A. Aktivitas Manusia menyebabkan Perubahan Lingkungan
Pernahkah
kamu mengamati perubahan musim yang terjadi akhir-akhir ini? Dalam pelajaran
IPS, kamu ketahui bahwa bulan Mei hingga September di Indonesia berlangsung
musim kemarau dan bulan Oktober hingga April berlangsung musim penghujan. Akan
tetapi, beberapa tahun terakhir ini, perubahan musim di negara kita tidak dapat
diprediksi lagi, terkadang bulan Mei di Indonesia masih turun hujan dan di
bulan November di Indonesia masih berlangsung musim kemarau. Adapun yang lebih
menakjubkan lagi peristiwa tersebut tidak dapat diprediksikannya musim ini
tidak hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi terjadi juga di
negara-negara lain di dunia. Pernahkah kalian mendengar berita turunnya salju
di Arab? Berita munculnya Matahari, ketika musim salju di Tiongkok? Mengapa hal
ini dapat terjadi? Apakah yang akan terjadi pada Bumi kita?
Ternyata,
peristiwa tersebut berkaitan erat dengan perubahan iklim di dunia. Perubahan
iklim tersebut terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa perubahan lingkungan terjadi sebagai akibat dari
aktivitas manusia. Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan alam dengan
keseimbangannya. Oleh karena itu, marilah belajar dengan sungguh-sungguh serta
berusaha untuk melestarikan alam sebagai wujud ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar kelak menjadi manusia yang cerdas dan peduli terhadap semua ciptaan
Tuhan.
Percobaan efek rumah kaca |
Hasil percobaan yang telah kamu lakukan menunjukkan adanya perbedaan suhu antara stoples yang dibiarkan terbuka dengan stoples yang ditutup dengan plastik diikat dengan karet gelang. Ruang dalam stoples dianalogikan sebagai Bumi dan tutup plastik dianalogikan sebagai gas-gas rumah kaca.
Di
atmosfer Bumi terdapat banyak gas-gas rumah kaca alami. Siklus air, karbon
dioksida (CO2), dan metana adalah beberapa bagian penting yang ada
di dalamnya. Tanpa adanya gas-gas rumah kaca tersebut, kehidupan di Bumi tidak
akan terjadi. Seperti halnya planet Mars, Bumi juga akan menjadi sangat dingin apabila
tidak terdapat gas-gas rumah kaca di atmosfernya. Sebaliknya, jika jumlah
gas-gas rumah kaca terus bertambah di atmosfer, maka suhu Bumi akan terus
meningkat. Coba pikirkan, manakah yang akan kamu pilih?
Meskipun
CO2, siklus air, dan gas-gas rumah kaca lainnya di atmosfer adalah
transparan untuk radiasi cahaya Matahari, namun gas-gas tersebut masih mampu
menangkap dan menyerap radiasi cahaya yang memancar ke Bumi dalam jumlah
banyak. Radiasi yang terserap sebagian juga akan direfleksikan kembali oleh
Bumi. Pada keadaan normal, jumlah
radiasi panas yang diserap dengan yang direfleksikan kembali sama.
Gambar The Greenhouse effect (Efek dari rumah kaca) |
Saat ini semakin tingginya polusi udara menyebabkan efek rumah kaca berubah. Sering kita dengarkan istilah efek rumah kaca, sebenarnya apakah efek rumah kaca tersebut? Efek rumah kaca adalah proses pemanasan alami yang terjadi ketika gas-gas rumah kaca di atmosfer Bumi memerangkap radiasi panas dari Bumi.
Prosesnya,
yaitu ketika radiasi sinar Matahari mengenai permukaan Bumi, maka akan
menyebabkan Bumi menjadi panas. Radiasi panas Bumi akan dipancarkan lagi ke atmosfer. Panas yang kembali dipantulkan
oleh Bumi terhalang oleh polutan udara sehingga
terperangkap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Proses ini akan menahan
beberapa panas yang terperangkap kemudian menyebabkan suhu Bumi meningkat.
Akibatnya, Bumi tetap menjadi hangat dan suhunya semakin meningkat.
Gas
rumah kaca tersebut membiarkan cahaya Matahari masuk ke dalam Bumi, akan tetapi
gas tersebut memantulkannya kembali ke permukaan Bumi. Dengan demikian, kondisi
di Bumi tetap hangat. Seperti halnya rumah yang dindingdindingnya terbuat dari
kaca. Sebagai gambarannya, lihatlah Gambar di atas.
Para
ilmuwan telah mempelajari efek rumah kaca sejak tahun 1824. Joseph Fourier
menyatakan bahwa Bumi akan jauh lebih dingin jika tidak memiliki atmosfer.
Adanya gas-gas rumah kaca inilah yang membuat iklim Bumi layak huni. Tanpa
adanya efek rumah kaca, permukaan Bumi akan berubah sekitar 600F
atau 15,60C lebih dingin.
Referensi:
Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar