Organisme
tanah merupakan faktor penting yang harus ada di dalam tanah. Coba diskusikan
dengan teman sebangkumu, adakah tanah di permukaan bumi yang tidak mengandung
organisme tanah? Apakah organisme tanah dapat musnah dan punah? Bagaimana cara
menjaga agar organisme tanah tetap lestari?
Di
semua tanah yang ada di permukaan bumi terdapat organisme tanah. Sebagai contoh
Nematoda, merupakan hewan serupa cacing
gilig dapat hidup secara luas bahkan di daerah gurun maupun antartika. Nematoda
hidup bebas di dalam tanah dan memakan bakteri atau jamur, atau hewan-hewan
yang lebih kecil akan sangat membantu mempercepat pergantian materi organik,
kemudian melepaskan senyawa-senyawa karbon dan nitrogen ke tanah.
Gambar Akar Kacang-kacangan Mengandung Bakteri Rhizobium |
Akar Tumbuhan Suku kacang-kacangan (Papilionaceae), memiliki bintil-bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan tanaman yang bersangkutan. Bakteri Rhizobium radicicola membantu menyuburkan tanah.
Sisa-sisa organisme maupun bangkai organisme yang telah hancur/lapuk dinamakan detritus. Detritus merupakan sumber energi bagi detritivor. Jadi, detritivor merupakan organisme pemakan detritus. Luwing, cacing tanah, dan rayap merupakan detritivor. Organisme ini sangat membantu dalam penghancuran secara mekanik sampah organik sebelum mengalami proses penguraian secara kimia. Dengan demikian detritivor juga memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam proses daur ulang sampah organik, di samping organisme pengurai.
Roti (a) dan nasi basi (b) yang telah ditumbuhi jamur |
Apa yang terjadi pada sisa-sisa bagian tumbuhan dan hewan yang telah mati? Setelah beberapa hari, di permukaan bagian tanaman dan hewan yang mati akan terlihat adanya jamur maupun bakteri yang melakukan pembusukkan. Di sinilah nampak peran dari dekomposer atau pengurai dalam menguraikan zat organik yang terdapat pada makhluk hidup yang sudah mati menjadi zat yang lebih sederhana, seperti mineral atau zat organik lain. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur saproļ¬t. Zat mineral atau zat hara hasil penguraian meresap ke dalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.
Organisme
tanah dapat punah apabila habitatnya terganggu. Tanah yang kandungan nutrisinya
terus berkurang dapat menyebabkan organisme tanah punah. Kondisi tanah yang
terlalu kering, terlalu basah, dan
terlalu padat akan menyebabkan organisme tanah punah. Derajat Keasaman (pH)
tanah yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kepunahan organisme tanah.
Cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian organisme tanah sebagai berikut.
a. Menyediakan nutrisi yang cukup
Sumber
makanan utama organisme tanah adalah: kompos, bahan tanaman yang mati, tanaman
pupuk hijau, kotoran, dan bangkai hewan.
b. Menyediakan habitat yang sesuai
Organisme
tanah membutuhkan habitat yang baik untuk hidup. Sebagian organisme tanah hidup
di lapisan bahan organik di permukaan tanah. Sebagian lagi hidup di tempat yang
mereka buat sendiri seperti lubang-lubang dan saluran-saluran. Ada juga
organisme tanah yang hidup di dalam pori-pori yang terbentuk secara alami oleh
struktur tanah. Beberapa jenis jasad renik hidup di dekat akar tanah karena
mereka dapat memakan cairan eksudasi akar. Jika tanah terbuka dan
memadat, habitat untuk tempat hidup organisme tanah menjadi sangat kurang.
c. Organisme tanah membutuhkan air dan udara
Tanah
dengan struktur yang baik memiliki aerasi yang baik dan dapat menyimpan air
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan organisme tanah. Pada tanah yang kering,
banyak jasad renik yang menjalani masa hibernasi dan aktif kembali ketika hujan
turun.
Referensi:
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017
Gambar Bintil Akar Kacang-kacangan: IPA TERPADU: SMP/MTs Kelas VII oleh Anny Winarsih, Agung Nugroho, Sulityoso HP, M Zajuri, Supliyadi, Slamet Suyanto — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Baca juga:
Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar