Jumat, 01 Juli 2011

Sistem Saraf Manusia

Skema sistem saraf
Skema sistem saraf

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf. Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.  Sistem saraf meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam menanggapi rangsang, saraf  dibedakan reseptor dan efektor. Reseptor adalah sel saraf yang berfungsi mengenali dan menerima rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh, contohnya mata. Efektor adalah sel atau organ yang memberi tanggapan terhadap rangsangan, contohnya otot dan kelenjar.

I. Sel Saraf
a) Struktur Sel Saraf

Sel saraf motoris
Sel saraf motoris

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).  Dendrit berfungsi menerima impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi meneruskan impuls dari badan sel ke sel saraf berikutnya. Pada sel saraf motoris, akson sangat panjang, sebaliknya, dendrit pendek. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

b) Ragam Sel Saraf

Sel saraf terdiri dari sel saraf sensoris, Sel saraf motorik, Sel saraf interneuron
Sel saraf sensoris, Sel saraf motorik, Sel saraf interneuron

1. Sel saraf sensoris, berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat.
2. Sel saraf motoris, berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
3. Sel saraf interneuron / sel saraf asosiasi / sel saraf penghubung, berfungsi menghubungkan sel saraf motoris dengan sel saraf sensoris.

II. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang  (Medula spinalis).  Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput   meninges.  Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut  meningitis.

Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat

a) Lapisan membran meninges, dari luar ke dalam adalah sebagai berikut
1. Durameter, merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid, bentuknya seperti sarang labah-labah, terdapat cairan serebrospinalis mengisi sela-sela membran araknoid,  berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter,  terdapat pembuluh darah, dekat permukaan otak, berfungsi memberi oksigen dan nutrisi.

b) Otak
1. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.  Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut adalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir, yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas, dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

Otak manusia
Otak manusia

2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

3. Otak kecil (serebelum)
Otak kecil mempunyai fungsi utama keseimbangan tubuh dalam pengaturan koordinasi gerakan otot ketika bergerak .

4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

5. Sumsum tulang belakang / sumsum sambung / batang otak / medulla oblongata
Sumsum tulang belakang mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat pengatur pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh, serta pusat pelebaran dan penyempitan pembuluh darah. Sumsum lanjutan atau sumsum penghubung merupakan penghubung antara otak dengan sumsum tulang belakang.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai penghubung impuls yang berasal dari otak serta sebagai pusat gerak refleks. Sumsum tulang belakang (medula spinalis) menempati rongga tulang belakang dan berbentuk memanjang. Selaput pembungkusnya sama seperti pada otak, terdiri atas duramater, arachnoid, dan piamater. Penampang melintang sumsum tulang belakang terbagi atas dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam berwarna kelabu, banyak mengandung badan sel saraf dan sel saraf penghubung. Bagian luar berwarna putih, dan banyak mengandung serabut saraf.

III. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi

Sistem saraf tepi dibedakan menjadi Saraf  Parasimpatik / tak sadar / otonom dan Saraf Simpatik / saraf sadar.

a) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak. Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak ada 12 pasang  dan sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang.

b) Sistem Saraf Tak Sadar/Otonom
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Kerja sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).

c) Perbedaan Fungsi Saraf  Parasimpatik dan Simpatik
Parasimpatik
Simpatik
  1. mengecilkan pupil
  2. menstimulasi aliran ludah
  3. memperlambat denyut jantung
  4. membesarkan bronkus
  5. menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
  6. mengerutkan kantung kemih
1. memperbesar pupil
2. menghambat aliran ludah
3. mempercepat denyut jantung
4. mengecilkan bronkus
5. menghambat sekresi kelenjar pencernaan
6. menghambat kontraksi kandung kemih


IV. Sistem Indera Manusia
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.  Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Bagian sistem saraf yang berfungsi menerima rangsang adalah alat-alat indera, yaitu mata untuk melihat, hidung untuk membau, lidah untuk mengecap, telinga untuk mendengar dan kulit untuk merasakan sentuhan.

a) Istilah pada sistem saraf:
1. Reseptor : alat untuk menerima rangsang berupa alat indra
2. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
3. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
4. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
5. Sel Saraf Konektor/penghubung: penghubung sel saraf sensorik dan  motorik

b. Skema terjadinya gerak sadar, urutannya adalah Rangsang => reseptor => sel saraf sensorik => otak => sel saraf motorik => efektor => tanggapan. Contoh: gerak tangan menulis, gerak  berjalan menuju pintu.

c. Skema terjadinya gerak refleks,   urutannya adalah rangsang => reseptor => sel saraf sensorik => sumsum tulang belakang  => sel saraf motorik-efektor => tanggapan. Contoh: gerak kaki melompat ketika tertusuk duri, gerak kepala menghindar jendela ketika mau menabrak jendela.
 
Sumber:
Nur Kuswanti, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sukis Wariyono, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Elok Sudibyo, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Ganawati, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional