Kamu
telah memahami organ reproduksi pada laki-laki bukan? Bagaimana organ-organ
yang menyusun sistem reproduksi pada perempuan? Apakah sama dengan organ
penyusun sistem reproduksi pada laki-laki?
Untuk
menjawabnya, ayo kita selesaikan Aktivitas mempelajari organ-organ penyusun
sistem reproduksi pada perempuan berikut ini.
Organ-Organ Penyusun Sistem Reproduksi pada Perempuan |
Setelah menyelesaikan Aktivitas mempelajari organ-organ penyusun sistem reproduksi pada perempuan, tentunya kamu sudah memahami organ penyusun sistem reproduksi pada perempuan. Lalu apa saja fungsi dari masing-masing organ tersebut? Ayo, kita simak dengan saksama paparan berikut ini!
Struktur dan Fungsi Organ pada Sistem Reproduksi Perempuan |
Alat
reproduksi perempuan juga dapat dibedakan menjadi alat reproduksi luar dan alat
reproduksi dalam.
a.
Alat Reproduksi Luar
Alat
reproduksi perempuan yang terletak di luar yaitu vulva dan labium. Vulva yaitu
suatu celah paling luar dari alat reproduksi wanita yang dibatasi oleh sepasang
bibir (kanan dan kiri). Kedua bibir ini disebut dengan labium. Ke dalam vulva
bermuara dua saluran, yaitu saluran urine dan saluran reproduksi (vagina).
b.
Alat Reproduksi Dalam
Alat
reproduksi dalam perempuan antara lain terdiri atas ovarium, dan saluran
reproduksi.
1) Ovarium
Ovarium
atau indung telur merupakan organ reproduksi perempuan yang terletak di sebelah
kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berjumlah sepasang dan
memiliki bentuk seperti telur dengan ukuran sekitar 4 cm × 3 cm × 2 cm. Di
dalam ovarium terdapat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel
inilah sel telur atau ovum berkembang. Sel-sel oosit (calon sel telur)
berkembang sejak awal kehidupan seorang perempuan dan mencapai kematangan
setelah pubertas.
Folikel
ini juga menghasilkan hormon perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Tahukah
kamu fungsi lain dari hormon estrogen dan progesteron? Hormon estrogen dan
progesteron berperan mengatur siklus menstruasi. Hormon ini juga mengatur
perkembangan ciri-ciri reproduksi sekunder pada perempuan. Ciri reproduksi
sekunder tersebut antara lain, semakin besarnya pinggul, tumbuhnya rambut pada
bagian tertentu, berkembangnya payudara, semakin aktifnya kelenjar minyak, dan
kelenjar keringat yang dapat memicu munculnya jerawat.
Pada
setiap bulan, sel telur yang telah matang dilepaskan dari ovarium. Proses pelepasan
sel telur dari indung telur ini disebut ovulasi. Selanjutnya, sel telur
tersebut akan ditangkap oleh fimbriae dan kemudian akan bergerak ke saluran
telur (tuba fallopii).
Saat
ini kamu telah mengetahui bahwa jumlah ovarium yang dimiliki oleh perempuan ada
dua buah. Nah, apakah kedua ovarium tersebut akan melepaskan sel telur secara
bersamaan? Biasanya setiap ovarium akan bergiliran melepaskan ovum (telur)
setiap bulannya. Akan tetapi, jika salah satu ovarium tidak ada atau tidak
berfungsi, misalnya karena diangkat (diambil) melalui proses operasi, maka
ovarium lainnya akan terus melepaskan sel telur.
2) Saluran Reproduksi
Saluran
reproduksi perempuan terdiri atas saluran telur atau tuba fallopii, uterus, dan
vagina
a) Saluran Telur (Tuba Fallopii)
Saluran
telur (tuba fallopii) atau oviduk berjumlah sepasang, yaitu kanan dan kiri yang
memanjang ke arah samping dari uterus. Panjang tuba fallopii ini sekitar 10 cm.
Saluran telur berakhir dalam struktur berbentuk corong yang disebut
infundibulum, yang ditutupi fimbriae. Fimbriae menangkap sel telur yang
dilepaskan oleh ovarium. Fungsi saluran telur membawa sel telur dari
infundibulum ke rahim. Pada saluran telur inilah terjadi fertilisasi atau
pembuahan. Setelah terjadi fertilisasi, saluran telur akan menyalurkan zigot
(hasil fertilisasi) menuju uterus atau rahim.
b) Rahim (Uterus)
Uterus
atau rahim merupakan organ yang memiliki dinding yang tebal, memiliki bentuk
seperti buah pir yang terbalik. Secara normal, rahim terletak di atas kantong
kemih. Rahim berfungsi sebagai tempat
perkembangan janin. Pada saat seorang perempuan tidak hamil, rahim memiliki
ukuran 5 cm. Pada saat seorang perempuan hamil, rahim mampu mengembang hingga 30 cm, ukurannya
menyesuaikan dengan perkembangan bayi.
Dinding
rahim (endometrium) memiliki peranan dalam pembentukan plasenta. Plasenta
merupakan organ yang menyuplai nutrisi yang dibutuhkan bayi selama
perkembangannya. Pada perempuan yang
tidak hamil, ketebalan dinding rahim bervariasi selama siklus menstruasi
bulanan yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
c) Vagina
Vagina
merupakan saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim. Vagina
tersusun atas otot-otot yang elastis, dilapisi selaput membran, yang disebut
selaput dara (himen). Saluran ini menghubungkan antara lingkungan luar dengan
rahim. Saluran yang menghubungkan vagina dengan rahim adalah serviks (leher
rahim).
Tahukah
kamu bahwa selaput dara meru pakan selaput tipis yang tersusun atas pembuluh
darah? Selaput dara tersebut dapat robek karena aktivitas yang mem bahayakan.
Oleh sebab itu, kepada para perempuan selalu berhati-hatilah agar selaput
daramu tidak rusak, dengan cara tidak melakukan aktivitas yang membahayakan!
Mungkin saat ini kamu bertanya-tanya mengapa Tuhan Yang Maha Esa
menganugerahkan selaput dara kepada kaum perempuan? Tentunya Tuhan Yang Maha
Esa menganugerahkan selaput dara kepada kaum perempuan bukan tanpa tujuan.
Tujuan utama dari penciptaan selaput dara adalah agar perempuan dapat menjaga
diri untuk tidak melakukan aktivitas yang membahayakan terutama dari perbuatan
tercela yang melanggar norma sosial dan agama.
Vagina
berfungsi sebagai organ reproduksi, saluran untuk aliran darah menstruasi dari
rahim, dan jalan lahir bayi. Pada saat bayi akan lahir terjadi kontraksi
otot-otot pada dinding rahim. Kontraksi inilah yang menyebabkan bayi terdorong
ke jalan lahir (vagina).
Pada
bagian selanjutnya kamu akan mempelajari gaya gesek dan gaya dorong yang
terjadi pada rahim dan beberapa organ reproduksi seorang ibu. Dengan demikian,
kamu akan dapat mengetahui betapa beratnya perjuangan ibu pada saat melahirkan.
Oleh sebab itu, kamu harus selalu menghormati dan berbakti kepada ibu.
Sumber:
Ilmu
Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca Juga:
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar