Sudah
lama manusia memanfaatkan pengetahuannya terkait dengan genetika di bidang
pertanian, salah satunya yaitu dalam penyiapan bibit unggul melalui pembuatan
varietas hibrida. Pernahkah kamu mendengar varietas padi hibrida atau jagung
hibrida? Varietas hibrida merupakan suatu jenis tanaman yang merupakan
keturunan dari persilangan antara dua atau lebih jenis tanaman yang memiliki
ciri-ciri genetik yang berbeda. Persilangan ini tentunya juga berdasar pada
penemuan yang dilakukan Mendel tentang hukum pewarisan sifat. Varietas hibrida
ini dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari
induk-induk yang disilangkan.
Padi
hibrida dapat menghasikan beras 30% lebih banyak daripada padi pada umumnya, lebih
tahan terhadap lahan yang kering, lebih pulen, lebih wangi, dan lebih cepat
dipanen. Contoh padi hibrida misalnya varietas Sembada, IR 64, Way Apo, Arize,
Intani, PPH, Beras Prima, dan varietas IPB 4S. Varietas padi IPB 4S (lihat
gambar) dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).
Padi Varietas IPB 4S |
Padi ini dikembangkan dalam rangka membantu pemerintah mencegah krisis pangan. Padi varietas ini dapat dipanen setelah ± 112 hari penanaman, memiliki tekstur yang pulen, tahan terhadap hama tungro, dan mampu menghasilkan hasil panen sebesar 10,5 ton/Ha.
Selain
padi, juga ada jagung hibrida, misalnya Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2,
Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin, Metro, dan Varietas Bima. Jagung
varietas Bima-14 Batara (lihat gambar) merupakan jagung hibrida unggul yang
dihasilkan Balai Penelitian Tanaman Serealia melalui persilangan.
Jagung Varietas Bima-14 Batara |
Varietas
hibrida Bima14 Batara ini dapat dipanen sekitar ± 95 hari setelah penanaman,
memiliki tinggi ± 199 cm, dan perakaran yang kuat sehingga tidak mudah roboh.
Penampilan jagung ini kokoh dan seragam. Kelobot jagung menutup rapat sehingga
tahan penyakit bulai, penyakit karat, dan penyakit bercak daun. Bentuk biji
jagung ini seperti mutiara dan berwarna kuning. Jagung varietas Bima-14 Batara
ini mampu menghasilkan hasil panen sebesar 12,9 ton/ha. Selain memiliki potensi
hasil panen yang tinggi, tanaman jagung tersebut juga tidak mudah busuk,
sehingga cocok digunakan sebagai pakan ternak sapi dan domba.
Sumber:
Ilmu
Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 | |
20 | |
21 | |
22 | |
23 | |
24 | |
25 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar