masuk ke tanah misalnya herbisida. Penguraian herbisida dapat dilakukan dengan lebih cepat jika aktivitas organisme tanah semakin tinggi. Unsur racun dan polutan seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah karena terakumulasi di dalam tubuh bakteri. Polutan-polutan tersebut tidak menyebabkan polusi bertambah parah.
d. Pencegah Penyakit Tanah
Pada kondisi normal, ketika tanah memiliki jumlah senyawa organik dan aktivitas organisme yang tinggi, maka organisme tanah dapat melawan organisme penyakit yang masuk ke tanah. Kondisi tanah yang normal dapat tercipta ketika aktivitas pertanian dan perkebunan tidak berlebihan dan tidak banyak menggunakan bahan kimia untuk pupuk dan pestisida. Secara alami, organisme yang ada di tanah memanfaatkan prinsip pengendalian biologis, yaitu mangsa dan pemangsa sehingga organisme yang mengganggu tanah dapat terkendali.
e. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah
Coba perhatikan tanah di sekitarmu! Tanyakan pada orangtuamu apa saja jenis tanah yang ada di sekitarmu? Tanah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya. Jenis tanah dapat ditentukan berdasarkan jumlah butiran penyusun yang paling banyak terdapat pada tanah tersebut. Aktivitas biologis organisme tanah berpengaruh dalam membentuk butiran-butiran penyusun tanah sehingga menentukan tekstur tanah.
Butiran yang terdapat di dalam tanah adalah pasir, tanah liat, dan debu. Tekstur tanah secara sederhana dapat ditentukan berdasarkan “Uji Tekstur”. Agar lebih memahaminya, ayo lakukan aktivitas berikut ini dengan saksama!
Kamu telah melakukan Aktivitas mengindentifikasi tekstur tanah. Menyenangkan bukan? Sekarang kamu telah mengetahui cara sederhana menentukan jenis tanah. Jenis tanah dikelompokkan berdasarkan ukuran butiran penyusunnya. Tekstur tanah merupakan besar kecilnya ukuran butiran yang menyusun tanah. Tekstur tanah juga diartikan sebagai perbandingan antara banyaknya tanah liat, tanah lempung, dan pasir yang terkandung dalam tanah.
Tanah memiliki ukuran butiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita menggolongkan tanah menjadi beberapa jenis tanah seperti tanah lempung, tanah liat, dan pasir, ataupun tanah campuran dari ketiganya.
Jenis tanah dapat diberi nama berdasarkan ukuran butiran utama atau kombinasi dari ukuran butiran yang paling melimpah. Sebagai contoh, kita dapat menyebut “tanah liat berpasir” ketika tanah tersebut dapat dibuat menjadi pita yang tipis dan panjang, serta terasa berpasir.
Pembentukan tekstur tanah ini tentunya tidak lepas dari bantuan beberapa makhluk hidup seperti cacing atau akar tumbuhan yang mampu mempercepat pemecahan butiran-butiran tersebut dari batuan. Akar tumbuhan mampu menembus batuan karena akar mampu mengeluarkan zat asam sehingga secara kimiawi dapat membantu pelapukan batuan.
Kamu sudah tahu bahwa tanah dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya. Tekstur tanah tersebut juga akan memengaruhi sifat-sifat tanahnya. Untuk mengetahui sifat-sifat setiap jenis tanah, lakukanlah aktivitas berikut ini dengan penuh semangat!
Setelah kamu melakukan percobaan untuk mengidentifikasi daya serap tanah, tentu sekarang kamu sudah semakin tahu bahwa sifat-sifat tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah pasir memiliki tekstur yang berbutir kasar yaitu antara 0,1-2 mm, tidak mampu membentuk struktur yang kompak, dan memiliki pori-pori besar yang saling terhubung. Sifat tanah pasir yang demikian menyebabkan tanah pasir kurang baik dalam menyimpan air atau menahan air. Berbeda dengan tanah liat, tanah liat tersusun atas butiran-butiran yang sangat kecil yaitu <0,002 mm, memiliki struktur yang kompak, dan memiliki poripori kecil yang tidak saling terhubung. Sifat tanah liat yang demikian menyebabkan tanah liat lebih baik menyimpan atau menahan air. Hal tersebut dapat dilihat dari pergerakan atau aliran air yang lambat ketika tanah liat diberi air.
Sifat tanah akan memengaruhi kemampuannya dalam menyediakan nutrisi dan air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan. Tanah yang subur memiliki perpaduan tanah lempung, tanah liat, dan pasir yang hampir sama. Sifat dari perpaduan ketiga jenis tanah tersebut akan sangat menguntungkan tumbuhan. Oleh karena adanya tanah liat yang sulit ditembus air, maka kandungan air dalam tanah dapat terjaga. Adanya pasir juga menguntungkan karena akan membentuk pori-pori yang cukup besar sehingga memudahkan sel-sel akar untuk mendapatkan oksigen.
f. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah
Organisme tanah membantu terbentuknya struktur tanah. Struktur tanah merupakan susunan butiran-butiran tanah yang terikat satu sama lain menjadi suatu gumpalan. Butiran-butiran tanah direkatkan oleh suatu perekat seperti bahan organik yang dihasilkan oleh organisme tanah. Lendir yang dihasilkan oleh organisme tanah akan bercampur dengan tanah dan membuat butiran tanah terkumpul membentuk gumpalan-gumpalan tanah. Gumpalan tanah yang baik akan menunjang kehidupan organisme tanah dan juga menunjang pertumbuhan populasi organisme tanah. Keberadaan jamur di tanah juga mampu membantu pembentukan gumpalan tanah.
Struktur tanah dan kegemburan tanah memiliki
keterkaitan. Organisme tanah juga mampu membuat pori-pori tanah sehingga dapat
menggemburkan tanah dan memungkinkan udara masuk ke dalam tanah (aerasi tanah).
Pori-pori tanah dapat terbentuk karena adanya pergerakan organisme tanah
seperti cacing tanah, lipan, dan kaki seribu. Pori-pori tanah berguna untuk
meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Tanah yang memiliki aerasi dan jumlah
air yang cukup, sangat baik untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
Referensi:
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar