Terbang
merupakan suatu kemampuan yang penting bagi burung. Untuk terbang dibutuhkan
otot yang kuat yang mampu mengimbangi berat tubuh burung. Untuk memahami
mekanisme burung terbang, sayap dapat dianalogikan sebagai lengan pada manusia.
Manusia memiliki otot dada yang kuat yang disebut dengan pectoralis major. Otot
ini dimulai dari tulang dada (sternum) hingga tulang lengan atas (humerus).
Ketika otot tersebut berkontraksi akan membuat lengan mendekati tubuh. Pergerakan ini seperti saat sayap burung mengepakkan sayap ke bawah.
Untuk menaikkan lengan, manusia memiliki otot yang lebih kecil yang disebut
dengan deltoid, yang berada di atas bahu. Karena otot pectoralis major lebih besar daripada otot deltoid, gaya yang
dihasilkan saat mendekatkan lengan ke dada lebih besar daripada saat menaikkan
lengan.
Pada burung, gerakan sayap ke atas diakibatkan oleh berkontraksinya otot supracoracoideus. Otot ini tidak terletak di bagian atas sayap, namun terletak di bagian bawah. Otot ini memiliki tendon yang melekat pada humerus pada sayap burung dengan melalui bahu terlebih dahulu dan memiliki prinsip kerja seperti katrol. Artinya, ketika otot supracoracoiedus berkontraksi otot akan menarik ke arah bawah, namun karena memiliki tendon yang memiliki prinsip seperti katrol, adanya tarikan ke bawah akan membuat sayap bergerak ke atas.
Sumber:
Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Baca juga:
Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar