1. Tumbuhan Lumut
Lumut
merupakan kelompok tumbuhan yang masih sederhana, lumut belum memiliki akar,
batang, dan daun yang sejati. Secara umum lumut dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun.
Meskipun
tumbuhan lumut memerlukan kondisi yang lembap untuk tumbuh dan berkembang biak,
banyak jenis lumut yang dapat bertahan dalam kondisi yang kering dalam kurun
waktu yang cukup lama. Mereka dapat tumbuh pada tanah yang tipis dan pada tanah
dimana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh. Spora dari lumut akan dibawa oleh
angin. Spora akan tumbuh menjadi tumbuhan baru jika ada air dan beberapa
komponen pendukung lain.
Sering
kali lumut merupakan tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang
sudah rusak misalnya akibat aliran lava atau akibat kebakaran hutan. Oleh
karena itu, lumut juga disebut organisme pionir atau tumbuhan perintis. Sebagai
tumbuhan pionir, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini
bersamaan dengan pelapukan bebatuan akibat panas dan angin (pelapukan fisika), serta
zat kimia lain seperti zat asam atau oksigen (pelapukan kimia) yang akhirnya
membentuk tanah, sehingga pada akhirnya tumbuhan lain dapat tumbuh pada daerah
tersebut.
Tahukah
kamu bahwa beberapa lumut juga dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah
dan menyimpan air. Beberapa juga dapat digunakan sebagai obat hepatitis,
seperti kelompok lumut hati Marchantia polymorpha. Beberapa kelompok dari lumut
daun seperti Sphagnum yang sudah lapuk dapat digunakan sebagai bahan bakar
seperti batu bara.
2. Pengembangbiakan Anggrek
Ukuran
biji anggrek sangat kecil, hampir menyerupai tepung. Kecilnya ukuran ini
menyebabkan jumlah cadangan makanan dalam biji juga sangat sedikit, sehingga
sangat sulit bagi biji anggrek untuk tumbuh. Biji anggrek dapat tumbuh jika
kondisi lingkungan cukup lembap dan dibantu oleh jenis jamur tertentu yang
dikenal dengan mikoriza.
Rendahnya daya tumbuh biji anggrek inilah yang menyebabkan anggrek cukup langka. Para peneliti dan petani anggrek telah mengembangkan teknik perkembangbiakan anggrek dengan menggunakan kultur jaringan untuk mengatasi permasalahan perkembangbiakan pada anggrek.
Tunas
atau biji anggrek yang telah diambil kemudian ditanam pada medium agar-agar
yang berisi nutrisi dan zat pengatur tumbuh. Biji anggrek dapat tumbuh lebih
cepat dan lebih banyak melalui cara tersebut. Setelah proses penanaman, biji
anggrek akan mengalami tahap pengakaran atau tumbuhnya akar. Tumbuhnya akar
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan
baik. Selanjutnya, dilakukan pemisahan biji yang telah mengalami pengakaran
atau yang disebut plantlet. Plantlet akan tumbuh menjadi tanaman anggrek dengan
struktur organ yang lengkap, yaitu akar, batang, dan daun. Jika telah memiliki
struktur demikian, tanaman anggrek dapat dikeluarkan dari botol kultur dan
ditanam pada media dalam pot. Perhatikan Gambar 2.39!
Tanaman
anggrek terlebih dahulu harus ditempatkan pada ruangan atau disebut dengan
proses aklimatisasi, yang bertujuan agar tanaman anggrek yang baru dapat
mengenali kondisi di luar botol kultur. Jika akar tanaman anggrek telah tumbuh
kuat, maka tanaman anggrek siap dipindahkan ke media tanam yang baru dan dapat
ditanam di luar ruangan.
3. Telur Unggas
Kamu
tentunya pernah melihat atau bahkan memakan telur ayam, bebek, atau telur
unggas lain sebagai lauk pauk. Tahukah kamu apa sebenarnya telur itu? Telur
yang kamu jumpai sehari-hari terdiri atas kuning telur (yolk), membran vitelin,
putih telur (albumen), kalaza, embrio, ruang udara, cangkang telur, dan membran
cangkang telur.
Telur
dapat menetas jika dierami. Ayam, itik, dan burung merpati mengerami telur di
bagian bawah tubuhnya di atas sarang. Penyu memiliki cara unik untuk mengerami
telurnya, yaitu dengan meletakkan telurnya di dalam tanah daerah pantai.
Tahukah kamu apa fungsi pengeraman pada telur?
Embrio
pada telur dapat berkembang dengan baik jika berada pada suhu dan kelembapan
tertentu. Jika suhu kurang atau lebih rendah dari yang diperlukan oleh telur
maka embrio akan berhenti berkembang. Sebaliknya, jika suhu untuk pengeraman
terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio atau ketidaknormalan
perkembangan embrio. Tiap telur memerlukan suhu yang berbeda untuk dapat
berkembang dan menetas menjadi individu baru. Embrio telur ayam dapat
berkembang dengan baik pada suhu 38,33°C–40,55°C, itik 37,78°C–39,45°C, puyuh
39,5°C, dan walet 32,22°C–35°C.
4. Hewan cacing
Pernahkah
kamu melihat cacing yang sedang kawin? Cacing merupakan hewan hermaprodit
artinya dalam satu tubuh cacing terdapat dua alat kelamin yaitu jantan dan
betina.
Meskipun memiliki dua alat kelamin sekaligus, cacing tidak dapat melakukan perkembangbiakan secara seksual sendiri. Pada perkembangbiakan seksual cacing tetap memerlukan cacing yang lain. Kirakira mengapa ya? Coba kamu pikirkan!
5. Pengendalian biologis terhadap hama
Serangga
dapat bermanfaat bagi tumbuhan dan manusia tetapi ada pula serangga yang
menjadi hama. Hama dapat dikendalikan secara efektif dengan menggunakan
insektisida. Sayangnya, beberapa serangga dapat berkembang dan menjadi tahan
terhadap insektisida atau resisten terhadap insektisida. Keadaan ini biasanya
timbul sebagai akibat penggunaan satu jenis insektisida secara terusmenerus
dalam waktu yang cukup lama. Racun pada insektisida dapat membunuh hama dan
dapat pula membahayakan makhluk hidup bukan hama.
Berbagai
cara untuk melakukan pengendalian biologis terhadap hama telah dikembangkan dan
diuji. Pengendalian biologis terhadap hama dilakukan dengan bantuan berbagai
jenis bakteri, jamur, dan virus. Makhluk hidup parasit dan pemberian predator
alami bagi hama juga berhasil dilakukan untuk mengendalikan hama tertentu.
Dikembangkan
pula metode pengendalian hama dengan melibatkan hama jantan. Hama jantan diberi
perlakuan tertentu sehingga tidak dapat melakukan perkembangbiakan. Cara lain
dengan diberikan suatu bahan kimia tertentu yang dapat mengganggu perilaku
perkembangbiakan hama.
6. Ayo, Kita Renungkan
Tumbuhan
dan hewan serta makhluk hidup yang lain, dianugerahi oleh Tuhan kemampuan untuk
dapat berkembang biak dan beradaptasi. Dapat dibayangkan bagaimana akibatnya
bagi manusia jika hewan dan tumbuhan berhenti berkembang biak? Tidak akan ada
lagi yang dapat memanfaatkan energi matahari seperti yang dilakukan tumbuhan.
Kemampuan
perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan sangat beragam, dari yang paling
sederhana dengan hanya membelah diri, sampai yang paling kompleks seperti pada
mamalia. Dengan kemampuan perkembangbiakan yang demikian, bukan berarti kita
juga dapat memanfaatkan mereka sesuka hati kita. Kita juga harus menjaga
kelestarian lingkungan, dalam memanfaatkan tumbuhan dan hewan bagi keperluan
kita. Pemanfaatan berlebihan tanpa menjaga keseimbangan ekosistem dapat menyebabkan
kepunahan jenisjenis tumbuhan dan hewan. Nah, bagaimana dengan kamu?
Sumber:
Ilmu
Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWAN | |
01 | |
02 | |
03 | Perkembangbiakan Vegetatif Buatan pada Tumbuhan Angiospermae |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 | |
18 | |
19 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar